Share

Bab 35: Badai yang Menyusup Diam-diam

Pagi itu, Wulan bangun lebih awal dari biasanya. Meski malam sebelumnya ia sulit memejamkan mata, pikirannya yang bergejolak tak menghalangi tubuhnya untuk tetap menjalankan rutinitasnya. Dengan langkah tenang, ia menuju dapur, menyiapkan sarapan seperti biasa. Satu per satu, anggota keluarga Dimas mulai muncul di ruang makan.

Bu Ratna adalah yang pertama, dengan wajah yang tampak tak berubah dari hari-hari sebelumnya—dingin dan penuh penilaian. "Sarapan apa pagi ini, Wulan?" tanyanya, suara monotonnya terdengar di seantero ruangan.

"Masak nasi uduk dan ayam goreng, Bu. Semoga Ibu suka," jawab Wulan dengan tenang, senyum tipis menghiasi wajahnya. Dalam hatinya, Wulan merasa hambar. Rutinitas ini begitu akrab namun penuh kepalsuan.

Bu Ratna menanggapi dengan anggukan kecil, tidak menunjukkan antusiasme maupun keberatan. Bagi Wulan, sikap dingin itu sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ia tahu bahwa Bu Ratna dan yang lain hanya menunggu saat-saat ketika Dimas

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status