Share

Bab 33: Jebakan Emosi

Pagi yang cerah mulai menghilang saat Wulan melangkah keluar dari dapur, membawa cangkir teh hangat ke taman belakang. Hatinya terasa sesak dengan berbagai pikiran yang terus berputar. Ada keinginan kuat untuk membicarakan semuanya dengan Dimas—tentang perlakuan dingin keluarga, tentang rasa sakit yang ia pendam. Tapi setiap kali pikiran itu muncul, ia kembali mengingat betapa Dimas selalu tampak tenang dan tidak menyadari apa pun.

Ia tak ingin menjadi beban bagi suaminya. Setidaknya itulah alasan yang terus ia katakan pada dirinya sendiri. Namun, di balik semua itu, ada ketakutan. Ketakutan bahwa kebenaran tidak akan membuat apa pun lebih baik, malah justru bisa menghancurkan segalanya.

Wulan duduk di bangku taman, memandangi bunga-bunga yang ia tanam sendiri sejak pertama kali pindah ke rumah ini. Ada ketenangan yang ia temukan di taman ini, meski hanya sejenak. Setiap kelopak bunga yang mekar terasa seperti secercah harapan kecil di tengah lautan kegelapan yang melingkupi hidupnya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status