Share

Bab 22. Bayang-bayang masa lalu

Alan membiarkan Aisa tidur lebih lama lagi. Dia lalu melangkah keluar dari kamarnya.

“Sayang, dimana istri kamu?” tanya Merlin saat melihat putra semata wayangnya hanya melangkah seorang diri menuju ruang makan.

Alan menarik salah satu kursi meja makan untuk dia duduki. “Aisa masih tidur, Ma. Mungkin karena kecapekan,” sahut Alan lalu mengambil piring dan mengisinya dengan makanan.

Merlin hanya mengangguk. “Nanti kalian jadi pergi ke psikolog kan?”

“Iya, Mama tenang saja. Alan akan ikuti semua yang Mama katakan, karena Alan juga ingin hidup normal.” Alan mengisi piring kosongnya dengan nasi, sayur, dan lauk.

“Sayang, kamu harus percaya sama Aisa, karena Mama yakin, dia pasti bisa membuat kamu seperti dulu lagi.” Merlin juga ingin anaknya bisa kembali seperti dulu lagi, hanya Aisa kini harapannya satu-satunya.

“Semoga, Ma,” ucap Alan lalu memasukkan satu suapan ke dalam mulutnya.

Setelah selesai makan, Alan kembali ke kamarnya dengan membawa nampan yang berisi sepiring makanan dan sege
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status