Share

Bab 38: Perlahan Membuka Luka

Pagi itu, Wulan kembali menjalani rutinitas yang telah menjadi bagian dari hidupnya sejak menikah dengan Dimas. Seperti biasa, ia terbangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan, bahkan ketika Bu Ratna dan Ana tidak pernah menghargai usahanya. Ia tahu bahwa tidak ada yang peduli seberapa keras ia berusaha, tetapi tugas sebagai seorang istri dan menantu sudah ia terima dengan lapang dada.

Saat ia menata meja makan dengan hati-hati, suara langkah ringan terdengar di belakangnya. Wulan berbalik dan mendapati Ana berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan ekspresi datar, seakan tak ada gunanya berbasa-basi.

"Mas Dimas udah kasih kabar kapan pulang?" tanya Ana tanpa memperlihatkan minat yang tulus. Suaranya dingin, tetapi tatapannya menyelidik, seolah mencari celah untuk mengkritik.

Wulan menggeleng pelan sambil memasukkan beberapa potong roti ke dalam oven. "Belum, mungkin minggu depan."

Ana mendengus pelan, matanya menyipit sejenak sebelum berbalik pergi tanpa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status