“Untuk apa kamu membawaku ke sini?” tanya Maura setengah memprotes Edward. Edward membawanya ke rumah pria yang dia benci.“Tenang dulu, Nona. Apa Nona tidak ingin bertemu dengan bayi Nona? Nona bisa menggendong, melihat wajahnya dan bahkan bisa memberikan ASI pada bayi Nona.”“Apa maksudmu?” tanya Maura masih tak mengerti.“Ayo ikuti saya,” ajak Edward.Maura pun keluar dari Mobil dan mengikuti langkah orang kepercayaan ayahnya itu. Dia masih belum tahu apa yang sebenarnya akan Edward lakukan. Edward mengarahkan Maura untuk lewat pintu belakang. Tak lama kemudian, seorang perawat muncul menemui mereka dengan menggendong bayi kecil.“Saya sudah pastikan semuanya. Kondisi rumah aman,” ujar perawat itu.“Bagus. Kau melakukan tugasmu dengan baik,” balas Edward.“Apa maksud semua ini, Edward?” tanya Maura.“Saya tahu Nona Maura pasti sangat ingin bertemu dengan bayi Nona. Tadi di mobil saya juga melihat bagaimana Nona bersedih karena tidak bisa memberikan ASI. Saya berpikir bagaimana cara
“Gawat, Shel. Ada masalah besar!” ujar Reno tergopoh-gopoh menemui Arshel di ruangannya.“Ada apalagi, Reno? Ada tuntutan pengembalian dana lagi? Komplain kerugian lain? Atau pemutusan kerja sama dari mitra?” kata Arshel sudah hafal beberapa macam permasalahan yang sering mereka hadapi belakangan ini. Tapi kali ini dugaan Arshel meleset.“Bukan. Bukan itu. Ini tentang dirimu.”“Aku?” ujar Arshel dengan menunjuk dirinya sendiri.“Ya. Apa kau belum tahu beritanya?“Berita apa?” tanya Arshel dengan kening berkerut. Dia benar-benar belum mengetahui apa yang sebenarnya dimaksud oleh Reno.“Kau diberitakan telah menikah lagi secara diam-diam dan memiliki istri lain.”“Apa?”Pernyataan Reno membuat Arshel terkejut. Reno kemudian menyerahkan tabnya dan memperlihatkan halaman berita itu pada Arshel. Bahkan berita itu juga melampirkan foto mesra pernikahan Arshel dengan wajah mempelai wanitanya yang sedikit tertutup.Meski begitu Arshel bisa mengenalinya dengan baik. Mempelai wanitanya adalah M
“Temui aku sekarang juga dan jelaskan semuanya!”Arshel tidak bisa membantah perintah sang ayah. Mau tidak mau dia pun langsung menemui Adhiyaksa. Dia tidak bisa menunda apalagi nada bicara ayahnya di telepon terdengar sedang marah. Adhiyaksa adalah orang yang tegas dan Arshel tidak berani melawannya.Adhiyaksa pasti sudah tahu tentang berita yang melibatkan Arshel. Arshel bingung bagaimana nantinya dia akan menjelaskan pada sang ayah. Tapi yang pasti dia tidak berniat untuk mengakui dengan jujur tentang pernikahannya dengan Maura.Masih dalam perjalanan untuk menemui ayahnya, ponsel Arshel kembali berdering. Kali ini dari istrinya.“Halo, Arshel. Kamu di mana?” tanya Sellia.“Ada apa? Aku sedang dalam perjalanan,” jawab Arshel. “Apa-apaan ini? Kenapa berita tentang pernikahanmu dengan Maura tiba-tiba tersebar? Pokoknya aku tidak mau tahu, bereskan masalah itu secepatnya dan hilangkan gosip tentangmu dan perempuan itu,” cecar Sellia marah-marah.“Hei, kenapa kau tiba-tiba memarahiku
Belakangan ini Maura menjadi lebih ceria dari biasanya. Perubahan itu ikut dirasakan oleh Antonio dan Kevin. Mereka senang melihat Maura kembali bahagia setelah hubungan pernikahannya dengan Arshel memberinya banyak luka.“Kalau aku perhatikan, beberapa waktu belakangan wajah adikku tampak begitu sumringah. Pasti ada sesuatu yang sudah terjadi hingga membuatmu begitu bahagia,” ujar Kevin pada suatu pagi saat mereka sedang sarapan bersama di meja makan.“Apa pun itu, Papa senang melihatmu seperti ini lagi, Sayang. Semoga kau terus bahagia,” sambung Antonio.“Semua ini terjadi karena Papa,” ujar Maura. Hal itu membuat Kevin dan Antonio saling pandang kebingungan. Mereka tidak memahami sepenuhnya maksud Maura.“Tapi usaha Papa yang mana yang sudah membuatmu sebahagia ini? Biar Papa lakukan seterusnya,” tanya Antonio.“Terima kasih karena sudah meminta Edward bekerja untukku.”“Oh, jadi semua ini karena Edward?” ujar Kevin dengan nada menggoda tapi pikiran Maura tidak mencerna sejauh itu.
