Share

Bab 16. Bibir merah muda

Saat ini Rendy tengah berada di ruang kerja Alan. Alan memang sengaja menyuruh Rendy untuk menunggunya di ruang kerjanya.

“Alan pasti salah paham padaku. Apa yang harus aku katakan padanya nanti? Mana mungkin aku mengatakan jika Aisa meminta ku untuk menjadi temannya.”

Rendy menghela nafas panjang. Sepertinya sikap lunaknya kepada Aisa akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.

Terdengar suara pintu terbuka.

Alan masuk ke dalam ruang kerjanya dengan penampilan yang lebih santai. Dia lalu melangkah menuju sofa dan mendudukkan tubuhnya di sofa itu.

“Kemari dan duduklah,” ucap Alan sambil menatap Rendy yang tengah berdiri di depan meja kerjanya.

Entah mengapa langkah Rendy kali ini terasa begitu berat. Dia seperti akan mendapatkan hukuman mati akan kesalahan yang sama sekali tidak dilakukannya.

Alan menatap ke arah Rendy yang masih terus berdiri di depannya dan hanya terhalang meja yang berbentuk persegi panjang.

“Apa kamu sudah berani membantah perintahku?”

“Tidak, Tuan. Maafkan saya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status