Home / Romansa / Satu Set Gamis Mewah / Kejutan Tak Terduga

Share

Satu Set Gamis Mewah
Satu Set Gamis Mewah
Author: Bintang Senja

Kejutan Tak Terduga

Author: Bintang Senja
last update Last Updated: 2022-08-24 16:07:30

"Ini gamis milik siapa, bagus banget. Pasti harganya mahal," ucap Sri seraya membuka bungkusan yang berada di dalam mobil milik suaminya.

"Apa mungkin ini, mas Wisnu yang beli untukku," terkanya. Memang Sri meminta suaminya untuk membelikan dirinya gamis, untuk dipakai ke acara pernikahan adik iparnya.

Tiba-tiba saja terdengar teriakan suaminya dari dalam rumah, seketika Sri terlonjak kaget. Dengan buru-buru Sri menyimpan satu set gamis yang sempat ia temukan di mobil suaminya itu.

"Sri, Sri ketemu apa nggak!" teriak Wisnu.

"Iya, Mas udah ketemu," sahut Sri yang ikut meninggikan suaranya. Setelah itu wanita berjilbab itu berlari masuk ke dalam rumah.

"Ini, Mas." Sri memberikan obat penghilang rasa sakit kepala yang biasanya Wisnu minum, saat kepalanya terasa sakit.

"Terima kasih." Wisnu menerima obat tersebut, dan langsung mengambil satu butir, lalu menelannya.

"Oya, Mas. Gamis yang aku .... "

"Oh iya ini, aku sampai lupa." Wisnu memberikan paper bag berukuran sedang pada sang istri. Dengan sedikit ragu Sri menerimanya.

"Kalau ini gamis yang untukku, lalu satu set gamis yang ada di mobil itu untuk siapa? Apa mungkin itu kado untuk Vika," ucap Sri dalam hati.

"Terima kasih ya, Mas." Sri tersenyum seraya membuka paper bag tersebut. Namun senyumnya pudar setelah tahu isi dari paper bag itu, bukan karena gamisnya yang kurang bagus, tapi kenapa hanya ada gamis saja. Tidak satu set seperti yang ada di mobil.

"Mas ini kok cuma gamis doang, yang untuk kamu mana?" tanya Sri.

"Bajuku sudah banyak, lagi pula besok aku nggak bisa datang. Aku ada meeting di Bandung, jadi nggak apa-apa kan, kamu datang sendiri. Lagian itu kan pernikahan Vika, adik iparmu sendiri," ungkap Wisnu.

"Oh iya, Mas. Ya sudah nggak apa-apa kok, oya nanti yang jadi wali siapa," sahut Sri sedikit ragu. Pasalnya sejak menikah dengan Wisnu, Sri tidak pernah bertemu dengan mertuanya. Lantaran setelah ijab kabul Wisnu langsung membawa Sri ke rumah yang sudah disiapkannya.

"Kamu tidak perlu khawatir, mama nggak galak kok. Vika juga nggak judes, sama nanti yang jadi wali, om Hamdan," ucap Wisnu, yang seakan tahu jika istrinya tengah gelisah.

"Ah iya, Mas." Sri tersenyum, meski hatinya tetap merasa tidak tenang.

"Oya, Mas di Bandung nanti nginep apa nggak?" tanya Sri.

"Enggak kok, tapi mungkin malam aku baru sampai rumah. Soalnya mau ketemu klien juga," jawab Wisnu, sementara Sri hanya mengangguk.

"Ya sudah, Mas aku siapkan air dulu untuk mandi ya," katanya seraya bangkit dari duduknya. Sementara itu Wisnu hanya mengangguk, dengan mata yang masih fokus pada layar ponsel.

***

Hari telah berganti, pukul enam pagi Wisnu sudah siap dengan pakaian kantornya. Sementara Sri masih sibuk untuk menyiapkan sarapan. Setelah selesai Sri segera memanggil suaminya untuk sarapan pagi bersama. Jujur, Sri sedikit ragu dengan kepergian suaminya itu, entah kenapa pikirannya menjadi tidak tenang.

