Share

Sebuah Pertanda

Siang itu Anjani terduduk di tepi ranjang rumah sakit. Wajahnya tertunduk lesu dengan rona pucat pasi. Tak ada senyum ataupun kebahagiaan. Setelah tiga hari mendapat perawatan intensif—Anjani diizinkan untuk kembali ke rumah. Namun, terlihat dari apa yang nampak, gadis itu sama sekali tak senang atas kepulangannya.

Sejak tiga puluh menit lalu, Anjani telah siap untuk pulang ke kediamannya. Tapi ketidak hadiran seseorang disana, membuat perasaan Anjani kembali berkecamuk. Padahal, ia baru merasakan kehadiran sosok itu semalam. Namun, ia harus menelan rasa kecewanya.

“Lalu apa yang harus aku lakukan?”

Arjuna mulai memelankan suaranya namun gadis itu tak memberi jawaban. Hatinya masih merasa terombang-ambing. Ia pun tak mengerti mengapa ia begitu sensitif akhir-akhir ini. Anjani tak ingin menyalahkan hormon kehamilannya, ia pun hanya bisa mengutuk dirinya sendiri atas apa yang terjadi baru-baru ini.

“Kau tak harus melakukan apapun … aku hanya butuh izin darimu,” ujar Anjani mengarah pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status