Sementara itu di lain tempat di waktu yang sama, Lily Wilson sedang berada di sebuah salon kecantikan bersama dengan ibunya. Sore itu, Lily yang baru saja pulang dari Emerald Group lantas memesan Taxi untuk mengantarnya berkunjung ke rumah Catherine Wilson.Ketika Lily baru tiba di rumah ibunya, Catherine serta merta mengajak Lily ke salon kecantikan. Dan, kini mereka berdua sedang mendapatkan berbagai macam treatment kecantikan. Setelah berbagai macam treatment selesai dilakukan, Catherine meminta petugas salon agar merias wajah Lily.“Lily, meski kau diberkati dengan wajah cantik, kau tetap perlu merawat tubuhmu dan merias wajahmu. Kau juga harus memastikan bahwa semua yang menempel di tubuhmu adalah benda-benda berharga dan bernilai besar. Dengan begitu, orang lain akan lebih mudah tertarik kepadamu.”Catherine Wilson merasa ia telah memberi pesan-pesan bijak kepada Lily. Di saat yang sama, Lily yang sedang dirias oleh penata rias tampak berkali-kali menghembuskan napas tanda ia ta
Lily meminta izin kepada Catherine untuk menelepon Henry terlebih dahulu. Dengan senang hati Catherine mempersilakan Lily untuk pergi mencari tempat sepi jika memang ada hal-hal private yang ingin Lily sampaikan kepada Henry.Lagipula, Catherine merasa tak ada yang perlu dikhawatirkan andai Lily meminta Henry untuk membuat persiapan sebelum Henry datang ke Royal Champillon Hotel. Di dalam benak Catherine, ia mempertanyakan persiapan apa yang bisa dilakukan oleh seorang suami pengangguran seperti Henry James? Dan, tentu saja jawabannya adalah, tidak ada!“Lily, tolong katakan juga pada Henry untuk membawa tissue yang banyak.” Catherine mengingatkan Lily sebelum Lily pergi mencari tempat sepi untuk menelepon suaminya.“Eh, tissue? Untuk apa?”“Ha ha, sepertinya, Henry akan menangis tersedu-sedu malam ini. Jadi, tak ada salahnya jika kau sudah memberinya gambaran. Katakan juga padanya jika malam ini Ibu sudah mempersiapkan calon menantu yang muda, tampan, dan kaya raya. Menurut ibu, tak
Lily telah tiba di Royal Champillon Hotel pada pukul tujuh malam hari. Saat itu, Taxi yang ditumpangi Lily sempat bingung karena mobilnya dihentikan oleh security bahkan sebelum mobil itu mencapai drop point di lobby depan. Lebih tepatnya, security tersebut menghentikan taxi yang ditumpangi Lily tepat di gerbang pintu masuk, membuat si driver Taxi merasa bingung karena seharusnya tak ada kesalahan apapun yang ia lakukan.“Maaf, Pak. Malam ini anda tidak bisa memasuki Royal Champillon Hotel karena hotel ini sudah dibooking oleh seseorang,” ucap si security kepada driver Taxi.Si driver pun menolehkan kepala ke belakang, seolah meminta penjelasan dari Catherine dan Lily.“Nyonya, apakah anda yakin tempat yang anda tuju adalah Royal Champillon Hotel?” tanya si driver kepada Catherine.Catherine Wilson merasa terkejut karena dia juga tak menduga jika Royal Champillon Hotel telah dibooking oleh seseorang. Ekspresinya tampak rumit ketika ia ditanyai oleh si driver taxi.“Sebentar, boleh aku
Karena security meminta driver taxi untuk segera melaju ke lobby hotel, ia pun menginjak pedal gas pelan-pelan dan melaju menuju ke lobby hotel. Di saat yang sama, driver taxi itu pun merasa kepalanya dipenuhi oleh rasa penasaran.Ia pun menoleh ke belakang, mengamati Lily dan Catherine dengan seksama. Karena rasa penasaran di kepalanya telah sangat mengganggu, akhirnya driver taxi itu pun melontarkan sebuah pertanyaan.“Madam, mengapa anda tak mengatakan secara langsung jika rombongan kalianlah yang telah membooking Royal Champillon Hotel secara penuh? Ah, saya tadi sempat khawatir jangan-jangan kita akan didenda atau semacamnya karena telah menerobos area yang akan disterilkan.”Tentu saja, ucapan dari driver taxi tersebut semakin menambah kebingungan di kepala Lily dan Catherine. Hingga saat itu, mereka masih sulit mempercayai bahwa kemungkinan besar, orang yang telah membooking Royal Champillon Hotel adalah Zeke yang berasal dari kota Neo.Laki-laki yang katanya tertarik dengan Li
