Share

Berita Mengejutkan

Setelah berhasil menyingkirkan Maura dari kehidupan mereka, Arshel dan Sellia membuat acara perayaan kelahiran anak mereka. Mereka mengundang banyak kolega bisnis baik dari perusahaan Arshel maupun dari perusahaan orang tua Sellia. Pada kesempatan itu mereka juga mengumumkan nama anak mereka.

Nama Raynold Ardito Adhiyaksa mereka pilih tanpa melibatkan Maura sebagai ibu kandung si bayi. Seolah mereka benar-benar telah membuang Maura dari kehidupan mereka. Bahkan mereka membuat kebohongan publik dengan mengakui Raynold sebagai anak kandung mereka melalui surrogate mother. Mereka merahasiakan pernikahan Arshel dengan Maura bahkan dari pihak keluarga.

“Saya tahu bapak/ibu hadirin merasa surprise karena kami tiba-tiba membuat acara peringatan kelahiran anak kami sementara selama ini istri saya tidak diketahui sedang mengandung. Saya akan menjelaskan semuanya di sini karena dari pihak keluarga kami juga belum semuanya mengetahui. Jadi sebenarnya, putra kami ini lahir melalui bantuan surrogate mother tapi dia tetap darah daging kami,” kata Arshel membuat pengumuman di depan semua tamu undangan. Pada kesempatan itu Sellia juga berdiri di sisi Arshel dengan menggendong baby Raynold.

“Salah satu pertimbangan yang membuat kami akhirnya mengambil langkah menggunakan bantuan surrogate mother untuk mendapatkan keturunan adalah karena rasa cinta saya yang teramat besar pada Sellia,” imbuh Arshel dengan tatapan ditujukan pada Sellia. Sellia menunjukkan senyum bangga.

“Saya tidak ingin memberatkan dan menyakiti istri saya dengan kehamilan dan persalinan. Selama ini dia sudah menjadi istri terbaik untuk saya dan saya tidak tega jika harus membebaninya lagi dengan rasa sakit dan kesulitan lainnya. Itu sebabnya kami memilih jalan ini untuk mendapatkan keturunan hingga akhirnya lahirlah bayi Raynold yang menjadi penyempurna di tengah-tengah keluarga kecil kami,” ungkap Arshel sembari mengecup mesra kening Sellia.

“Terima kasih, Sayang” balas Sellia.

Sontak saja hal itu mendapatkan sorakan dan tepuk tangan dari para undangan yang hadir. Para wanita merasa iri dengan perlakuan Arshel pada Sellia. Bahkan mereka berharap bisa mendapatkan perlakuan yang sama dari pasangan mereka. Tak jarang para istri yang ikut datang ke acara itu meminta suaminya agar meniru sikap Arshel.

Arshel menuai banyak pujian malam itu. Sellia berdiri penuh kebanggaan merasa paling dicintai. Semua orang melihat mereka sebagai sebuah keluarga yang sempurna dan paling diidamkan. Padahal mereka tidak tahu bahwa semua itu adalah sandiwara besar yang dibuat Arshel dan Sellia setelah mengorbankan kehidupan perempuan lain.

Di balik kemeriahan acara itu, ada seorang perempuan yang hatinya sedang terbakar. Maura tidak bisa menahan amarah melihat potongan video yang dikirimkan oleh Edward. Seperti biasa, Edward selalu bisa diandalkan untuk menjadi mata-mata.

“Sialan! Setelah membuangku, dia malah bersenang-senang dengan membuat perayaan. Pujian, warisan, dia mendapatkan semuanya setelah menghancurkan aku dan memanfaatkan anakku. Aku tidak bisa menerimanya,” ujar Maura geram.  

Awalnya Maura mengirim Edward untuk mencari tahu di mana keberadaan bayinya. Ternyata dugaannya benar, bayinya disembunyikan di rumah Arshel. Bahkan Edward mengatakan bahwa keamanan di rumah Arshel diperketat sejak adanya bayi Raynold. Saat Edward memberi kabar akan dilaksanakannya perayaan kelahiran, Maura juga meminta Edward untuk menyelinap.

Maura marah hingga membanting ponselnya setelah melihat video Arshel yang membuat kebohongan besar dengan mengakui anaknya sebagai anak milik Arshel dan Sellia. Maura sungguh tidak terima. Dia yang sudah susah payah mengandung selama sembilan bulan dan melahirkan dengan kesakitan, tapi kini orang lain yang mendapatkan kesenangan.

