“Kau pasti hanya sedang bercanda ‘kan? Mana mungkin kau adalah putri dari pemilik perusahaan sebesar ini,” ujar Arshel tidak percaya dengan pernyataan Maura.
“Memangnya kenapa kalau benar aku adalah anak dari pemilik Xavery Enterprise? Kau tidak terima? Atau kau menyesal sudah menyia-nyiakanku setelah tahu identitas asliku?” balas Maura dengan berani. Arshel tetap tidak percaya. Dia hanya tersenyum miring menganggap pernyataan Maura sebagai lelucon semata.
“Apa kau begitu putus asa setelah kita tidak bersama sampai kau bermimpi terlalu tinggi? Oh atau kau di sini karena sedang mencari keuntungan dengan menjadi wanita simpanan putra Antonio? Sama seperti kau menumpang hidup dengan menjadi istri rahasiaku selama ini.”
“Jangan asal bicara, Arshel!” tegur Maura memperingati. Dia tidak suka Arshel merendahkan harga dirinya.
“Memang seperti itu kenyataannya, Maura. Kau rela menjadi istri rahasia dan bersembunyi dari semua orang demi bisa hidup enak dengan semua fasilitas yang aku berikan. Itu apa namanya kalau bukan murahan? Entah dari jalanan mana putra pemilik Xavery Enterprise bisa memungut sampah yang sudah aku buang ini.”
“Tutup mulutmu, Brengsek!” teriak Kevin yang entah sejak kapan sudah berdiri di pintu ruangan.
Kevin menunjukkan ekspresi marah yang tidak bisa disembunyikan. Kevin mendengar semua penghinaan yang diucapkan Arshel terhadap adiknya. Rasanya dia ingin sekali merobek mulut pria itu.
Kedatangan Kevin cukup membuat Arshel dan Reno terkejut. Terlebih dengan keributan kecil yang terjadi pada kesan pertama pertemuan mereka. Arshel menganggap semua itu gara-gara Maura.
Kevin berjalan mendekat dan berdiri di samping adiknya. Dia masih menatap geram pada Arshel. Tapi Kevin kemudian teralihkan dengan sikap Maura yang menurutnya aneh.
“Sudahlah, Sayang. Tidak perlu marah-marah. Aku tidak peduli bagaimana pun pandangan orang lain terhadapku. Hal yang terpenting bagiku adalah kamu yang tidak pernah memandangku serendah itu,” ujar Maura sambil bergelayut manja di pelukan Kevin.
Kevin heran dengan sikap Maura yang tak biasa. Tapi adiknya itu memberi isyarat mata agar Kevin mengikuti permainannya. Kevin hanya menurut meskipun tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkan Maura.
“Aku jijik melihatmu jadi seperti ini,” ujar Arshel dengan menarik Maura dari pelukan Kevin.
“Apa pedulimu?” balas Maura dengan santainya.
“Jangan bersikap tidak pantas, Maura. Kau masih berstatus sebagai istriku,” tegas Arshel memberi peringatan. Tapi hal itu justru mengundang tawa dari Maura.
“Apa aku tidak salah dengar? Untuk alasan apa kau mengakui aku sebagai istrimu? Bukannya kau sudah membuangku?” balas Maura mengejek. Baginya sikap Arshel sangat membingungkan.
“Tapi aku belum menjatuhkan talak padamu.”
“Kalau begitu talak aku sekarang juga!”
Sikap berani dan menantang yang ditunjukkan Maura membuat Arshel semakin terbawa emosi. Sekarang Maura menjadi sangat berani padanya. Arshel berpikir mungkin itu karena Maura sudah mendapatkan pria seperti Kevin yang lebih kaya darinya sehingga Maura menjadi sombong.
Arshel sungguh berpikir bahwa Maura dan Kevin punya hubungan istimewa. Jarak usia keduanya memang tidak terpaut jauh sehingga banyak yang kerap mengira mereka sebagai pasangan. Apalagi selama ini identitas Maura jarang terekspos publik sebagai anak kedua Antonio.
Arshel tidak tahu bahwa Maura dan Kevin sebenarnya adalah kakak adik. Dia salah paham tapi Maura tak berniat untuk menjelaskan kebenarannya. Dia justru semakin bermain-main dengan kesalah pahaman Arshel. Dia benar-benar bersikap layaknya kekasih bagi Kevin.
“Kenapa kau diam saja? Talak aku agar hubungan kita sebagai suami istri benar-benar berakhir. Dengan begitu akan lebih mudah bagiku untuk menikah dengan Kevin,” tantang Maura dengan berani.
