Share

Bab 32: Bayangan Kesepian

Pagi yang baru hadir dengan perlahan, menyinari rumah besar yang sunyi. Wulan menatap jendela, menunggu mentari yang masih malu-malu muncul di balik awan. Pagi ini seperti pagi-pagi lainnya, penuh kesunyian yang ia hadapi seorang diri. Dimas sudah berangkat lebih awal dari biasanya, meninggalkan Wulan dengan keheningan yang semakin akrab.

Pikirannya mengembara pada percakapan semalam. Dimas memang selalu menjanjikan akan meluangkan waktu lebih banyak untuk mereka, tetapi janji itu sering kali hanya tinggal janji. Wulan tak lagi mengharapkan apa pun dari janji tersebut. Kini, ia lebih fokus pada dirinya sendiri, pada kekuatan yang diam-diam ia bangun dari dalam.

Saat sarapan, Ana datang terlambat seperti biasa. Tatapan merendahkan yang dipakainya sudah menjadi bagian dari rutinitas yang tak terucap, namun selalu terasa menyengat bagi Wulan. Hari ini Ana terlihat lebih malas dari biasanya, dengan rambut acak-acakan dan raut wajah yang tak peduli.

"Kak Wulan, kenapa sih kamu selalu bangu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status