"Mas sarapan dulu," ajaknya.

"Aku sarapan nanti saja ya, soalnya takut kesiangan," sahut Wisnu seraya memakai jasnya.

Sri mengernyitkan keningnya. "Oh, ya sudah, Mas. Jadi, Mas mau jalan sekarang."

"Iya, nitip salam untuk mama sama Vika ya." Wisnu mencium kening istrinya.

"Iya, Mas. Hati-hati di jalan ya," ucap Sri, lalu mencium punggung tangan suaminya itu.

Usai berpamitan Wisnu bergegas pergi, sementara itu dengan pikiran yang kacau Sri membereskan meja makan. Napsu makannya mendadak hilang, dan sekarang ia harus bersiap pergi ke rumah mertuanya untuk menghadiri acara pernikahan adik iparnya itu.

"Semoga, mama benar-benar baik seperti yang, mas Wisnu katakan," gumam Sri seraya bersiap-siap untuk pergi.

Setelah siap, Sri bergegas untuk pergi, dengan menggunakan taksi online. Sri akan pergi ke rumah mertuanya yang jaraknya cukup jauh, dengan menempuh waktu sekitar tiga jam lebih. Selama dalam perjalanan pikiran Sri tidak tenang, tetapi sebisa mungkin ia tetap berpikir positif.

Setelah hampir tiga jam lebih Sri tiba di rumah mertuanya. Usai membayar taksi wanita berjilbab itu bergegas masuk ke dalam, rumah sudah sangat ramai, tamu undangan sudah memenuhi ruangan yang mungkin akan dijadikan tempat ijab kabul berlangsung nanti.

"Akhirnya kamu datang juga, mama udah nungguin kamu dari tadi," ucap Ratna yang membuat Sri sedikit terkejut.

"Eh, Mama. Maaf, Ma di jalan tadi macet," sahut Sri.

"Ya sudah, ayo ikut mama ke belakang." Ratna menarik tangan menantunya itu, dan membawanya menuju ke dapur.

"Sekarang kamu cuci bersih ikan sama ayam ini, setelah itu kamu potongan-potong, lalu kamu berikan pada mbok Ijah untuk dimasak," titah Ratna, sontak Sri terkejut mendengar hal itu.

"Apa, Ma. Tapi di sini kan banyak yang .... "

"Mereka semua sedang sibuk, ikan sama ayam ini nanti untuk para yang sudah datang. Udah buruan kamu kerjakan, mama harus ke depan karena sebentar lagi ijab kabul akan dimulai. Satu lagi, kamu tidak boleh ke depan sebelum acara selesai, para tamu akan jijik melihat wajahmu itu yang seperti monster." Ratna memotong ucapan menantunya itu, setelahnya ia bergegas pergi meninggalkan dapur. Sri meraba wajah sebelah kirinya yang memiliki luka akibat tersiram air keras.

Dengan terpaksa Sri menuruti perintah mertuanya, wanita berjilbab itu mulai menggulung lengan gamisnya, lalu mulai mengerjakan tugas yang diberikan padanya. Mencuci ikan serta ayam yang entah ada berapa puluh kilo. Sri tidak menyangka kalau kedatangan dirinya hanya untuk melakukan tugas yang seharusnya tidak ia lakukan.

Sementara di depan ijab kabul telah dimulai, rasanya Sri ingin berlari untuk menyaksikan adik iparnya itu menikah. Namun, tugas yang ibu mertuanya itu berikan belum selesai, entah sampai jam berapa bisa ia selesaikan. Sri merasa percuma datang, jika akhirnya dirinya harus berada di dapur. Jangankan di kenalkan sebagai seorang menantu, untuk menyaksikan moment bahagia itu saja tidak bisa.

"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga. Sepertinya aku bisa ke depan sekarang," gumam Sri seraya mengelap tangannya sampai kering. Setelah itu ia beranjak dari dapur.