“Apa yang kau pikirkan, Arshel? Apa aku akan lemah setelah kau tinggalkan? Apa aku tidak bisa menemukan pria yang lebih segalanya darimu? Lihatlah Kevin, dia tampan, lebih kaya dan lebih bisa menghargai diriku. Dan yang terpenting lagi, dia masih lajang, bukan berstatus suami orang,” imbuh Maura menyindir. Dia ingin membalas merendahkan Arshel. Maura merasa senang melihat ekspresi marah di wajah Arshel.
“Jangan harap aku akan membiarkanmu bebas begitu saja!” tegas Arshel.
“Jadi apa yang kau mau, Arshel? Kau tidak bisa menceraikan Sellia. Lalu hari ini kau mengatakan tidak mau membiarkanku bebas. Apa kau senang hidup dengan dua perempuan sekaligus? Ah, kau terlalu rakus,” ujar Maura benar-benar menguji kesabaran Arshel.
“Dasar jalang tidak tahu diri!” umpat Arshel.
“Sudah, Shel. Tenangkan dirimu. Ingat tujuan awal kita datang ke sini adalah untuk menjalin kerja sama. Bukan untuk membuat keributan,” ujar Reno menenangkan.
“Diam kamu, Reno! Tidak ada kerja sama yang perlu dibicarakan di sini,” bentak Arshel kesal. Dia benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya setelah menghadapi Maura.
“Aku juga tidak mau membantu perusahaanmu,” timpal Kevin ikut angkat bicara.
“Aku tahu tentang perusahaanmu yang sedang terlibat masalah besar dan mengalami kesulitan keuangan. Aku sudah mengerti apa maksud dan tujuanmu datang kemari. Kalian bukan ingin menawarkan kerja sama melainkan mengemis bantuan dana pada perusahaan kami. Ah, bilang saja kalian datang untuk berhutang. Aku di sini menggantikan posisi papa sebagai pimpinan perusahaan termasuk aku juga yang akan menentukan dalam pengambilan keputusan. Dan untuk tawaran kalian, aku akan membantu perusahaan kalian hanya jika Maura mengizinkan,” imbuh Kevin membuat Arshel semakin merasa direndahkan.
“Tidak perlu. Aku tidak sudi meminta bantuan padamu. Aku bisa mengatasi masalah perusahaanku sendiri,” tolak Arshel dengan emosi.
“Ayo, Reno! Kita pergi saja dari tempat sialan ini,” ajak Arshel pada Reno.
Arshel langsung berbalik hendak keluar dari ruangan. Sementara Reno masih kebingungan karena situasi yang terjadi tidak seperti yang dibayangkan. Mereka tidak datang untuk membuat keributan tapi kenapa harus ada Maura di sana. Reno sangat menyayangkan karena mereka gagal mendapatkan bantuan dari Xavery Enterprise.
“Kalau begitu silahkan bersiap untuk kebangkrutan dan jatuh miskin, Arshel” teriak Kevin menyindir. Hal itu semakin membuat Arshel kelabakan hingga dia keluar mendorong pintu dengan keras saat keluar dari ruangan itu.
“Kau tidak apa-apa? Kurang ajar sekali mulutnya menghinamu seperti itu tadi,” ujar Kevin pada sang adik. Dia mendengar bagaimana Arshel menghina adiknya dengan kata-kata yang tidak pantas.
“Tidak apa-apa. Aku cukup senang melihatnya tidak berdaya melawan dalam kemarahan. Dia tidak percaya bahwa aku adalah putri pemilik perusahaan ini. Apa aku terlihat tidak pantas?” tanya Maura dengan senyum miring.
“Tidak usah dihiraukan. Dia saja yang buta. Dia tidak sadar bahwa dia sudah membuang permata yang berharga dan dia tidak siap untuk menyesalinya,” jawab Kevin. Maura hanya mengedikkan bahu. Sebenarnya dia tidak terlalu terpengaruh dengan hinaan Arshel. Luka yang diciptakan laki-laki itu dengan pengkhianatan jauh lebih sakit dibandingkan mendengarkan hinaan.
“Jadi apa rencanamu selanjutnya?” tanya Kevin.
“Dia menganggapku sebagai wanita simpananmu. Kita akan mengikuti pemikirannya sendiri jadi kita akan terus berpura-pura menjadi sepasang kekasih.”
“Apa?”
