Arshel langsung bergegas datang ke kantor setelah mendapat berita buruk dari Reno. Dia ingin memastikan sendiri kekacauan seperti apa yang sudah terjadi. Setibanya di kantor, dia langsung meminta kejelasan dari asistennya itu.
“Sekarang katakan bagaimana semua masalah ini bisa terjadi,” pinta Arshel. Dia berbicara berdua dengan Reno di ruang kerjanya.
“Aku juga tidak tahu bagaimana sistem kita bisa diretas. Tapi sekarang hacker itu sudah mendapatkan data-data perusahaan kita. Data pribadi karyawan, data pribadi rekan bisnis, semuanya sudah dia dapatkan. Bahkan masalahnya sudah sampai pada pembobolan rekening. Sekarang banyak karyawan dan rekan bisnis yang menuntut ganti rugi pada kita atas kehilangan dana yang disebabkan kasus peretasan informasi dari perusahaan kita,” jelas Reno.
“Carilah ahli teknologi untuk mengamankan sistem informasi kita dari hacker itu,” kata Arshel.
“Mungkin hal itu bisa kita lakukan untuk langkah perbaikan. Tapi sekarang data-data kita sudah terlanjur dicuri dan digunakan untuk hal yang tidak bertanggung jawab. Mengamankan sistem saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah karena sudah ada banyak korban,” kata Reno memberi pendapat.
“Jadi sudah ada berapa korban yang kehilangan dananya? Apa cukup bagi kita untuk membayar ganti rugi sambil lalu membenahi sistem kita?” tanya Arshel.
“Aku sudah mencatat semua pengaduan yang masuk dan jumlah dana yang harus kita ganti. Kamu bisa melihatnya sendiri,” kata Reno sembari menyerahkan tabnya pada Arshel.
“Itu baru catatan sementara. Belum termasuk pengaduan-pengaduan baru yang akan terus bermunculan selama data kita belum bisa diamankan. Aku berinisiatif membuat layanan pengaduan khusus untuk masalah ini untuk menjaga kepercayaan karyawan dan rekan bisnis bahwa perusahaan kita akan bertanggung jawab. Bahkan ada beberapa rekan bisnis yang mengancam akan mengakhiri kerja sama bisnis kita jika dananya gagal dikembalikan. Ini sangat erat kaitannya dengan risiko reputasi,” jelas Reno panjang lebar.
“Oh ya, selain itu kita juga mendapat pesan dari pelaku. Dia meminta sejumlah dana yang besar jika kita ingin penyalah gunaan data kita dihentikan,” tutur Reno.
“Seperti apa pesannya?” tanya Arshel penasaran. Reno pun menunjukkan pesan yang masuk lewat email perusahaan. Pesan dalam bahasa Inggris itu dimaksudkan untuk meminta tebusan sebesar satu triliun.
“Uang tebusan sebanyak ini? Apa dia sudah gila?” ujar Arshel tercengang.
“Itu juga yang aku pikirkan, Shel. Terlalu banyak pengeluaran yang dibutuhkan. Uang tebusan, ganti rugi pada korban, biaya perbaikan sistem, bahkan proyeksi pendapatan kita dalam setahun ke depan tidak akan mencukupi untuk menutupi kerugian ini. Belum lagi dengan biaya operasional ke depannya termasuk proyek pembangunan beberapa hotel cabang yang sedang berlangsung,” tutur Reno. Masalah yang mereka hadapi memang sangat pelik.
“Masalah ini benar-benar membuatku pusing. Lagi pula siapa hacker yang membuat ulah seperti ini,” keluh Arshel sembari memijat pelipisnya.
“Entahlah. Tapi di akhir pesan itu dia mencantumkan nama samarannya,” tutur Reno membuat Arshel kembali melihat pesan email pada bagian akhir.
“Black Witch? Siapa dia sebenarnya?”
***
Ulah hacker benar-benar membuat perusahaan Arshel mengalami kerugian besar. Kondisi keuangan perusahaan sedang limbung. Hal itu juga disusul dengan turunnya reputasi perusahaan dan membuat beberapa rekan bisnis menarik kerja samanya.
Arshel cukup stress menghadapi masalah itu. Pembayaran ganti rugi belum teratasi dengan baik. Sementara ada banyak kerja sama yang diakhiri dalam setiap hari karena perusahaan kehilangan kepercayaan.
Kabar tentang diretasnya sistem perusahaan membuat hotel-hotel milik Arshel juga sepi peminat. Mereka takut untuk menggunakan layanan hotel itu apalagi salah satu verifikasinya juga menggunakan identitas pribadi seperti KTP. Pendapatan perusahaan pun semakin menurun.
