Maura merasa gelisah. Sudah sejak kemarin dia diperbolehkan pulang ke rumah. Dia menunggu Arshel cukup lama namun pria itu tak kunjung datang untuk menjemputnya. Maura akhirnya pulang sendiri dari rumah sakit.
Dia benar-benar tidak bisa tenang dan merasa ada yang aneh. Sejak dia pulang dari rumah sakit, Arshel tidak sekalipun datang untuk mengunjunginya. Bahkan pria itu juga tidak bisa dihubungi baik lewat chat maupun telepon. Kegelisahan Maura juga dipicu karena bayinya dibawa oleh sang suami yang tiba-tiba menghilang seperti ditelan bumi.
Maura yang sudah kehilangan kesabaran akhirnya memutuskan untuk nekat mendatangi kantor Arshel. Sebenarnya dia belum boleh banyak aktivitas pasca operasi cesar. Tapi ibu mana yang bisa tenang saat anaknya tidak bersamanya. Maura ingin menemui suaminya secara langsung dan bertanya keberadaan anak mereka. Namun setibanya di sana, resepsionis melarang Maura untuk masuk dan menemui Arshel.
“Tolonglah, Kiyara. Aku ingin menemui Pak Arshel. Ada hal penting yang harus aku bicarakan dengannya. Aku bukan orang lain. Aku masih termasuk karyawan juga di sini jadi izinkan aku masuk. Aku mohon,” pinta Maura pada petugas resepsionis yang dia kenal dan cukup dekat dengannya.
“Maafkan aku, Maura. Aku juga seorang karyawan biasa di sini. Aku hanya menuruti perintah Pak Arshel sendiri,” jawab Kiyara.
“Perintah apa?” tanya Maura.
“Perintah untuk tidak mengizinkanmu masuk jika kau datang kemari. Lagi pula kata Pak Arshel kau sudah bukan karyawan lagi di sini. Kau sudah diberhentikan.”
“Apa? Diberhentikan? Sejak kapan? Seingatku aku sudah mengajukan cuti,” ujar Maura. Informasi yang dia dapatkan dari Kiyara cukup membuatnya terkejut. Maura merasa heran karena selama ini Arshel sendiri tidak pernah memberitahunya tentang pemberhentian itu.
“Aku juga tidak tahu karena bukan ranahku untuk ikut campur dalam pengambilan keputusan, Maura. Bahkan posisimu juga sudah digantikan oleh orang lain. Aku hanya diminta untuk menyampaikan titipan ini,” kata Kiyara yang kemudian menyerahkan sebuah amplop pada Maura.
Maura membuka isinya yang ternyata adalah surat pemberhentian dan sejumlah uang dengan slip pembayaran untuk pekerjaannya selama ini. Maura merasa ada yang tidak beres.
“Kau yakin Pak Arshel sendiri yang memberikan perintah ini?” tanya Maura memastikan keraguannya.
“Iya, Maura. Kalau kau tidak percaya, kau juga bisa bertanya pada Ibu Revanya bagian HRD. Saat itu beliau mengatakan bahwa keputusan ini langsung dari Pak Arshel sendiri. Tidak ada alasan yang terperinci. Ibu Revanya hanya menduga bahwa perusahaan tidak bisa memberikan masa cuti yang terlalu lama padamu apalagi kau masih karyawan baru hingga akhirnya memutuskan pemberhentian kerja,” jelas Kiyara.
Maura benar-benar terkejut dengan apa yang dia dengar. Apalagi Kiyara mengatakan itu adalah perintah yang langsung diberikan oleh Arshel. Maura tidak mengerti apa sebenarnya maksud pria itu. Padahal sejak awal ketika mengetahui perihal kehamilannya, Arshel sendiri yang meminta Maura mengajukan cuti. Maura mulai merasa ada banyak hal aneh dan dia harus mencaritahu kebenarannya.
“Omong kosong apa ini? Pokoknya aku harus menemui Arshel bagaimana pun caranya. Dia harus menjelaskan semuanya padaku,” ucap Maura. Dia melipat amplop itu dan memasukkannya ke dalam tas.