“Sialan! Kenapa harus ada Maura di sana,” ujar Arshel kesal sambil melempar tas kerjanya ke atas meja. Dia kembali ke kantornya dengan perasaan marah.“Berani sekali dia menantangku. Dia sangat bangga karena sudah menjadi wanita simpanan pria kaya itu. Benar-benar wanita murahan,” umpat Arshel masih mengingat sikap Maura di kantor Kevin. “Maafkan aku, Arshel. Tapi ayolah berhenti membahas Maura. Kita sedang mengalami masalah besar dalam perusahaan. Kita sudah gagal mendapatkan bantuan dari Xavery Enterprise. Sekarang apa yang harus kita lakukan? Hanya mereka satu-satunya harapan kita,” ujar Reno menyadarkan atasannya itu.“Lupakan meminta bantuan dari perusahaan itu, Reno. Aku tidak sudi. Kevin itu sangat sombong. Apalagi kau dengar sendiri dia mengatakan hanya mau membantu kita jika Maura mengizinkannya. Aku tahu pasti Maura yang sudah memanfaatkan kedekatannya dengan Kevin untuk menjatuhkanku. Dia ingin aku mengaku kalah padanya. Tapi tidak, dia tidak akan mendapatkan apa yang dia
Arshel menceritakan masalah besar yang sedang menimpa perusahaannya pada Sellia. Dia berharap bisa berbagi dengan istrinya itu. Namun Sellia nampaknya tak terlalu peduli dan sibuk dengan urusannya sendiri.Bahkan Sellia semakin membuat Arshel pusing dengan berbagai keluhannya terkait Bayi Raynold. Padahal istrinya itu tidak mengurus Raynold sendiri melainkan sudah lebih banyak diserahkan pada suster. Arshel sudah mempekerjakan seorang perawat bayi karena Sellia tidak mau kehadiran bayi itu mengganggu kesibukan kerjanya sebagai seorang model.“Aku sedang sibuk mengurus keberangkatanku untuk pemotretan di Los Angeles. Aku tidak ada waktu untuk menanggapi keluhanmu. Datangi saja papaku kalau kau butuh bantuan tentang perusahaan. Dia pasti akan membantu,” ujar Sellia yang sedang sibuk menata barangnya ke dalam koper.Arshel bahkan tidak tahu tentang rencana keberangkatan Sellia. Sellia memang selalu mengambil keputusan sendiri tanpa meminta pertimbangan Arshel.“Tunggu. Kamu mau ke Los Ang
“Bagaimana, Edward?” tanya Maura terkait perkembangan kondisi perusahaan Arshel.“Semua berjalan sesuai yang kita inginkan, Nona. Mereka gagal mendapatkan bantuan dari Pradiksa karena Tuan Kevin sudah meminta Wika Group menghentikan kerja sama dengan perusahaan milik mertua Arshel,” tutur Edward.“Bagus. Aku ingin lihat bagaimana Arshel akan menyelesaikan masalahnya sekarang,” ujar Maura merasa senang.“Tapi ada masalah baru, Nona” tutur Edward.“Masalah apa?” tanya Maura.“Beberapa media menyebarkan berita rumor tentang hubungan Nona dengan Tuan Kevin.”“Apa?” ujar Maura terkejut.Edward kemudian menunjukkan tabnya yang menampilkan beberapa halaman website berita tentang rumor itu. Kevin sebagai pimpinan Xavery Enterpise dituduh menjalin hubungan gelap dan punya wanita simpanan.“Cih, berita sampah!” ujar Maura tidak suka kakaknya dituduh seperti itu. Dia tahu selama ini Kevin adalah orang yang bersih dan tidak suka main perempuan meskipun dia anak orang kaya.“Yang membuat berita in
“Maaf, Nona. Saya hanya bercanda,” ujar Edward membuat Maura menjadi sedikit lega.“Lagi pula kau pantas mendapatkan yang lebih baik dari wanita yang sudah dibuang oleh suaminya seperti aku,” ucap Maura menyayangkan nasibnya yang tak beruntung.Maura kemudian melanjutkan aktivitasnya memompa ASI dan berganti pakaian di dalam mobil. Edward ikut kasihan melihat Maura yang terpisah dari anaknya. Seharusnya perempuan itu masih menikmati masa-masa menjadi ibu baru dengan merawat bayi kecilnya. Namun Arshel membuat Maura tidak bisa merasakan hal itu.Setelah Maura selesai dengan penampilan yang kembali rapi, mereka pun melanjutkan perjalanan ke kantor. Setibanya di sana, Maura langsung mendapat tatapan tidak nyaman dari para karyawan yang berlalu lalang di loby. Mereka mulai berbisik-bisik saat melihat kedatangan Maura. Maura yakin mereka juga sudah membaca terkait rumor itu dan berpikiran negatif tentang dirinya.Maura menemui Kevin di ruangannya. Dia mendiskusikan terkait rumor yang bered
