Belakangan ini Maura menjadi lebih ceria dari biasanya. Perubahan itu ikut dirasakan oleh Antonio dan Kevin. Mereka senang melihat Maura kembali bahagia setelah hubungan pernikahannya dengan Arshel memberinya banyak luka.“Kalau aku perhatikan, beberapa waktu belakangan wajah adikku tampak begitu sumringah. Pasti ada sesuatu yang sudah terjadi hingga membuatmu begitu bahagia,” ujar Kevin pada suatu pagi saat mereka sedang sarapan bersama di meja makan.“Apa pun itu, Papa senang melihatmu seperti ini lagi, Sayang. Semoga kau terus bahagia,” sambung Antonio.“Semua ini terjadi karena Papa,” ujar Maura. Hal itu membuat Kevin dan Antonio saling pandang kebingungan. Mereka tidak memahami sepenuhnya maksud Maura.“Tapi usaha Papa yang mana yang sudah membuatmu sebahagia ini? Biar Papa lakukan seterusnya,” tanya Antonio.“Terima kasih karena sudah meminta Edward bekerja untukku.”“Oh, jadi semua ini karena Edward?” ujar Kevin dengan nada menggoda tapi pikiran Maura tidak mencerna sejauh itu.
“Berani sekali kau! Sejak kapan kau membiarkan perempuan itu masuk ke rumah ini?” ujar Arshel sedang memarahi habis-habisan perawat yang bekerja di rumahnya. Perempuan itu hanya bisa menunduk karena merasa telah melakukan kesalahan besar.“Maafkan saya, Pak. Saya terpaksa melakukannya karena pria yang selalu menjaga Nona itu telah membujuk saya. Saya juga baru tahu bahwa ternyata perempuan itu adalah ibu kandung Baby Raynold, jadi saya berpikir tidak ada salahnya membiarkan seorang ibu memberikan ASI yang memang sangat dibutuhkan oleh bayi,” kata perawat itu membuat Arshel semakin membentaknya.“Sok pintar kamu ya! Saya mampu membelikan segudang susu formula untuk bayi saya tapi tidak perlu memanggil dia untuk menyusui,” ucap Arshel dengan egonya yang tinggi. Dia sangat marah dan tidak rela selama ini Maura menikmati kesempatan bisa dekat dengan bayinya.“Dan satu hal lagi, aku peringatkan jangan pernah menyebut atau memberitahu siapa pun bahwa sebenarnya Baby Raynold itu bukan anak k
“Aku bersedia untuk memberikan bantuan pada perusahaanmu.”Hari itu Kevin melakukan pertemuan dengan Arshel. Maura juga ikut hadir bersama mereka. Seperti yang dipersyaratkan Arshel jika Maura ingin diizinkan bertemu dengan bayinya, Kevin memutuskan untuk memenuhi syarat itu. Semua itu dia lakukan tidak hanya demi membahagiakan Maura.Kevin sudah mempertimbangkannya dengan matang. Memberi bantuan pada perusahaan Arshel bukan sesuatu yang buruk. Justru hal itu memudahkan mereka untuk mencapai tujuan. Sejak awal mereka memang ingin perusahaan Arshel hanya mendapatkan bantuan dari mereka sehingga lebih mudah untuk menekannya. Bahkan kalau perlu, Kevin berniat untuk menjadikan Adhiyaksa Group sebagai anak perusahaannya secara lambat laun.Dua pria itu saling berjabat tangan menandai kesepakatan yang mereka buat. Arshel tersenyum miring menganggap dirinya sudah menang karena syarat yang dia berikan terpenuhi. Tapi sebaliknya, Kevin diam-diam menertawakan kebodohan Arshel dalam hati. Arshel
“Dari mana kau mendapatkan foto-foto itu, Maura?” tanya Kevin setelah kembali dari pertemuan mereka dengan Arshel.“Aku tidak akan membiarkan Arshel terus menghinaku, Kak. Aku akan membuat dia menyesal atas semua yang sudah dia lakukan padaku. Sekarang biarkan saja dia berperang dengan rasa penasarannya sendiri,” jawab Maura.“Tapi apa benar istrinya telah berselingkuh? Kau tahu dari mana?” tanya Kevin ikut penasaran dari mana sebenarnya adiknya mendapatkan informasi itu.“Aku menyuruh orang untuk mengawasi dia dan sepertinya dia ada main dengan pria lain di belakang Arshel. Aku ingin tahu bagaimana Arshel akan menghadapi hal itu. Dia mengkhianatiku untuk seorang perempuan yang ternyata juga tidak setia kepadanya. Kasihan sekali!” ujar Maura sembari tersenyum miring. Dia membayangkan Arshel akan sakit hati mengetahui kebenaran istrinya. Arshel akan terluka dan kehilangan harga dirinya entah sebagai seorang laki-laki atau pun suami.“Tapi bagaimana jika dia tidak percaya hanya dengan f