“Berani sekali kau! Sejak kapan kau membiarkan perempuan itu masuk ke rumah ini?” ujar Arshel sedang memarahi habis-habisan perawat yang bekerja di rumahnya. Perempuan itu hanya bisa menunduk karena merasa telah melakukan kesalahan besar.“Maafkan saya, Pak. Saya terpaksa melakukannya karena pria yang selalu menjaga Nona itu telah membujuk saya. Saya juga baru tahu bahwa ternyata perempuan itu adalah ibu kandung Baby Raynold, jadi saya berpikir tidak ada salahnya membiarkan seorang ibu memberikan ASI yang memang sangat dibutuhkan oleh bayi,” kata perawat itu membuat Arshel semakin membentaknya.“Sok pintar kamu ya! Saya mampu membelikan segudang susu formula untuk bayi saya tapi tidak perlu memanggil dia untuk menyusui,” ucap Arshel dengan egonya yang tinggi. Dia sangat marah dan tidak rela selama ini Maura menikmati kesempatan bisa dekat dengan bayinya.“Dan satu hal lagi, aku peringatkan jangan pernah menyebut atau memberitahu siapa pun bahwa sebenarnya Baby Raynold itu bukan anak k
“Aku bersedia untuk memberikan bantuan pada perusahaanmu.”Hari itu Kevin melakukan pertemuan dengan Arshel. Maura juga ikut hadir bersama mereka. Seperti yang dipersyaratkan Arshel jika Maura ingin diizinkan bertemu dengan bayinya, Kevin memutuskan untuk memenuhi syarat itu. Semua itu dia lakukan tidak hanya demi membahagiakan Maura.Kevin sudah mempertimbangkannya dengan matang. Memberi bantuan pada perusahaan Arshel bukan sesuatu yang buruk. Justru hal itu memudahkan mereka untuk mencapai tujuan. Sejak awal mereka memang ingin perusahaan Arshel hanya mendapatkan bantuan dari mereka sehingga lebih mudah untuk menekannya. Bahkan kalau perlu, Kevin berniat untuk menjadikan Adhiyaksa Group sebagai anak perusahaannya secara lambat laun.Dua pria itu saling berjabat tangan menandai kesepakatan yang mereka buat. Arshel tersenyum miring menganggap dirinya sudah menang karena syarat yang dia berikan terpenuhi. Tapi sebaliknya, Kevin diam-diam menertawakan kebodohan Arshel dalam hati. Arshel
“Dari mana kau mendapatkan foto-foto itu, Maura?” tanya Kevin setelah kembali dari pertemuan mereka dengan Arshel.“Aku tidak akan membiarkan Arshel terus menghinaku, Kak. Aku akan membuat dia menyesal atas semua yang sudah dia lakukan padaku. Sekarang biarkan saja dia berperang dengan rasa penasarannya sendiri,” jawab Maura.“Tapi apa benar istrinya telah berselingkuh? Kau tahu dari mana?” tanya Kevin ikut penasaran dari mana sebenarnya adiknya mendapatkan informasi itu.“Aku menyuruh orang untuk mengawasi dia dan sepertinya dia ada main dengan pria lain di belakang Arshel. Aku ingin tahu bagaimana Arshel akan menghadapi hal itu. Dia mengkhianatiku untuk seorang perempuan yang ternyata juga tidak setia kepadanya. Kasihan sekali!” ujar Maura sembari tersenyum miring. Dia membayangkan Arshel akan sakit hati mengetahui kebenaran istrinya. Arshel akan terluka dan kehilangan harga dirinya entah sebagai seorang laki-laki atau pun suami.“Tapi bagaimana jika dia tidak percaya hanya dengan f
Selama berhari-hari Arshel memikirkan video panas istrinya. Dia benar-benar tidak menyangka Sellia diam-diam sudah berkhianat di belakangnya. Rasa marah dan kecewa bercampur jadi satu. Hal itu bahkan membuat Arshel tidak fokus dengan pekerjaannya.Pada suatu waktu ketika mengadakan pertemuan bisnis untuk membahas lebih lanjut kerja sama dengan Xavery Enterprise, Arshel didapati sedang melamun. Kevin yang datang mewakili perusahaannya sampai menegur Arshel karena sikapnya itu.“Pantas saja Adhiyaksa Group nyaris bangkrut. CEOnya saja tidak profesional dalam bekerja. Bisa-bisanya seorang pimpinan tidak memperhatikan pembicaraan dan malah melamun ketika membahas bisnis,” ujar Kevin menyindir.“Maaf. Saya akan berusaha untuk memperhatikan dengan lebih baik. Silahkan dilanjutkan,” ucap Arshel. Dia tidak marah dan justru meminta maaf.Kevin merasa ada yang aneh dengan Arshel. Padahal biasanya Arshel selalu membalas sindirannya dengan kata-kata pedas. Tapi kali ini Arshel tampak tidak punya