Share

Bab 41: Senyum di Balik Topeng

Pagi itu, seperti biasanya, Wulan sudah bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan. Dalam kesunyian rumah yang masih terlelap, ia mengisi waktunya dengan aktivitas yang menenangkan. Suara pelan dari peralatan dapur menjadi latar belakang bagi pikirannya yang terus bergerak, mencoba merangkai strategi untuk menghadapi hari yang penuh dengan tantangan emosional.

Saat Dimas akhirnya bangun dan masuk ke dapur, Wulan menyambutnya dengan senyum yang telah ia latih setiap hari. Senyum itu bukan sekadar ekspresi bahagia, melainkan tameng yang melindungi dirinya dari rasa sakit yang semakin lama semakin berat.

Dimas menghampiri Wulan, memeluknya dari belakang seperti yang biasa ia lakukan. "Pagi, Sayang. Apa yang kita makan hari ini?" tanyanya dengan nada ceria.

Wulan tersenyum lebih lebar, meski hatinya bergetar. "Aku buatkan nasi goreng kesukaan kamu, Mas. Kamu pasti suka."

Dimas tersenyum sambil melepaskan pelukannya dan duduk di kursi makan. Ia tampak bersemangat, tak menyadari ketegangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status