Setelah itu Sri melangkah meninggalkan dapur, ia berjalan menuju ruangan depan di mana acara sedang berlangsung. Kini Sri sudah berdiri tak jauh dari pelaminan, tiba-tiba matanya menangkap sosok pria serta wanita yang berdiri berjajar. Mata Sri melotot saat tahu siapa mereka, ia tidak menyangka kalau pria yang sangat dipercaya tega berbohong.

"Siapa perempuan itu, lalu ... ternyata kamu membeli gamis itu untuknya dan untukmu sendiri," gumam Sri. Dadanya bergemuruh saat melihat suaminya bermesraan dengan perempuan lain.

"Wisnu, dia siapa cantik banget?" tanya ibu Rahma, teman arisan Ratna.

"Dia istrinya, Wisnu. Memang cantik, pinter juga, lulusan sarjana," jawab Ratna. Sementara Wisnu hanya tersenyum.

"Wah, pantesan. Eh bukannya istrinya Wisnu itu, Sri ya," sahutnya.

"Oh, Sri sudah meninggal. Jadi Wisnu menikah lagi, tapi nikahnya nggak di sini, makanya tidak ada yang tahu," jelas Ratna. Lagi-lagi Wisnu hanya tersenyum, begitu juga dengan wanita yang berdiri di sebelahnya.

"Apa! Jadi dia istri, mas Wisnu. Dan mama bilang aku sudah meninggal, benar-benar biadap." Sri benar-benar geram melihat kenyataan yang begitu menyakitkan.

Sri hendak menghampiri mereka dan mempermalukannya, tetapi ia urungkan. Sri memilih untuk pulang, lalu mengamankan aset berharga yang telah menjadi miliknya. Bukan itu saja, Sri juga akan menguras uang Wisnu yang seharusnya menjadi miliknya itu. Cukup selama ini Wisnu membodohinya.

Related chapters

  • Satu Set Gamis Mewah   Surat Tagihan

    Pukul satu dini hari Wisnu baru tiba di rumah, awalnya dia dilarang untuk pulang, tetapi jika itu terjadi nanti Sri akan curiga. Itu sebabnya Wisnu memaksa untuk pulang, sesampainya di rumah pria beralis tebal itu melangkahkan kakinya menuju ke kamar. Di kamar Wisnu segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara Sri sudah tertidur pulas. Usai mandi dan berpakaian Wisnu berjalan menuju ranjang lalu menjatuhkan bobotnya di sana. Wisnu memandangi wajah istrinya yang sudah terlelap, tatapannya tertuju pada wajah Sri sebelah kiri yang rusak karena ulahnya. Wisnu selalu merasa bersalah saat melihat wajah istrinya itu yang rusak. "Maafkan aku, karena rasa cemburu aku merusak wajahmu." Wisnu mengusap wajah istrinya dengan lembut. Setelah itu Wisnu membenarkan selimut yang menutupi tubuh istrinya. Pria beralis tebal itu memutuskan untuk ikut berbaring di sebelah Sri, tetapi niatnya terhenti saat ponselnya tiba-tiba berdering. Wisnu segera meraih benda pipih miliknya i

    Last Updated : 2022-08-25
  • Satu Set Gamis Mewah   Kejutan untuk Wisnu

    Kini Wisnu sudah tiba di rumah, pria berkemeja putih itu berjalan menghampiri istrinya yang tengah sibuk membuka barang belanjaan yang baru saja ia beli. Wisnu mengernyitkan keningnya, sejak kapan istrinya itu gemar membeli barang mewah, apa pagi sampai menghabiskan uang sampai ratusan juta. "Sri, apa-apaan ini. Maksud kamu apa beli barang-barang seperti ini?" tanya Wisnu. "Namaku Astri, bukan Sri. Tolong jangan merubah nama sembarangan seperti itu." Astri berucap tanpa menoleh ke arah suaminya. Wisnu menghela napas. "Ok, Astri untuk apa kamu membeli barang seperti ini. Sejak kapan kamu suka beli barang mewah.""Memangnya kenapa, Mas? Nggak boleh aku beli barang mewah seperti ini?" tanya Astri. "Kamu tahu, uang di ATM aku ludes gara-gara kamu. Lagi pula kamu tidak pantas memakai barang mewah seperti itu. Lihat wajahmu itu, lihat baik-baik, Astri." Dengan angkuhnya Wisnu menunjuk wajah Astri yang rusak, dan itu semua karena ulahnya. Astri bangkit dan menatap tajam suaminya. "Wajah