“Kita harus segera mencari solusi, Shel. Semakin hari masalah ini semakin parah. Perusahaan bisa hancur,” kata Reno pada suatu kesempatan.
“Menurutmu apa yang sebaiknya kita lakukan, Reno?” tanya Arshel meminta pendapat.
“Menurutku, kita harus mencari investor” jawab Reno mengundang tawa dari Arshel.
“Investor mana yang akan tertarik bekerja sama dengan perusahaan kita yang sedang tidak stabil ini?” ujar Arshel pesimis.
“Ada satu perusahaan yang mungkin bisa kita mintai bantuan,” usul Reno.
“Siapa?”
“Xavery Enterprise. Mereka sering membantu perusahaan-perusahaan yang bermasalah,” jawab Reno.
“Membantu dengan meminta imbalan yang cukup tinggi dan bahkan ada yang harus rela menjadi anak perusahaan mereka? Itu bukan membantu tapi menjajah,” bantah Arshel. Nama Xavery Enterprise bukan sesuatu yang asing bagi Arshel. Xavery Enterprise termasuk salah satu perusahaan besar yang terkenal.
“Tapi setidaknya kita bisa mendapatkan bantuan dengan cepat untuk menyelamatkan perusahaan. Dijajah masih lebih baik dari pada hancur, Arshel. Memangnya ada pilihan lain yang bisa kita lakukan? Lagi pula yang aku dengar, Xavery Enterprise tidak seburuk itu. Aku sudah mencari banyak informasi sebelum mengajukan usulan ini. Menurut beberapa rekan di perusahaan lain, pihak Xavery Enterprise sering mengenakan imbalan yang tinggi agar perusahaan yang mereka bantu tertantang untuk bangkit dan bersungguh-sungguh dalam memperbaiki perusahaan mereka. Sama sekali bukan untuk mencekik. Terbukti ada perusahaan yang sudah kembali pulih dan berhasil memenuhi kesepakatan mereka dengan baik. Bahkan beberapa perusahaan yang akhirnya menjadi anak perusahaan Xavery Enterprise tetap diberikan kewenangan untuk mengelola perusahaannya sendiri,” jelas Reno panjang lebar.
Setelah mendengar banyak pertimbangan, Arshel akhirnya memutuskan untuk menyetujui usulan Reno. Dia juga tidak punya pilihan lain. Setelah Arshel setuju, Reno langsung menghubungi pihak Xavery Enterprise dan membuat janji pertemuan.
Tak butuh lama untuk mendapatkan respon. Mereka diminta datang ke kantor dan bertemu langsung dengan pimpinan Xavery Enterprise. Arshel pergi ke sana dengan ditemani oleh Reno. Setibanya di sana, dia mengakui bahwa Xavery Enterprise adalah perusahaan yang besar.
“Siapa yang akan kita temui kali ini? Aku harus bisa menyesuaikan pembawaan agar mereka bersedia membantu kita,” ujar Arshel selama mereka diminta menunggu di depan ruang pimpinan.
“Kita akan bertemu dengan pemilik Xavery Enterprise yaitu Antonio Xaverius atau anak laki-lakinya yang bernama Kevin August Antonio,” jawab Reno. Reno juga menjelaskan sedikit tentang profil keduanya yang sempat ia cari tahu. Tak lama kemudian, mereka dipersilahkan untuk masuk. Ruang pimpinan itu terbilang lebih besar dibandingkan dengan ruang kerja Arshel.
“Permisi, kami ingin bertemu dengan anda selaku pimpinan Xavery Enterprise. Kami ingin menawarkan kerja sama,” sapa Reno pada seseorang yang duduk di kursi pimpinan dengan menghadap ke arah belakang. Sapaan Reno membuatnya memutar kursi hingga berhadapan langsung dengan tamunya. Sontak saja Arshel dan Reno merasa terkejut melihat sosok perempuan yang duduk di sana dengan tangan menyilang.
“Maura? Bagaimana kau bisa ada di sini?” tanya Arshel terkejut melihat perempuan yang tak lain adalah istrinya yang sudah dia singkirkan.
“Tentu saja bisa. Aku punya hak untuk datang ke kantor papaku kapan saja,” jawab Maura dengan santainya.
“Papa?”
“Ya. Aku adalah putri dari Antonio Xaverius.”
“Apa?”
