Share

Kecurigaan Emma

VIOLA

Aku nggak bisa mengelak karena Kenzio mengunci tanganku begitu erat lalu menggiring ke mobilnya. Beberapa detik setelahnya aku sudah duduk manis di sana.

Kenzio nggak mengatakan apa pun, begitu pun denganku. Kebersamaan kami terasa canggung. Seakan kami adalah dua orang asing yang disatukan dalam suatu tempat. Dari sikapnya aku tahu bisa jadi Kenzio menyesali yang telah kami lakukan kemarin. Mungkin saat itu dia hanya larut terbawa suasana. Lalu pagi ini menyadari bahwa yang kami lakukan merupakan sebuah kesalahan.

Saat dalam perjalanan ponselku berbunyi. Ternyata dari Mbak Emma. Aku menjawab pada dering ketiga.

"Halo, Mbak."

"Lo di mana?" Suara Mbak Emma yang keras membuatku berjengit. Selain blak-blakkan, dia suaranya juga keras. Selaras dengan badannya yang berisi.

Aku menjauhkan ponsel agak nggak terlalu menempel di telinga.

"Lagi di jalan mau fotocopy sekalian beli sarapan buat Bu Eka."

"Lo jadi nyari kosan?"

"Jadi, Mbak, kenapa?"

"Temen gue barusan ngabarin ada kamar yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status