Selama berhari-hari Arshel memikirkan video panas istrinya. Dia benar-benar tidak menyangka Sellia diam-diam sudah berkhianat di belakangnya. Rasa marah dan kecewa bercampur jadi satu. Hal itu bahkan membuat Arshel tidak fokus dengan pekerjaannya.Pada suatu waktu ketika mengadakan pertemuan bisnis untuk membahas lebih lanjut kerja sama dengan Xavery Enterprise, Arshel didapati sedang melamun. Kevin yang datang mewakili perusahaannya sampai menegur Arshel karena sikapnya itu.“Pantas saja Adhiyaksa Group nyaris bangkrut. CEOnya saja tidak profesional dalam bekerja. Bisa-bisanya seorang pimpinan tidak memperhatikan pembicaraan dan malah melamun ketika membahas bisnis,” ujar Kevin menyindir.“Maaf. Saya akan berusaha untuk memperhatikan dengan lebih baik. Silahkan dilanjutkan,” ucap Arshel. Dia tidak marah dan justru meminta maaf.Kevin merasa ada yang aneh dengan Arshel. Padahal biasanya Arshel selalu membalas sindirannya dengan kata-kata pedas. Tapi kali ini Arshel tampak tidak punya
“Sebaiknya kau segera pulang ke Indonesia. Entah benar atau tidak, Arshel mendapatkan isu tentang perselingkuhanmu dengan pria lain dan sekarang dia jadi tidak fokus dengan pekerjaannya karena hal itu. Sementara kondisi perusahaan belum stabil setelah menghadapi masalah besar dan dengan susah kami bisa mendapatkan bantuan. Tolong kondisikan Arshel agar dia tetap tenang. Atau jika pekerjaanmu belum selesai di sana, paling tidak kau bisa menjelaskan semuanya lewat telepon. Bicaralah padanya,” ujar Reno menghubungi Sellia.Reno tidak bisa tinggal diam melihat kondisi Arshel yang sedang kacau. Dia tidak mau masalah pribadi Arshel kembali berpengaruh buruk terhadap perusahaan. Itu sebabnya dia berniat membantu dengan menghubungi Sellia. Tapi di tempat lain, Sellia justru geram karena mendapatkan kabar itu.“Sial! Bagaimana bisa Arshel tahu bahwa selama ini aku diam-diam berselingkuh darinya? Siapa yang sudah memberitahu dia?” ujar Sellia sembari menggebrak meja.Sellia kaget mendengar kaba
“Arshel sialan! Kenapa dia sampai menuntutku untuk hamil anaknya. Aku terpaksa harus pulang mendadak ke Indonesia. Jika aku menjelaskan dan membujuknya secara langsung, mungkin dia bisa luluh dan percaya. Merepotkan saja!” gerutu Sellia. Dia sedang berjalan di bandara dengan membawa kopernya.Setelah pertengkaran dan tuntutan gila Arshel di telepon, Sellia memutuskan untuk sedikit mengalah dan pulang menemui suaminya secara langsung. Dia memesan tiket mendadak, mengemasi barangnya dan langsung ke bandara. Dia pulang sendiri karena teman-temannya yang lain masih ada urusan di sana.Saat sedang menunggu jadwal keberangkatan, pandangan Sellia tak sengaja melihat sosok yang membuat hatinya bergetar hebat. Jantungnya berdetak lebih cepat walau sosok itu hanya dia lihat sekelebat. Pria yang tak sengaja dia lihat seperti orang yang sangat ia kenal dengan baik.“Robin? Apakah itu benar-benar Robinku?” gumamnya lirih.Sellia terus memandang lekat pria yang mengenakan long blazer hitam di salah
“Kau keterlaluan, Arshel! Kau menuduh aku berselingkuh. Aku langsung pulang dari LA demi bisa memberimu penjelasan. Tapi apa yang aku dapati? Kau bercinta dengan perempuan itu. Sekarang siapa yang sebenarnya berselingkuh dari siapa?” cecar Sellia meluapkan kemarahannya. Dia masih emosi mengingat pemandangan yang dia saksikan saat Arshel dan Maura bergumul dalam satu selimut.“Ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Sellia. Dengarkan aku dulu!” bujuk Arshel.“Jadi seperti apa, Arshel? Apa yang kalian lakukan lebih panas dari yang aku pikirkan? Kau bercinta dengan perempuan lain di kamar kita. Aku tidak bisa menerima hal itu,” tegas Maura dengan nada tinggi.“Jadi selama aku pergi ke luar negeri, sudah berapa kali kau memuaskan diri dengan perempuan itu? Aku pikir kau benar-benar sudah membuangnya dari hidupku. Tapi ternyata kau masih memungutnya kembali untuk memuaskan hasratmu saat aku tidak ada. Apa Maura semenggoda itu untukmu, hah?” teriak Sellia. Dia benar-benar dikuasai amarah.Sel