Maura tidak mengindahkan larangan dari Kiyara atau resepsionis yang lain. Dia tetap nekat menerobos dan mendatangi ruangan Arshel. Bahkan tanpa mengetuk pintu sebelumnya, dia langsung masuk begitu saja. Maura sedikit terkejut karena ternyata di dalam sana dia melihat Arshel sedang bersama dengan perempuan lain.
Lebih parahnya lagi karena saat itu Arshel sedang bercumbu mesra dengan perempuan itu di atas sofa. Keduanya sudah setengah telanjang. Tak dapat dipungkiri bahwa perempuan itu mempunyai wajah yang cantik dan tubuh yang seksi. Perempuan itu kemudian merapikan pakaiannya. Ekspresinya menunjukkan rasa kesal karena aktivitas panas mereka terganggu karena Maura.
“Hei, beraninya kau masuk ke ruangan atasan dengan tidak sopan. Apa kau tidak tahu tatakrama?” sindir perempuan itu angkat bicara.
“Maafkan saya. Tapi saya ada keperluan mendesak yang harus dibicarakan dengan Pak Arshel,” ujar Maura memberanikan diri. Situasinya sudah terlanjur mendesak. Dia menatap ke arah Arshel dan pria itu hanya diam saja. Padahal Maura yakin Arshel tahu betul apa maksud ucapannya.
“Ada keperluan apa dengan suami saya sampai kamu tidak bisa menunggu dan mengganggu kenikmatan kami sebagai suami istri?”
“Suami istri?”
“Ya. Aku Sellia, istrinya Arshel,” ujar perempuan itu memperkenalkan diri.
Maura benar-benar terkejut dengan pernyataan Sellia. Awalnya dia mengira perempuan itu hanya perempuan panggilan yang disewa Arshel untuk memuaskan hasrat semata. Maura tidak tahu bahwa Arshel sudah punya istri sebelumnya.
Selama ini Arshel mengaku belum menikah. Maura yang masih berstatus sebagai karyawan baru di sana juga tidak mengetahui dengan jelas tentang kehidupan pribadi atasannya itu. Dia hanya percaya dengan apa yang Arshel katakan. Itu sebabnya dia bersedia dinikahi oleh Arshel.
Tapi sekarang Maura baru tahu bahwa selama ini dia sudah dibohongi. Arshel sudah beristri sebelum menikah dengannya. Dia dijadikan sebagai istri kedua yang hanya dinikahi secara agama. Dia telah menjadi orang ketiga dalam pernikahan orang lain tanpa sengaja. Maura sangat kecewa dan tidak menyangka Arshel akan begitu tega.
“Apa benar bahwa perempuan ini adalah istrimu, Arshel?” tanya Maura ditujukan pada sang suami untuk meminta kejelasan. Dia masih berharap bahwa Arshel akan mengelak dan semua yang Maura dengar tidak benar. Tapi apa yang dia terima tidak sesuai dengan harapan.
“Iya. Sellia adalah istriku. Itu sebabnya aku tidak bisa menikahimu secara hukum karena sebenarnya aku sudah beristri,” jawab Arshel mengakui kebohongannya selama ini.
“Apa? Jadi selama ini kau hanya memberiku janji palsu? Sebenarnya kau tidak pernah berniat untuk meresmikan hubungan kita? Lantas selama ini kau hanya menganggapku apa, Arshel?” cecar Maura dengan meninggikan suara.
“Hei, kamu sadar kamu siapa? Kamu hanya karyawan di sini dan itu pun sudah diberhentikan. Beraninya meninggikan suara pada atasan,” ujar Sellia mengomentari tindakan Maura. Maura berpikir Sellia belum tahu tentang hubungannya dengan Arshel.
Kesabaran Maura yang berada di ujung tanduk akhirnya mendorong perempuan itu untuk membongkar status hubungannya dengan Arshel yang selama ini mereka rahasiakan. Sebenarnya Maura ingin membalas Sellia dengan kenyataan itu. Dia ingin Sellia kehilangan keangkuhannya setelah dia tahu bahwa suaminya yang ia banggakan itu telah mengkhianatinya dengan memiliki istri lain.