“Kau pasti hanya sedang bercanda ‘kan? Mana mungkin kau adalah putri dari pemilik perusahaan sebesar ini,” ujar Arshel tidak percaya dengan pernyataan Maura.“Memangnya kenapa kalau benar aku adalah anak dari pemilik Xavery Enterprise? Kau tidak terima? Atau kau menyesal sudah menyia-nyiakanku setelah tahu identitas asliku?” balas Maura dengan berani. Arshel tetap tidak percaya. Dia hanya tersenyum miring menganggap pernyataan Maura sebagai lelucon semata.“Apa kau begitu putus asa setelah kita tidak bersama sampai kau bermimpi terlalu tinggi? Oh atau kau di sini karena sedang mencari keuntungan dengan menjadi wanita simpanan putra Antonio? Sama seperti kau menumpang hidup dengan menjadi istri rahasiaku selama ini.”“Jangan asal bicara, Arshel!” tegur Maura memperingati. Dia tidak suka Arshel merendahkan harga dirinya.“Memang seperti itu kenyataannya, Maura. Kau rela menjadi istri rahasia dan bersembunyi dari semua orang demi bisa hidup enak dengan semua fasilitas yang aku berikan. I
“Sialan! Kenapa harus ada Maura di sana,” ujar Arshel kesal sambil melempar tas kerjanya ke atas meja. Dia kembali ke kantornya dengan perasaan marah.“Berani sekali dia menantangku. Dia sangat bangga karena sudah menjadi wanita simpanan pria kaya itu. Benar-benar wanita murahan,” umpat Arshel masih mengingat sikap Maura di kantor Kevin. “Maafkan aku, Arshel. Tapi ayolah berhenti membahas Maura. Kita sedang mengalami masalah besar dalam perusahaan. Kita sudah gagal mendapatkan bantuan dari Xavery Enterprise. Sekarang apa yang harus kita lakukan? Hanya mereka satu-satunya harapan kita,” ujar Reno menyadarkan atasannya itu.“Lupakan meminta bantuan dari perusahaan itu, Reno. Aku tidak sudi. Kevin itu sangat sombong. Apalagi kau dengar sendiri dia mengatakan hanya mau membantu kita jika Maura mengizinkannya. Aku tahu pasti Maura yang sudah memanfaatkan kedekatannya dengan Kevin untuk menjatuhkanku. Dia ingin aku mengaku kalah padanya. Tapi tidak, dia tidak akan mendapatkan apa yang dia
Arshel menceritakan masalah besar yang sedang menimpa perusahaannya pada Sellia. Dia berharap bisa berbagi dengan istrinya itu. Namun Sellia nampaknya tak terlalu peduli dan sibuk dengan urusannya sendiri.Bahkan Sellia semakin membuat Arshel pusing dengan berbagai keluhannya terkait Bayi Raynold. Padahal istrinya itu tidak mengurus Raynold sendiri melainkan sudah lebih banyak diserahkan pada suster. Arshel sudah mempekerjakan seorang perawat bayi karena Sellia tidak mau kehadiran bayi itu mengganggu kesibukan kerjanya sebagai seorang model.“Aku sedang sibuk mengurus keberangkatanku untuk pemotretan di Los Angeles. Aku tidak ada waktu untuk menanggapi keluhanmu. Datangi saja papaku kalau kau butuh bantuan tentang perusahaan. Dia pasti akan membantu,” ujar Sellia yang sedang sibuk menata barangnya ke dalam koper.Arshel bahkan tidak tahu tentang rencana keberangkatan Sellia. Sellia memang selalu mengambil keputusan sendiri tanpa meminta pertimbangan Arshel.“Tunggu. Kamu mau ke Los Ang
“Bagaimana, Edward?” tanya Maura terkait perkembangan kondisi perusahaan Arshel.“Semua berjalan sesuai yang kita inginkan, Nona. Mereka gagal mendapatkan bantuan dari Pradiksa karena Tuan Kevin sudah meminta Wika Group menghentikan kerja sama dengan perusahaan milik mertua Arshel,” tutur Edward.“Bagus. Aku ingin lihat bagaimana Arshel akan menyelesaikan masalahnya sekarang,” ujar Maura merasa senang.“Tapi ada masalah baru, Nona” tutur Edward.“Masalah apa?” tanya Maura.“Beberapa media menyebarkan berita rumor tentang hubungan Nona dengan Tuan Kevin.”“Apa?” ujar Maura terkejut.Edward kemudian menunjukkan tabnya yang menampilkan beberapa halaman website berita tentang rumor itu. Kevin sebagai pimpinan Xavery Enterpise dituduh menjalin hubungan gelap dan punya wanita simpanan.“Cih, berita sampah!” ujar Maura tidak suka kakaknya dituduh seperti itu. Dia tahu selama ini Kevin adalah orang yang bersih dan tidak suka main perempuan meskipun dia anak orang kaya.“Yang membuat berita in