“Untuk apa kamu membawaku ke sini?” tanya Maura setengah memprotes Edward. Edward membawanya ke rumah pria yang dia benci.“Tenang dulu, Nona. Apa Nona tidak ingin bertemu dengan bayi Nona? Nona bisa menggendong, melihat wajahnya dan bahkan bisa memberikan ASI pada bayi Nona.”“Apa maksudmu?” tanya Maura masih tak mengerti.“Ayo ikuti saya,” ajak Edward.Maura pun keluar dari Mobil dan mengikuti langkah orang kepercayaan ayahnya itu. Dia masih belum tahu apa yang sebenarnya akan Edward lakukan. Edward mengarahkan Maura untuk lewat pintu belakang. Tak lama kemudian, seorang perawat muncul menemui mereka dengan menggendong bayi kecil.“Saya sudah pastikan semuanya. Kondisi rumah aman,” ujar perawat itu.“Bagus. Kau melakukan tugasmu dengan baik,” balas Edward.“Apa maksud semua ini, Edward?” tanya Maura.“Saya tahu Nona Maura pasti sangat ingin bertemu dengan bayi Nona. Tadi di mobil saya juga melihat bagaimana Nona bersedih karena tidak bisa memberikan ASI. Saya berpikir bagaimana cara
“Gawat, Shel. Ada masalah besar!” ujar Reno tergopoh-gopoh menemui Arshel di ruangannya.“Ada apalagi, Reno? Ada tuntutan pengembalian dana lagi? Komplain kerugian lain? Atau pemutusan kerja sama dari mitra?” kata Arshel sudah hafal beberapa macam permasalahan yang sering mereka hadapi belakangan ini. Tapi kali ini dugaan Arshel meleset.“Bukan. Bukan itu. Ini tentang dirimu.”“Aku?” ujar Arshel dengan menunjuk dirinya sendiri.“Ya. Apa kau belum tahu beritanya?“Berita apa?” tanya Arshel dengan kening berkerut. Dia benar-benar belum mengetahui apa yang sebenarnya dimaksud oleh Reno.“Kau diberitakan telah menikah lagi secara diam-diam dan memiliki istri lain.”“Apa?”Pernyataan Reno membuat Arshel terkejut. Reno kemudian menyerahkan tabnya dan memperlihatkan halaman berita itu pada Arshel. Bahkan berita itu juga melampirkan foto mesra pernikahan Arshel dengan wajah mempelai wanitanya yang sedikit tertutup.Meski begitu Arshel bisa mengenalinya dengan baik. Mempelai wanitanya adalah M
“Temui aku sekarang juga dan jelaskan semuanya!”Arshel tidak bisa membantah perintah sang ayah. Mau tidak mau dia pun langsung menemui Adhiyaksa. Dia tidak bisa menunda apalagi nada bicara ayahnya di telepon terdengar sedang marah. Adhiyaksa adalah orang yang tegas dan Arshel tidak berani melawannya.Adhiyaksa pasti sudah tahu tentang berita yang melibatkan Arshel. Arshel bingung bagaimana nantinya dia akan menjelaskan pada sang ayah. Tapi yang pasti dia tidak berniat untuk mengakui dengan jujur tentang pernikahannya dengan Maura.Masih dalam perjalanan untuk menemui ayahnya, ponsel Arshel kembali berdering. Kali ini dari istrinya.“Halo, Arshel. Kamu di mana?” tanya Sellia.“Ada apa? Aku sedang dalam perjalanan,” jawab Arshel. “Apa-apaan ini? Kenapa berita tentang pernikahanmu dengan Maura tiba-tiba tersebar? Pokoknya aku tidak mau tahu, bereskan masalah itu secepatnya dan hilangkan gosip tentangmu dan perempuan itu,” cecar Sellia marah-marah.“Hei, kenapa kau tiba-tiba memarahiku
Belakangan ini Maura menjadi lebih ceria dari biasanya. Perubahan itu ikut dirasakan oleh Antonio dan Kevin. Mereka senang melihat Maura kembali bahagia setelah hubungan pernikahannya dengan Arshel memberinya banyak luka.“Kalau aku perhatikan, beberapa waktu belakangan wajah adikku tampak begitu sumringah. Pasti ada sesuatu yang sudah terjadi hingga membuatmu begitu bahagia,” ujar Kevin pada suatu pagi saat mereka sedang sarapan bersama di meja makan.“Apa pun itu, Papa senang melihatmu seperti ini lagi, Sayang. Semoga kau terus bahagia,” sambung Antonio.“Semua ini terjadi karena Papa,” ujar Maura. Hal itu membuat Kevin dan Antonio saling pandang kebingungan. Mereka tidak memahami sepenuhnya maksud Maura.“Tapi usaha Papa yang mana yang sudah membuatmu sebahagia ini? Biar Papa lakukan seterusnya,” tanya Antonio.“Terima kasih karena sudah meminta Edward bekerja untukku.”“Oh, jadi semua ini karena Edward?” ujar Kevin dengan nada menggoda tapi pikiran Maura tidak mencerna sejauh itu.