“Asal kau tahu, saya memang bukan karyawan lagi di sini. Tapi saya punya hak untuk berbicara dengan Arshel sebagai seorang istri. Saya adalah istrinya. Kami sudah menikah dan bahkan memiliki seorang putra,” ungkap Maura memberanikan diri.
Maura menunggu reaksi terkejut dari Sellia. Tapi ekspresi seperti itu tidak ada di wajah istri pertama Arshel. Ekspresi angkuh dan senyum miring tetap saja Sellia tunjukkan. Alih-alih Sellia yang terkejut dengan pengakuan Maura, justru Maura lah yang mendapatkan kejutan besar.
“Kamu pikir aku tidak tahu tentang hubungan kalian?” ujar Sellia dengan santainya. Langkahnya semakin mendekat ke arah Maura.
“Aku tidak bodoh, Maura. Aku tahu bahwa selama ini kau menjadi istri kedua suamiku. Bahkan tanpa kau sadari, justru kau lah yang sudah menjadi boneka kami.”
“Apa maksudmu?” tanya Maura.
“Aku tahu bahwa kalian sudah menikah. Aku juga tahu kalau kau mengandung anaknya Arshel. Tapi aku sengaja diam saja. Arshel tidak akan pernah menceraikanku. Sebaliknya kamu yang akan dia tinggalkan. Pernikahanmu dengan Arshel adalah bagian dari rencana kami. Ayahnya Arshel berjanji akan mewariskan kekayaan keluarga dan perusahaan ini sepenuhnya pada Arshel jika kami berhasil memberinya cucu. Kamu adalah pion kami untuk mencapai tujuan itu. Kamu sudah melahirkan bayi untuk kami jadi permainan ini sudah selesai sekarang. Arshel mendapatkan keturunan dan aku tidak perlu merusak tubuhku untuk mengandung dan melahirkan. Aku tidak peduli untuk membesarkan anak orang lain. Hal yang paling penting adalah orang-orang tahu bahwa kami punya anak, kami mendapatkan warisan dan keluarga kami sempurna. Bukankah ini solusi yang cerdas?”
“Apa?”
“Apa? Jadi selama ini kalian sengaja mempermainkanku?” ujar Maura tak percaya. Tatapannya mengarah pada Arshel. Dia sangat kecewa. Tapi Arshel seolah ikut tersenyum mengejek kebodohan Maura.“Lebih tepatnya, kau terlalu bodoh, Maura. Apa yang kau pikirkan? Sadar diri! Apa kau pikir kau bisa menggantikan posisiku? Itu tidak akan pernah terjadi!” ejek Sellia.Maura tak lagi peduli pada omong kosong perempuan itu. Fokusnya tertuju pada Arshel. Dia masih mencoba untuk mencari kebenaran dari suaminya. Dia tidak menyangka bahwa pria yang selama ini bersikap manis dan penuh cinta ternyata menyimpan sebuah badai besar untuk menghancurkan hidupnya.“Arshel, jawab aku. Apa benar selama ini kau menikahiku hanya untuk memanfaatkanku saja? Apa selama ini sikap baik dan kasih sayangmu hanya pura-pura? Apa benar cintamu untukku itu palsu? Kau berjanji kita akan menikah setelah bayi kita lahir. Katakan bahwa semua ini tidak benar, Arshel!” cecar Maura dengan setengah berteriak.“Aku seorang pebisnis,
Setelah berhasil menyingkirkan Maura dari kehidupan mereka, Arshel dan Sellia membuat acara perayaan kelahiran anak mereka. Mereka mengundang banyak kolega bisnis baik dari perusahaan Arshel maupun dari perusahaan orang tua Sellia. Pada kesempatan itu mereka juga mengumumkan nama anak mereka.Nama Raynold Ardito Adhiyaksa mereka pilih tanpa melibatkan Maura sebagai ibu kandung si bayi. Seolah mereka benar-benar telah membuang Maura dari kehidupan mereka. Bahkan mereka membuat kebohongan publik dengan mengakui Raynold sebagai anak kandung mereka melalui surrogate mother. Mereka merahasiakan pernikahan Arshel dengan Maura bahkan dari pihak keluarga.“Saya tahu bapak/ibu hadirin merasa surprise karena kami tiba-tiba membuat acara peringatan kelahiran anak kami sementara selama ini istri saya tidak diketahui sedang mengandung. Saya akan menjelaskan semuanya di sini karena dari pihak keluarga kami juga belum semuanya mengetahui. Jadi sebenarnya, putra kami ini lahir melalui bantuan surrogat