“Berani sekali dia membuat kebohongan publik tentang anakku. Dia bermesraan dengan istrinya setelah menghancurkan hidupku. Mereka bersenang-senang di atas penderitaanku. Aku tidak akan tinggal diam. Aku tidak rela mereka bahagia,” ujar Maura.

“Lihat saja, Arshel. Malam ini kau tampak sangat bahagia. Tapi tunggu saja esok hari. Aku pastikan kau akan hancur!”

***  

Setelah sukses menggelar acara perayaan kelahiran, Arshel dan Sellia menjadi lebih tenang. Sekarang mereka tidak perlu lagi menyembunyikan bayi Raynold. Semua orang sudah tahu bahwa Raynold adalah anak mereka seperti pengumuman yang diberikan Arshel.

Kedua keluarga mereka juga menganggap hal itu sebagai kebenaran. Mereka sangat bahagia akhirnya mendapat seorang cucu. Seperti yang dijanjikan, Arshel sudah menerima pengalihan harta warisan.

Kasih sayang keluarga tertumpah pada bayi Raynold. Banyak ucapan selamat dan hadiah juga mulai berdatangan ke rumah Arshel. Tapi pagi itu ada kegaduhan kecil yang terjadi saat Sellia menerima kiriman paket dari kurir. Sellia berpikir itu adalah hadiah untuk bayinya. Setelah dibuka, kotak paket itu berisi sebuah boneka yang terpotong dan penuh darah. Sontak saja hal itu membuat Sellia mual dan melemparkan kotak yang dipegangnya.

“Ada apa, Sayang?” tanya Arshel yang menghampiri Sellia.

“Ada kiriman aneh,” jawab Sellia lemah. Dia cukup syok.  Arshel pun melihat kotak yang dilemparkan istrinya. Bercak-bercak darah di dalam kotak juga tumpah berceceran di lantai.

Selain itu, di dalam kotak juga ada secarik kertas berisi ancaman yang menyatakan bahwa Arshel dan Sellia tidak akan hidup bahagia. Hal itu menjadi teka-teki bagi Arshel dan Sellia. Mereka merasa ada yang tidak senang dengan kebahagiaan mereka dan sengaja membuat teror. Arshel yakin bahwa itu adalah sebuah kesengajaan si pengirim. Namun sayangnya, identitas pengirim tidak jelas dan hanya ada inisial BW.

“Siapa yang berani mengancam kita dengan cara seperti ini? Berani sekali dia,” ujar Arshel kesal.

“Apa mungkin ini ulah Maura? Jika ada orang yang tidak senang dengan kita, pasti itu dia,” kata Sellia menduga.

“Apa dia masih punya kekuatan untuk melawanku? Dia sudah tidak punya apa-apa dan bahkan tidak diketahui di mana keberadaannya sejak kita usir. Mungkin sekarang sudah menjadi gelandangan,” balas Arshel meragukan. Dia sungguh berpikir Maura sudah menjadi perempuan yang tidak berdaya.

“Atau mungkin ada musuh bisnismu yang tidak senang pada kita,” ujar Sellia memberikan opsi dugaan lain.

“Siapa pun orangnya, kita harus lebih berhati-hati, Sayang” balas Arshel.

Arshel kemudian memapah Sellia untuk beristirahat dan meminta pembantu membersihkan kekacauan itu. Kejadian hadiah misterius sedikit membuat Sellia syok.  Belum sampai mengantar Sellia ke kamar, ponsel di saku celana Arshel tiba-tiba berdering. Pria itu menghentikan langkahnya untuk menerima telepon. Ada satu panggilan dari Reno.

“Ada apa, Ren? Bukankah sudah aku bilang, hari ini aku baru bisa datang ke kantor jam sembilan. Kalau ada sesuatu, kau handle saja dulu,” titah Arshel. Kelelahan setelah acara perayaan semalam membuat Arshel tidak ingin datang pagi ke kantor dan sebelumnya dia sudah mengonfirmasi hal itu pada Reno.

“Tapi ada masalah besar, Shel. Aku tidak bisa menanganinya. Kamu harus turun tangan langsung karena situasinya sangat darurat. Kamu harus datang ke sini sekarang juga,” desak Reno dengan nada panik. Hal itu membuat Arshel penasaran dengan apa yang sebenarnya telah terjadi di kantornya.

“Memangnya masalah apa yang menurutmu sangat darurat itu, Reno?” tanya Arshel.

“Ada yang meretas data-data perusahaan kita.”

“Apa?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status