“Sebaiknya kau segera pulang ke Indonesia. Entah benar atau tidak, Arshel mendapatkan isu tentang perselingkuhanmu dengan pria lain dan sekarang dia jadi tidak fokus dengan pekerjaannya karena hal itu. Sementara kondisi perusahaan belum stabil setelah menghadapi masalah besar dan dengan susah kami bisa mendapatkan bantuan. Tolong kondisikan Arshel agar dia tetap tenang. Atau jika pekerjaanmu belum selesai di sana, paling tidak kau bisa menjelaskan semuanya lewat telepon. Bicaralah padanya,” ujar Reno menghubungi Sellia.Reno tidak bisa tinggal diam melihat kondisi Arshel yang sedang kacau. Dia tidak mau masalah pribadi Arshel kembali berpengaruh buruk terhadap perusahaan. Itu sebabnya dia berniat membantu dengan menghubungi Sellia. Tapi di tempat lain, Sellia justru geram karena mendapatkan kabar itu.“Sial! Bagaimana bisa Arshel tahu bahwa selama ini aku diam-diam berselingkuh darinya? Siapa yang sudah memberitahu dia?” ujar Sellia sembari menggebrak meja.Sellia kaget mendengar kaba
“Arshel sialan! Kenapa dia sampai menuntutku untuk hamil anaknya. Aku terpaksa harus pulang mendadak ke Indonesia. Jika aku menjelaskan dan membujuknya secara langsung, mungkin dia bisa luluh dan percaya. Merepotkan saja!” gerutu Sellia. Dia sedang berjalan di bandara dengan membawa kopernya.Setelah pertengkaran dan tuntutan gila Arshel di telepon, Sellia memutuskan untuk sedikit mengalah dan pulang menemui suaminya secara langsung. Dia memesan tiket mendadak, mengemasi barangnya dan langsung ke bandara. Dia pulang sendiri karena teman-temannya yang lain masih ada urusan di sana.Saat sedang menunggu jadwal keberangkatan, pandangan Sellia tak sengaja melihat sosok yang membuat hatinya bergetar hebat. Jantungnya berdetak lebih cepat walau sosok itu hanya dia lihat sekelebat. Pria yang tak sengaja dia lihat seperti orang yang sangat ia kenal dengan baik.“Robin? Apakah itu benar-benar Robinku?” gumamnya lirih.Sellia terus memandang lekat pria yang mengenakan long blazer hitam di salah
“Kau keterlaluan, Arshel! Kau menuduh aku berselingkuh. Aku langsung pulang dari LA demi bisa memberimu penjelasan. Tapi apa yang aku dapati? Kau bercinta dengan perempuan itu. Sekarang siapa yang sebenarnya berselingkuh dari siapa?” cecar Sellia meluapkan kemarahannya. Dia masih emosi mengingat pemandangan yang dia saksikan saat Arshel dan Maura bergumul dalam satu selimut.“Ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Sellia. Dengarkan aku dulu!” bujuk Arshel.“Jadi seperti apa, Arshel? Apa yang kalian lakukan lebih panas dari yang aku pikirkan? Kau bercinta dengan perempuan lain di kamar kita. Aku tidak bisa menerima hal itu,” tegas Maura dengan nada tinggi.“Jadi selama aku pergi ke luar negeri, sudah berapa kali kau memuaskan diri dengan perempuan itu? Aku pikir kau benar-benar sudah membuangnya dari hidupku. Tapi ternyata kau masih memungutnya kembali untuk memuaskan hasratmu saat aku tidak ada. Apa Maura semenggoda itu untukmu, hah?” teriak Sellia. Dia benar-benar dikuasai amarah.Sel
“Ya Tuhan...kenapa aku tidak sadar untuk menyembunyikan bekas ini.”Maura sedang sibuk memperhatikan bagian lehernya pada cermin di toilet. Dia langsung pergi ke sana setelah Edward menyinggung tentang bekas kemerahan. Maura merutuki dirinya sendiri karena dia tidak menyadari bekas itu dan menyembunyikannya sebelum berangkat.Edward sudah melihatnya. Maura yakin pria dewasa seperti Edward pasti tahu bagaimana bekas kiss mark kemerahan seperti itu bisa ada di lehernya. Maura merasa Edward curiga tentang apa yang terjadi antara dirinya dengan Arshel semalam. Maura merasa malu.Untung saja Maura membawa pouch make up di dalam tasnya. Dia mengambil concealer dan menggunakannya untuk menutupi bekas itu. Meskipun sudah ada orang yang lain yang terlanjur melihatnya. Maura berusaha bersikap tenang untuk berhadapan lagi dengan Edward. Namun sebelum keluar dari toilet, dia mendapatkan panggilan telepon dari Sellia.“Ada apa?” tanya Maura datar. Dia tidak suka berbicara basa-basi dengan perempua