Arshel langsung bergegas datang ke kantor setelah mendapat berita buruk dari Reno. Dia ingin memastikan sendiri kekacauan seperti apa yang sudah terjadi. Setibanya di kantor, dia langsung meminta kejelasan dari asistennya itu.“Sekarang katakan bagaimana semua masalah ini bisa terjadi,” pinta Arshel. Dia berbicara berdua dengan Reno di ruang kerjanya.“Aku juga tidak tahu bagaimana sistem kita bisa diretas. Tapi sekarang hacker itu sudah mendapatkan data-data perusahaan kita. Data pribadi karyawan, data pribadi rekan bisnis, semuanya sudah dia dapatkan. Bahkan masalahnya sudah sampai pada pembobolan rekening. Sekarang banyak karyawan dan rekan bisnis yang menuntut ganti rugi pada kita atas kehilangan dana yang disebabkan kasus peretasan informasi dari perusahaan kita,” jelas Reno.“Carilah ahli teknologi untuk mengamankan sistem informasi kita dari hacker itu,” kata Arshel.“Mungkin hal itu bisa kita lakukan untuk langkah perbaikan. Tapi sekarang data-data kita sudah terlanjur dicuri d
“Kau pasti hanya sedang bercanda ‘kan? Mana mungkin kau adalah putri dari pemilik perusahaan sebesar ini,” ujar Arshel tidak percaya dengan pernyataan Maura.“Memangnya kenapa kalau benar aku adalah anak dari pemilik Xavery Enterprise? Kau tidak terima? Atau kau menyesal sudah menyia-nyiakanku setelah tahu identitas asliku?” balas Maura dengan berani. Arshel tetap tidak percaya. Dia hanya tersenyum miring menganggap pernyataan Maura sebagai lelucon semata.“Apa kau begitu putus asa setelah kita tidak bersama sampai kau bermimpi terlalu tinggi? Oh atau kau di sini karena sedang mencari keuntungan dengan menjadi wanita simpanan putra Antonio? Sama seperti kau menumpang hidup dengan menjadi istri rahasiaku selama ini.”“Jangan asal bicara, Arshel!” tegur Maura memperingati. Dia tidak suka Arshel merendahkan harga dirinya.“Memang seperti itu kenyataannya, Maura. Kau rela menjadi istri rahasia dan bersembunyi dari semua orang demi bisa hidup enak dengan semua fasilitas yang aku berikan. I
“Sialan! Kenapa harus ada Maura di sana,” ujar Arshel kesal sambil melempar tas kerjanya ke atas meja. Dia kembali ke kantornya dengan perasaan marah.“Berani sekali dia menantangku. Dia sangat bangga karena sudah menjadi wanita simpanan pria kaya itu. Benar-benar wanita murahan,” umpat Arshel masih mengingat sikap Maura di kantor Kevin. “Maafkan aku, Arshel. Tapi ayolah berhenti membahas Maura. Kita sedang mengalami masalah besar dalam perusahaan. Kita sudah gagal mendapatkan bantuan dari Xavery Enterprise. Sekarang apa yang harus kita lakukan? Hanya mereka satu-satunya harapan kita,” ujar Reno menyadarkan atasannya itu.“Lupakan meminta bantuan dari perusahaan itu, Reno. Aku tidak sudi. Kevin itu sangat sombong. Apalagi kau dengar sendiri dia mengatakan hanya mau membantu kita jika Maura mengizinkannya. Aku tahu pasti Maura yang sudah memanfaatkan kedekatannya dengan Kevin untuk menjatuhkanku. Dia ingin aku mengaku kalah padanya. Tapi tidak, dia tidak akan mendapatkan apa yang dia