    Last Updated : 2022-08-25
  • Satu Set Gamis Mewah   Wisnu Kebobolan

    Dengan sangat terpaksa, Wisnu harus merogoh kocek lagi untuk membayar mobil yang Astri beli. Wisnu benar-benar heran dengan sikap istrinya yang sekarang, Astri benar-benar sudah berubah. Wanita berjilbab itu sudah tidak seperti dulu lagi, penurut dan selalu menerima apa adanya. "Senang bisa menguras uang suami?" tanya Wisnu, sementara Astri tengah sibuk dengan ponselnya. "Senang lah, istri kan memang wajib untuk dibahagiakan. Oya, Mas nanti temenin aku beli handphone baru ya, yang ini udah .... ""Aku nggak mau, aku ada urusan yang lebih penting dari pada nemenin kamu." Wisnu memotong ucapan istrinya. "Kalau begitu mana ATM-nya," pinta Astri. "Untuk apa?" tanya Wisnu. "Untuk beli handphone lah," jawab Astri.Wisnu menghembuskan napasnya, akan sangat percuma berdebat dengan seorang perempuan. Karena di mana-mana perempuan selalu benar, dan sekarang Astri sangat pintar menjawab setiap perkataan suaminya. Dengan terpaksa Wisnu memberikan ATM miliknya. "Kenapa cuma satu, bukanya ada

    Last Updated : 2022-08-25
  • Satu Set Gamis Mewah   Senjata Makan Tuan

    Wisnu benar-benar dibuat pusing oleh Astri, istrinya itu sudah berubah drastis. Mungkinkah ini karma untuk Wisnu, yang telah tega menghianati istrinya sendiri. Tidak sadarkah jika selama ini Wisnu dan keluarganya menumpang hidup enak kepada Astri. Namun, dengan mudahnya mereka berbuat semaunya, bahkan berencana untuk menyingkirkan Astri. Kali ini Wisnu kembali dibuat tak berkutik lagi oleh Astri, mau tidak mau Wisnu harus menuruti keinginan istrinya itu, yaitu menggunakan jasa pembantu. Sudah dapat dibayangkan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan Wisnu untuk membayar mereka. Terlebih Astri tidak segan-segan mengambil empat sekaligus. waktu berjalan begitu cepat, sore harinya pembantu yang Astri pesan sudah datang. Saat ini wanita berjilbab itu sedang memberitahu apa saja tugas mereka. Sementara itu, Wisnu memilih untuk duduk santai di sofa ruang tengah, dengan leptop di pangkuannya, ada banyak e-mail masuk yang harus Wisnu periksa. "Ok, apa kalian sudah paham?" tanya Astri. "

    Last Updated : 2022-08-25
  • Satu Set Gamis Mewah   Surat Kehamilan

    Setelah itu Ratna langsung menghubungi nomor putranya, cukup lama ia menunggu. Setelah hampir lima belas menit, akhirnya panggilan tersambung. Wisnu mengangkat telepon dari ibunya itu. [Halo, Wisnu tolong kamu transfer uang untuk bayar belanjaan yang mama beli][Aku sedang sibuk, Ma. Katanya, Mama belanja sama Astri][Astri pulang ninggalin mama sama Lirna. Belanjaan belum dibayar, mama nggak bawa uang, mobil juga ada di rumah kamu][Astaga, Mama. Ya sudah pakai uang Lirna dulu kan bisa. Nanti aku yang ganti][Masalahnya uang Lirna nggak cukup, udah buruan kamu transfer][Memangnya berapa, Ma][Cuma dua juta lima ratus ribu rupiah kok][Nanti aku transfer, Ma][Ya sudah, mama tunggu]Setelah itu Ratna mengakhiri panggilannya, selang beberapa menit, uang yang Wisnu transfer masuk. Dengan segera Ratna membayar barang belanjaannya, setelah itu mereka bergegas untuk pulang. Namun, sebelumnya Ratna harus mengambil mobilnya yang ada di rumah Wisnu. Sementara itu, di rumah Astri tengah dud