Ting!Ting!Ting!Tangan Lily gemetar hebat saat ia merasakan ponselnya membunyikan notifikasi berkali-kali. Ia ingin membuka ponselnya tetapi di saat yang sama, ia juga ketakutan untuk melihat siapa yang baru saja mengiriminya pesan beruntun.“Nona, bisakah kau mengantarku ke toilet?” tanya Lily pada seorang pegawai Royal Champillon Hotel yang mendampinginya berjalan menuju ke restoran.Pegawai perempuan itu segera menunduk dan menganggukkan kepala. “Tentu saja, Nona Lily. Saya akan mengantar anda ke toilet terdekat.”Lily menarik napas lega lalu berjalan cepat menuju ke toilet. Sementara itu, Catherine sibuk menyalakan ponselnya, ia mengambil gambar dan video tentang betapa luar biasanya pihak Royal Champillon Hotel menyambut kedatangannya.Bermodalkan video tersebut, Catherine akan bisa memamerkan nasib mujurnya itu ke teman-teman sosialitanya.Beep! Beep! Beep! Beep! Beep!“Ah, Zeke meneleponku!” Catherine memekik tertahan. Segera, ia mengangkat telepon dari pemuda kaya raya yang
Saat Henry membaca pesan dari Lily, jantung Henry berdegup kencang. Seorang pria muda dan kaya raya saat ini telah membooking hotel mewah secara penuh demi makan malam bersama istrinya?Pria kaya raya itu juga sudah tahu dengan sangat jelas bahwa perempuan yang ia dekati adalah perempuan yang sudah memiliki suami!Henry merasakan sensasi panas yang membakar dadanya. Ini adalah pertama kalinya Henry merasa cemburu. Lebih-lebih, sosok yang sedang mencoba mendekati istrinya ternyata merupakan sosok luar biasa yang memiliki harta yang berlimpah.Tentu saja itu tak bisa dibiarkan. Henry akan segera datang ke Royal Champillon Hotel untuk merebut kembali hati istrinya.Tetapi, Henry lantas teringat satu hal, jika pemuda yang bernama Zeke itu memiliki kemampuan untuk membooking Royal Champillon Hotel secara penuh, bukankah itu artinya latar belakang Zeke amatlah mengerikan? Zeke jelas bukanlah orang yang boleh disinggung oleh orang lain.[Lily, bisakah kau menyebutkan full name dari Zeke? Aku
Derap suara langkah kaki terdengar cukup nyaring di telinga Lily. Kala itu ia baru saja berjalan keluar dari toilet. Begitu telinganya mendengar suara langkah kaki yang berkumandang dari arah lobby hotel, jantung Lily berdegup kencang. Royal Champillon Hotel telah menutup aksesnya untuk pengunjung lain, maka, jika ada derap kaki yang muncul, itu pastilah rombongan Zeke dari kota Neo.Leher Lily terasa kaku saat ia memaksa kepalanya untuk menoleh ke kiri. Benar saja, mata Lily terbelalak seketika saat ia melihat penampakan sosok pemuda rupawan yang berjalan di atas karpet merah dengan diikuti oleh puluhan pria berjas hitam.Pemandangan itu menyerupai rombongan putra kepala negara yang tengah dikawal oleh pasukan pengamanan elite. Meski Lily melihatnya dari jarak yang tak dekat, Lily bahkan bisa merasakan aura kharisma dari sosok Zeke yang cukup kuat. Bisa dipastikan, Henry hanya akan menjadi butiran debu di hadapan Zeke. Setidaknya itulah yang ada di pikiran Lily kala itu.“Nona Lily,
“Ya, Tuan Muda, suaminya akan datang ke sini. Saya harap malam ini juga akan menjadi malam terakhir dia berstatus suami Lily,” jawab Catherine mengambil alih pertanyaan yang ditujukan untuk Lily.“Uhm,” Zeke berdeham sembari mengendurkan dasi, setelah membuat sebuah senyum hangat, Zeke mengambil duduk lalu bergumam lagi, “Nyonya Wilson, ucapan anda membuat Nona Lily murung. Bagaimana ini, apa yang harus kuperbuat agar Nona Lily tersenyum?” tanya Zeke dengan kehangatan yang luar biasa mengagumkan.Kengerian di hati Catherine pun lama-lama memudar setelah berkali-kali ia menyaksikan senyuman hangat dari Zeke.Secara iseng, Catherine memberi usul, “Bagaimana dengan hadiah yang manis? Mungkin putriku akan terhibur?”Zeke mengerutkan dahi lalu bertanya, “Hadiah manis? Apa itu? Rumah? Villa? Mobil? Apartemen? Atau, bagaimana kalau semuanya?” goda Zeke diakhiri dengan tawa renyah.Tentu saja Catherine nyaris merasakan kepalanya meledak mendengar tawaran-tawaran yang dilontarkan oleh Zeke.“M