Share

Bab 20. Kewajiban seorang istri

Alan mengambil kembali surat perjanjian itu dari tangan Aisa, lalu merobeknya tepat di depan kedua matanya Aisa.

Kedua mata Aisa membulat dengan sempurna. “Apa yang Tuan lakukan? Kenapa Tuan merobek surat perjanjian itu?” tanyanya terkejut.

“Seperti yang tadi aku katakan. Aku sudah tidak membutuhkan surat perjanjian itu lagi.”

Alan lalu mencengkram dagu Aisa. “Mulai sekarang, kamu bukan lagi pelayanku, tapi ... mulai malam ini dan seterusnya, kamu adalah istri Alan Ferdinan Admaja,” ucapnya penuh penekanan.

Aisa membulatkan kedua matanya. “A—apa maksud kamu? i—istri?”

“Ya, mulai sekarang, aku akan menganggap kamu sebagai istriku sepenuhnya. Tugas kamu hanyalah menjalankan kewajiban kamu sebagai seorang istri, bukan pelayan. Mulai malam ini, kamu akan tidur di ranjang bersama denganku.”

Aisa menelan ludah, tubuhnya mulai menegang, saat jemari tangan Alan mulai membelai pipinya dengan lembut.

“A—apa yang kamu lakukan?”

Alan tersenyum. “Kenapa? kenapa kamu setakut itu? bukankah ini bukan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status