    Last Updated : 2022-09-06
  • Satu Set Gamis Mewah   Wisnu di Poli Kandungan

    Pukul enam sore Wisnu tiba di rumah Lirna, wanita berhidung mancung itu menyambut kedatangan sang suami. Dengan tersenyum Lirna mengajak suaminya masuk ke dalam, setibanya di ruang tengah, Wisnu memilih untuk menjatuhkan bobotnya di sofa. "Ini bajunya." Wisnu menyerahkan paper bag yang ia bawa. Dengan semangat Lirna menerima paper bag tersebut. "Aku buka ya, Mas." Lirna tersenyum, lalu membuka dan mengambil isi paper bag tersebut. Mata Lirna terbelalak setelah melihat isi paper bag yang Wisnu kasih untuknya. Sebuah daster lusuh yang sudah berlubang, sudah tak layak pakai lagi. Lirna tidak habis pikir, bisa-bisanya Wisnu memberinya baju compang-camping seperti itu. Biasanya sang suami selalu membeli baju bermerek. "Mas apa-apaan ini, kenapa baju lusuh seperti ini yang kamu berikan." Lirna melempar daster tersebut tepat di pangkuan Wisnu. Detik itu juga Wisnu mengambil daster yang Lirna lempar. "Apa?! Kok jadi seperti ini sih. Tadi waktu aku beli gamis yang kamu minta." Wisnu bangk

    Last Updated : 2022-09-07
  • Satu Set Gamis Mewah   Kepergian di Hotel

    Ingin rasanya Astri menghampiri suaminya dan menanyakan sedang apa, lalu siapa wanita muda yang bersamanya. Namun, Astri urungkan, di benaknya terdapat ide, dengan segera ia mengambil ponsel lalu memotret dua manusia itu. Astri teringat tentang surat kehamilan yang ia temukan di tas suaminya. Itu artinya wanita yang bersama Wisnu itu tengah hamil. "Apa hubungan mereka, mungkinkah mas Wisnu sudah menghamilinya, atau mereka punya hubungan khusus," batin Astri. Ia harus segera mencari tahu siapa wanita muda itu. "Aku nggak nyangka, ternyata kamu tak lebih dari seorang playboy. Tidak cukup dengan satu pasangan, sudah seperti piala bergil*r," gumamnya. Setelah itu Astri nanti akan mencari tahu siapa wanita tersebut. Cukup lama Astri berada di rumah sakit, setelah melakukan pemeriksaan, akhirnya ia yakin dan percaya jika Allah telah memberikannya kepercayaan untuk menjadi seorang ibu. Astri akan merahasiakan hal tersebut, ia tidak akan memberitahukan Wisnu tentang kehamilannya itu. Setel

    Last Updated : 2022-09-08
  • Satu Set Gamis Mewah   Pelakor Vs Selingkuhan

    "Dari mana Lirna mendapat foto itu," batin Wisnu. "Itu bisa aku jelaskan, sekarang ikut aku pulang." Wisnu menarik tangan istrinya, tetapi niatnya terhenti saat Romi ikut menarik tangan Lirna. "Mau dibawa kemana." Romi mencekal pergelangan tangan kiri Lirna. "Itu bukan urusanmu." Wisnu menarik paksa tangan Lirna, lalu membawanya masuk ke dalam mobilnya. Romi memilih untuk diam, percuma juga ikut campur, masalah akan menjadi panjang. Sementara itu, Lirna berusaha untuk memberontak, tetapi tenaga Wisnu jauh lebih kuat. Setelah masuk ke dalam, Wisnu langsung melaju meninggalkan tempat itu. Dalam perjalanan, Lirna memilih untuk diam, kesal dan marah menjadi satu. Lirna tidak menyangka kalau dirinya akan kepergok dalam hotel. Saat ini Lirna harus memikirkan untuk mencari alasan, agar Wisnu percaya dengan ucapannya. Sementara itu, Wisnu masih tidak percaya, tentang foto dirinya bersama dengan Vina, wanita simpanannya. Setelah cukup lama dalam perjalanan kini mereka tiba di rumah. Wisn