“Waw...luar biasa! Kau mengakui perasaan cintamu pada seorang perempuan yang masih berstatus sebagai istri orang,” sindir Arshel atas pengakuan Edward.“Apa kau tidak malu masih menyebut Maura sebagai istrimu setelah semua penderitaan yang kau berikan padanya?” balas Edward tak mau kalah.“Asal kau tahu, aku bahkan sudah mencintai Maura sebelum dia menikah denganmu,” imbuh Edward membuat Maura semakin tercengang. Dia menatap penuh tanda tanya pada pria itu. Edward pun sadar akan kebingungan Maura.“Iya, Maura. Maafkan aku. Hari ini aku sudah tidak bisa menahan diri lagi. Aku tidak bisa menyembunyikan kebenaran,” ucap Edward pada Maura. Maura masih tak punya jawaban tapi Arshel yang justru mengacau.“Aku tidak tahu sejak kapan kalian saling mengenal sampai pria ini sudah mencintaimu sebelum kita menikah. Tapi harus aku akui, kisah ini miris sekali. Cinta yang terlambat,” ujar Arshel meremehkan.“Kalau aku tahu akhirnya kau akan menyia-nyiakan Maura seperti ini, sejak dulu aku tidak aka
“Apa yang kau katakan itu benar, Edward?” tanya Antonio memastikan. Dia menatap tak percaya pada Maura. Maura hanya mengeluh dalam hati karena Edward keceplosan.“Edward hanya salah bicara, Pa” ujar Maura berusaha menutupi kebenaran.“Sayang, kamu jangan merahasiakan apa pun dari Papa. Papa tidak akan tinggal diam saja jika Arshel kembali menyakitimu. Katakan pada Papa,” bujuk Antonio. Kevin tak bersuara tapi caranya menatap Maura cukup mengintimidasi.“Pa, aku bukan anak kecil. Aku tidak sebodoh dan selemah itu, jadi aku masih bisa menghadapi Arshel. Lagi pula selama ini Papa meminta Edward selalu berada di sisiku untuk membantuku, apa kami berdua tidak cukup kuat untuk menghadapi Arshel?” ujar Maura. Dia menatap pada Edward dan memberi kode pada pria itu.“Saya sudah berjanji pada anda bahwa saya akan selalu menjaga Maura,” timpal Edward meyakinkan membuat Antonio percaya dan lebih tenang.“Saya rasa Maura masih terlalu syok dengan kebenaran ini. Kalau diperbolehkan, saya ingin berb
“Stop, Edward!”Maura menghentikan kegiatan mereka agar tidak semakin jauh. Dia mengatur napas dan berusaha mengontrol diri. Dia tidak mau melakukan sesuatu yang di luar batas bersama Edward. Dia juga tidak mengerti kenapa dirinya tidak melakukan penolakan sejak awal.“Maaf, Maura. Sekali lagi aku terbawa suasana,” ujar Edward. Dia khawatir membuat Maura merasa tidak nyaman. Maura cukup salah tingkah dan memilih untuk mengalihkan diri. Untuk saat ini Maura tidak bisa memastikan perasaannya pada Edward.“Sebenarnya ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Ini terkait Baby Raynold,” ujar Maura mengganti topik.“Kenapa? Kau khawatir aku tidak bisa menerima anakmu sedangkan kau seorang ibu? Jangan khawatir Maura, aku siap menjadi ayah untuk bayimu,” jawab Edward salah paham.“Bukan, Edward. Bukan itu yang ingin aku maksud.”“Lalu?” tanya Edward dengan kening berkerut.“Aku bingung bagaimana caranya aku bisa bertemu bayiku lagi,” jawab Maura membuat Edward merasa malu. Salah pahamnya ter
“Tolong temui aku di Smith Cafe malam ini. Ada hal penting yang harus aku bicarakan denganmu.”Pesan dari Arshel membuat Maura pergi mengunjungi cafe itu. Dia tidak bisa mengabaikan pesan dari Arshel karena dia berpikir mungkin saja pria itu akan membahas tentang anak mereka. Maura juga ingin menegaskan kembali pada Arshel bahwa dia tetap harus punya kesempatan untuk bertemu dengan Baby Raynold sesuai perjanjian mereka meskipun Sellia keberatan dengan keberadaannya. Dia akan merundingkan cara selanjutnya agar bisa tetap bertemu dengan sang bayi.Maura pergi sendiri. Dia tidak diantar oleh Edward seperti biasanya. semenjak mengetahui kebenaran identitas dan perasaan Edward, Maura menjadi sedikit canggung dan tidak leluasa seperti dulu jika bersikap di hadapan pria itu. Terlebih lagi setelah mereka sempat bermesraan dan nyaris saling mencari kepuasan.Maura juga membatasi diri tidak terlalu membicarakan tentang Arshel jika ada Edward. Dia menghargai perasaan pria itu. Bagaimana juga ses