“Maaf, Nona. Saya hanya bercanda,” ujar Edward membuat Maura menjadi sedikit lega.“Lagi pula kau pantas mendapatkan yang lebih baik dari wanita yang sudah dibuang oleh suaminya seperti aku,” ucap Maura menyayangkan nasibnya yang tak beruntung.Maura kemudian melanjutkan aktivitasnya memompa ASI dan berganti pakaian di dalam mobil. Edward ikut kasihan melihat Maura yang terpisah dari anaknya. Seharusnya perempuan itu masih menikmati masa-masa menjadi ibu baru dengan merawat bayi kecilnya. Namun Arshel membuat Maura tidak bisa merasakan hal itu.Setelah Maura selesai dengan penampilan yang kembali rapi, mereka pun melanjutkan perjalanan ke kantor. Setibanya di sana, Maura langsung mendapat tatapan tidak nyaman dari para karyawan yang berlalu lalang di loby. Mereka mulai berbisik-bisik saat melihat kedatangan Maura. Maura yakin mereka juga sudah membaca terkait rumor itu dan berpikiran negatif tentang dirinya.Maura menemui Kevin di ruangannya. Dia mendiskusikan terkait rumor yang bered
“Untuk apa kamu membawaku ke sini?” tanya Maura setengah memprotes Edward. Edward membawanya ke rumah pria yang dia benci.“Tenang dulu, Nona. Apa Nona tidak ingin bertemu dengan bayi Nona? Nona bisa menggendong, melihat wajahnya dan bahkan bisa memberikan ASI pada bayi Nona.”“Apa maksudmu?” tanya Maura masih tak mengerti.“Ayo ikuti saya,” ajak Edward.Maura pun keluar dari Mobil dan mengikuti langkah orang kepercayaan ayahnya itu. Dia masih belum tahu apa yang sebenarnya akan Edward lakukan. Edward mengarahkan Maura untuk lewat pintu belakang. Tak lama kemudian, seorang perawat muncul menemui mereka dengan menggendong bayi kecil.“Saya sudah pastikan semuanya. Kondisi rumah aman,” ujar perawat itu.“Bagus. Kau melakukan tugasmu dengan baik,” balas Edward.“Apa maksud semua ini, Edward?” tanya Maura.“Saya tahu Nona Maura pasti sangat ingin bertemu dengan bayi Nona. Tadi di mobil saya juga melihat bagaimana Nona bersedih karena tidak bisa memberikan ASI. Saya berpikir bagaimana cara
“Gawat, Shel. Ada masalah besar!” ujar Reno tergopoh-gopoh menemui Arshel di ruangannya.“Ada apalagi, Reno? Ada tuntutan pengembalian dana lagi? Komplain kerugian lain? Atau pemutusan kerja sama dari mitra?” kata Arshel sudah hafal beberapa macam permasalahan yang sering mereka hadapi belakangan ini. Tapi kali ini dugaan Arshel meleset.“Bukan. Bukan itu. Ini tentang dirimu.”“Aku?” ujar Arshel dengan menunjuk dirinya sendiri.“Ya. Apa kau belum tahu beritanya?“Berita apa?” tanya Arshel dengan kening berkerut. Dia benar-benar belum mengetahui apa yang sebenarnya dimaksud oleh Reno.“Kau diberitakan telah menikah lagi secara diam-diam dan memiliki istri lain.”“Apa?”Pernyataan Reno membuat Arshel terkejut. Reno kemudian menyerahkan tabnya dan memperlihatkan halaman berita itu pada Arshel. Bahkan berita itu juga melampirkan foto mesra pernikahan Arshel dengan wajah mempelai wanitanya yang sedikit tertutup.Meski begitu Arshel bisa mengenalinya dengan baik. Mempelai wanitanya adalah M
“Temui aku sekarang juga dan jelaskan semuanya!”Arshel tidak bisa membantah perintah sang ayah. Mau tidak mau dia pun langsung menemui Adhiyaksa. Dia tidak bisa menunda apalagi nada bicara ayahnya di telepon terdengar sedang marah. Adhiyaksa adalah orang yang tegas dan Arshel tidak berani melawannya.Adhiyaksa pasti sudah tahu tentang berita yang melibatkan Arshel. Arshel bingung bagaimana nantinya dia akan menjelaskan pada sang ayah. Tapi yang pasti dia tidak berniat untuk mengakui dengan jujur tentang pernikahannya dengan Maura.Masih dalam perjalanan untuk menemui ayahnya, ponsel Arshel kembali berdering. Kali ini dari istrinya.“Halo, Arshel. Kamu di mana?” tanya Sellia.“Ada apa? Aku sedang dalam perjalanan,” jawab Arshel. “Apa-apaan ini? Kenapa berita tentang pernikahanmu dengan Maura tiba-tiba tersebar? Pokoknya aku tidak mau tahu, bereskan masalah itu secepatnya dan hilangkan gosip tentangmu dan perempuan itu,” cecar Sellia marah-marah.“Hei, kenapa kau tiba-tiba memarahiku