    Last Updated : 2022-09-09

Latest chapter

  • Satu Set Gamis Mewah   Meniti Kebahagiaan

    Tidak terasa bulan demi bulan terus berjalan, dan tahun pun telah berganti. Selama ini rumah tangga Astri dan Steven semakin hari semakin romantis dan juga harmonis. Masalah memang selalu ada, akan tetapi keduanya selalu menghadapinya dengan otak dan kepala yang dingin. Dan sekarang usia Naira menginjak lima tahun, Naira tumbuh menjadi gadis yang cantik seperti ibunya. Kecantikan serta lemah lembutnya menurun dari ibunya, tapi di balik itu, Naira memiliki sifat yang menurun dari ayahnya, yaitu manja, dan gampang ngambek. Tatapan matanya pun sama seperti mata Steven, tapi wajah, hidung serta bibir sama seperti Astri. Hari adalah hari senin, dan seperti biasanya Astri akan memulai kesibukannya usai shalat subuh. "Sayang jam tangan aku di mana!" teriak Steven dari dalam kamar. Pria itu tengah mencari jam tangannya yang selalu ia pakai. "Iya sebentar." Astri ikut berteriak. Saat ini Astri tengah sibuk menyiapkan bekal untuk Naira. Setelah selesai, Astri bergegas naik ke lantai atas di

  • Satu Set Gamis Mewah   Hadirnya Melaikat Kecil

    Hari demi hari telah berganti, minggu demi minggu telah berlalu, bahkan bulan pun terus berjalan. Tidak terasa kini usia kandungan Astri sudah sembilan bulan, mereka tinggal menanti kelahiran malaikat kecil yang telah dinanti-nanti. Yang akan menjadi pelengkap kebahagiaan mereka. Kini Steven sudah standby di rumah, karena mereka tidak tahu kapan Astri akan melahirkan, entah itu siang, pagi ataupun malam. Meski sudah ada perkiraan dari dokter, tetap saja mereka tidak tahu, bisa lebih cepat atau mungkin sebaliknya. Pagi ini Astri tengah duduk di depan televisi, tak lupa di pangkuannya terdapat satu toples cemilan. Wanita berjilbab itu tengah asyik menonton televisi sembari memakan cemilan. Selang berapa menit Steven datang, pria itu menjatuhkan bobotnya di sebelah sang istri. "Sayang lihat tuh, tangan sama kaki, paha, muka udah bulat macam bola saja, tapi ngemil nggak mau berhenti." Steven menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Biarin, soalnya enak, Mas," sahut Astri. Tiba-tiba

  • Satu Set Gamis Mewah   Penyesalan

    Seminggu telah berlalu, sejak kejadian di mana Vina datang untuk menuntut balas, sejak saat itu Steven semakin memperketat penjagaan di rumahnya. Ia tidak ingin sampai kejadian buruk menimpa istrinya itu, terlebih saat ini Astri tengah mengandung. "Mas keluar yuk, aku bosen di rumah terus. Hari ini kamu libur kan, Mas?" tanya Astri. Pagi ini mereka tengah duduk santai di ruang tengah. "Memangnya mau pergi ke mana, hem." Steven balik bertanya. "Nyari baju hamil, Mas. Baju yang ada di lemari udah nggak muat," sahut Astri. "Ya udah mandi dulu sana," titah Steven. "Ish aku kan udah mandi," sahut Astri. "Iya mandi kemarin, udah buruan sana," kata Steven. "Mandiin ya," sahut Astri. Seketika ia bangkit dan beranjak dari ruang tengah sebelum suaminya itu benar-benar menyetujui ucapannya itu. Setibanya di kamar, Astri bergegas masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan diri. Dua puluh menit kemudian, Astri keluar dengan memakai handuk kimono. Wanita hamil itu berjalan menuju lemari