Arshel menceritakan masalah besar yang sedang menimpa perusahaannya pada Sellia. Dia berharap bisa berbagi dengan istrinya itu. Namun Sellia nampaknya tak terlalu peduli dan sibuk dengan urusannya sendiri.Bahkan Sellia semakin membuat Arshel pusing dengan berbagai keluhannya terkait Bayi Raynold. Padahal istrinya itu tidak mengurus Raynold sendiri melainkan sudah lebih banyak diserahkan pada suster. Arshel sudah mempekerjakan seorang perawat bayi karena Sellia tidak mau kehadiran bayi itu mengganggu kesibukan kerjanya sebagai seorang model.“Aku sedang sibuk mengurus keberangkatanku untuk pemotretan di Los Angeles. Aku tidak ada waktu untuk menanggapi keluhanmu. Datangi saja papaku kalau kau butuh bantuan tentang perusahaan. Dia pasti akan membantu,” ujar Sellia yang sedang sibuk menata barangnya ke dalam koper.Arshel bahkan tidak tahu tentang rencana keberangkatan Sellia. Sellia memang selalu mengambil keputusan sendiri tanpa meminta pertimbangan Arshel.“Tunggu. Kamu mau ke Los Ang
“Bagaimana, Edward?” tanya Maura terkait perkembangan kondisi perusahaan Arshel.“Semua berjalan sesuai yang kita inginkan, Nona. Mereka gagal mendapatkan bantuan dari Pradiksa karena Tuan Kevin sudah meminta Wika Group menghentikan kerja sama dengan perusahaan milik mertua Arshel,” tutur Edward.“Bagus. Aku ingin lihat bagaimana Arshel akan menyelesaikan masalahnya sekarang,” ujar Maura merasa senang.“Tapi ada masalah baru, Nona” tutur Edward.“Masalah apa?” tanya Maura.“Beberapa media menyebarkan berita rumor tentang hubungan Nona dengan Tuan Kevin.”“Apa?” ujar Maura terkejut.Edward kemudian menunjukkan tabnya yang menampilkan beberapa halaman website berita tentang rumor itu. Kevin sebagai pimpinan Xavery Enterpise dituduh menjalin hubungan gelap dan punya wanita simpanan.“Cih, berita sampah!” ujar Maura tidak suka kakaknya dituduh seperti itu. Dia tahu selama ini Kevin adalah orang yang bersih dan tidak suka main perempuan meskipun dia anak orang kaya.“Yang membuat berita in
“Maaf, Nona. Saya hanya bercanda,” ujar Edward membuat Maura menjadi sedikit lega.“Lagi pula kau pantas mendapatkan yang lebih baik dari wanita yang sudah dibuang oleh suaminya seperti aku,” ucap Maura menyayangkan nasibnya yang tak beruntung.Maura kemudian melanjutkan aktivitasnya memompa ASI dan berganti pakaian di dalam mobil. Edward ikut kasihan melihat Maura yang terpisah dari anaknya. Seharusnya perempuan itu masih menikmati masa-masa menjadi ibu baru dengan merawat bayi kecilnya. Namun Arshel membuat Maura tidak bisa merasakan hal itu.Setelah Maura selesai dengan penampilan yang kembali rapi, mereka pun melanjutkan perjalanan ke kantor. Setibanya di sana, Maura langsung mendapat tatapan tidak nyaman dari para karyawan yang berlalu lalang di loby. Mereka mulai berbisik-bisik saat melihat kedatangan Maura. Maura yakin mereka juga sudah membaca terkait rumor itu dan berpikiran negatif tentang dirinya.Maura menemui Kevin di ruangannya. Dia mendiskusikan terkait rumor yang bered