  • Satu Set Gamis Mewah   Dendam Vina

    Semua rahasia yang Irvan sembunyikan kini telah terbongkar, awalnya Irvan ingin tetap merahasiakan siapa dirinya sebenarnya. Namun ibunya terus mendesak, alhasil saudara kembar Wisnu mau mengaku juga. Ratna sempat syok mendengar hal itu, tetapi ia berusaha untuk menerima kenyataan itu. "Andai saja Wisnu masih ada di sini, mungkin kebahagiaan mama akan lebih lengkap. Tapi Wisnu sudah lebih dulu meninggalkan kita." Ratna mulai terisak, dengan cepat Irvan memenangkannya. Ia tidak ingin ibunya kembar depresi karena kepergian putranya yang selama ini bersamanya. "Sudah, Ma. Wisnu sekarang sudah tenang, walaupun Wisnu tidak bersama kita. Irvan yakin, Wisnu akan bahagia, jika melihat kita juga bahagia." Irvan mendekap erat tubuh ibunya, hal tersebut yang puluhan tahun Irvan rindukan. "Irvan, tolong jaga tinggalkan mama lagi, sudah cukup mama kehilangan Wisnu," pinta Ratna. "Mama tidak perlu khawatir, mulai sekarang Irvan yang akan menjaga, Mama." Irvan semakin mempererat dekapannya itu.

  • Satu Set Gamis Mewah   Terbongkar

    Satu bulan sudah sejak kejadian Astri diculik, sejak saat ini Steven lebih ketat lagi untuk menjaga istrinya itu. Terlebih Astri saat ini tengah mengandung, bahkan Steven rela mengeluarkan uang banyak untuk membayar bodyguard demi melindungi sang istri. Setelah kejadian itu juga, Ferdy membebaskan adiknya itu dari urusan kantor. Ferdy tidak ingin kejadian buruk itu kembali menimpa sang adik. Astri memang sangat beruntung memiliki kakak seperti Ferdy, dan ia juga beruntung memiliki suami seperti Steven. "Mas sarapannya sudah siap," ucap Astri seraya berjalan menghampiri suaminya yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. "Iya sebentar lagi aku turun," sahut Steven. Setelah itu Astri memutuskan untuk turun terlebih dahulu. Selang beberapa menit, Steven turun, pria berkulit putih itu melangkahkan kakinya menghampiri sang istri yang telah menunggunya di meja makan. Melihat suaminya datang, Astri langsung menarik kursi untuk duduk suaminya itu. "Mau sarapan pakai apa, Mas?"

  • Satu Set Gamis Mewah   Karma untuk Lirna

    Astri mengerjapkan matanya, perlahan ia membuka matanya, setelah kelopak matanya terbuka sempurna. Astri terkejut saat melihat ke sekelilingnya yang terlihat menyeramkan. "Ya Allah aku ada di mana," gumamnya. Mata Astri terus menyapu setiap sudut ruangan tersebut. Gelap dan juga pengap. "Mas tolong aku," batin Astri. Berharap semoga ada yang segera menolongnya. Tiba-tiba saja pintu terbuka, seorang wanita berjalan masuk ke dalam. Wanita itu tersenyum, lalu berjalan mendekat. "Siapa kamu, tolong lepaskan aku," ujar Astri yang memohon agar wanita itu mau melepaskan dirinya. Wanita itu menyunggingkan senyumnya. "Jangan harap, sebelum kamu mendapatkan balasan yang setimpal dariku. Gara-gara kamu ayah dari anakku tiada."Astri diam mendengar hal itu. "Maksud kamu apa, aku tidak mengerti.""Apa kamu lupa dengan mantan suamimu yang tiada karena ulahmu itu," ujar wanita tersebut. Detik itu juga Astri diam. Mantan suami itu artinya mas Wisnu. "Maksud kamu, Mas Wisnu," sahut Astri."Dia a

  • Satu Set Gamis Mewah   Astri diculik

    Astri memundurkan langkahnya saat pria itu bangkit, rasa takut serta khawatir berubah menjadi satu. Pria itu yang tak lain adalah Irvan, kini berjalan semakin mendekat. "Si-siapa kamu." Ucapan Astri terbata-bata. "Kamu pasti sudah tahu siapa aku bukan." Irvan menatap mata indah Astri. Astri menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin, tidak mungkin orang yang sudah meninggal terus hidup lagi. Kamu pasti hanya orang iseng iya kan.""Hahaha, apa aku terlihat seperti orang iseng? Lihat wajahku baik-baik," ujar Irvan. Mata hitamnya terus menatap wajah wanita yang ada di hadapannya itu. "Astri sangat cantik, pantas saja Wisnu sangat mencintainya," batin Irvan, jujur ia terpesona oleh kecantikan Astri. "Ya Allah, tolong selamatkan aku dari orang yang berniat jahat padaku," batin Astri. "Rasanya aku tidak tega kalau harus melukainya," batin Irvan. "Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan melukaimu, aku juga tidak akan menyakiti kamu. Justru aku akan melindungimu," ungkap Irvan. Detik it

  • Satu Set Gamis Mewah   Rahasia Besar

    Pria itu tersenyum lalu melenggang masuk ke dalam, sementara itu. Astri masih diam mematung, rasanya ia tidak percaya dengan yang baru saja dilihatnya. Menyadari akan pria itu, mata Astri berkeliaran mencarinya. Namun sosok pria yang ia temui sudah pergi. "Ya Allah, ini tidak mungkin. Pasti aku hanya salah lihat. Tidak mungkin orang yang sudah meninggal terus hidup lagi. Enggak mungkin, dia pasti hanya mirip saha." Astri terus beristighfar, ia berusaha untuk berpikir positif. "Tapi wajah dan senyumnya sangat mirip dengan, Mas Wisnu. Tapi ini tidak mungkin, aku hanya salah lihat." Astri melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut, rasanya ia ingin segera sampai ke rumah. "Jalan, Pak. Langsung pulang saja," titah Astri pada supir pribadinya. "Baik, Nyonya." Mang Ujang mengangguk. Setelahnya mobil melaju meninggalkan pelataran rumah sakit. Dalam perjalanan pulang, Astri tidak henti-hentinya memikirkan kejadian tadi saat di rumah sakit. Sangat sulit untuk dimengerti, dan rasanya tid

  • Satu Set Gamis Mewah   Ratna Depresi

    Astri berteriak begitu kencang membuat Steven yang berada di kamar mandi panik. Ia keluar dan melihat jika istrinya tengah berteriak dengan mata yang masih terpejam. Dengan rasa panik Steven naik ke atas ranjang dan mencoba membangunkan sang istri. Steven menepuk pelan pipi Astri, bahkan digoncangkan tubuh istrinya agar cepat bangun.Seketika Astri terbangun dan terduduk dengan napas yang memburu. Seketika ia menghambur ke pelukan suaminya dengan tangis yang pecah. Steven membalas pelukan istrinya dengan erat, ia merasa jika Astri dalam ketakutan, entah apa yang terjadi. Steven semakin mempererat pelukannya, ia terus berusaha memberi ketenangan pada sang istri.Setelah cukup lama, Steven melepas pelukannya dan menangkup wajah sang istri. "Ada apa, hem? Apa kamu mimpi buruk.""Bayi aku." Astri memegangi perutnya, dengan air mata yang terus mengalir. "Ada apa?" tanya Steven dengan raut wajah khawatir.Astri kembali menghambur ke pelukan suaminya. "Aku mimpi kalau ... aku takut, Mas. Ak

DMCA.com Protection Status