Richard Forger menelan ludah, ia tak menduga jika gadis muda yang baru saja mempersilakannya masuk kini mendapati masalah karena dirinya.
“Nona, aku memiliki kartu…” Richard berniat menjawab tudingan Bellatrix terhadap Daisy tetapi Bellatrix segera mengacungkan telunjuknya tepat ke jidat Richard.
“Damn! Siapa yang memberimu izin untuk berbicara padaku? Shit, aku sedang berbicara pada sepupuku yang bodoh ini!” Bellatrix lantas berganti menudingkan telunjuknya ke arah Daisy yang menunduk tak nyaman.
“Bella, dia membawa kartu undangan dari kakek. Percayalah… Kita harus menyambutnya atau…”
“Aku tak peduli! Seperti biasa, semua keputusan yang kau ambil akan berujung pada petaka. Kali ini, kuperingatkan sekali lagi! Usir gembel ini atau…”
Bellatrix belum sempat melanjutkan kalimatnya ketika dari arah belakang, terdengar suara omelan khas perempuan tua, dialah Sandra Miller, perempuan berusia tujuh puluhan tahun yang merupakan istri dari James Miller. Sandra membenci keributan meski di saat yang sama ia adalah sosok yang kerap membuat keributan.
“Apa kalian ingin membunuhku dengan membuat keributan seperti ini, heh? Kalian berharap tensi jantungku naik? Oh, dasar kalian cucu-cucu yang tak beradab!” Sandra Miller mengacung-acungkan tangannya ke arah Daisy dan Bellatrix, ketika tangannya tak sengaja menunjuk ke arah Richard, Sandra refleks mundur dan menutup mulut menggunakan dua tangan.
“Tunggu! Siapa yang memberinya izin untuk mengotori ruang tamuku?!” Sandra memekik tak terima.
Teriakan Sandra semakin membuat Richard kikuk, untuk alasan yang sulit dipahami, ia merasa kasihan pada Daisy karena kemarahan Bellatrix dan Sandra akan tertumpu pada gadis malang itu. Sayangnya, teriakan Sandra pada akhirnya berhasil membuat satu orang lagi di keluarga Miller datang ke ruang tamu.
Tak jauh berbeda dengan Bellatrix, orang yang datang ke ruang tamu segera memberikan tatapan sinis ke arah Richard.
“Bukankah kita sudah memberi tahu security bahwa kita tak sedang membuka lowongan pembantu?” Nancy yang merupakan ibu dari Bellatrix mengerutkan dahi mengamati Richard.
“Tampangnya seperti tukang pengangkut sampah, oh, rumah kita bahkan tak punya sampah. Justru, untuk saat ini, dia tampak lebih mirip sampah di rumah ini!” Bellatrix mencemooh Richard lalu menjelaskan secara singkat pada ibunya bagaimana Richard bisa masuk ke ruang tamu.
“Ibu, Bella benar! Kau harus lebih keras lagi pada Daisy. Lihat apa yang ia perbuat, semakin lama sepertinya otak Daisy semakin dungu!” Nancy berujar seraya mengelus-elus pundak Bellatrix, seolah hatinya sedang berkata. ‘Untung aku memiliki putri brillian seperti Bella. Harta warisan keluarga Miller akan mengalir lebih deras untuk cucu yang cerdas!’
“Kalian semua! Bisakah untuk tidak memojokkan Nona Daisy?! Lihat, aku memegang kartu ini dan seharusnya aku sudah bertemu Tuan Miller sekarang!” Pada akhirnya, Richard mengacungkan kartu hitam menyerupai wasit sepak bola mengeluarkan kartu merah.
Semua orang di ruang tamu masih ingin mencemooh Richard, tetapi kartu hitam di tangan Richard segera mengalihkan perhatian mereka.
“Suamiku sedang ada urusan di luar negeri selama tiga bulan ke depan.” Sandra menarik napas pelan-pelan, kartu hitam di tangan Richard bukanlah kartu sembarangan. Tak mau mendapat murka dari suaminya, Sandra pelan-pelan mendekati Richard untuk memeriksa keaslian kartu itu.
Richard dengan penuh percaya diri menyerahkan kartu hitam di tangannya. Sesuai prediksi Richard, Sandra menggeleng-gelengkan kepala tak percaya.
“Sial! Kartu ini asli!” Sandra mengumpat pelan, ia lantas menoleh ke arah Bellatrix lalu membuat perintah. “Bella, ambil laptopmu, sambungkan teleconference kepada James dan mari kita dengar penjelasan darinya.”
Untuk pertama kalinya, Daisy bisa bernapas lega.
Kali itu, semua orang tengah duduk di ruang tamu dengan laptop di meja yang sedang menyambungkan teleconference dengan James Miller.
“Apa yang membuat kalian berkumpul dan menghubungiku?”
Dari layar laptop, tampak James Miller sedang menyantap hidangan di sebuah restoran besar di luar negeri.
“Suamiku, lihat pemuda itu? Apa kau memang mengenalnya?” Sandra meminta James Miller untuk mengamati Richard.
Seketika, James Miller tersedak. Ia buru-buru minum lalu merapikan posisinya.
“Richard Forger?!” pekik James Miller tak percaya. “Richard, akhirnya kau datang juga!”
Semua orang di ruang tamu menelan ludah tak percaya. Pria gembel yang mereka hina benar-benar memiliki kedekatan dengan James Miller.
“Tuan James, mana calon istri yang kau janjikan padaku? Aku menerimanya dan ingin pernikahan diadakan dalam beberapa hari ke depan.”
Pertanyaan dan pernyataan Richard benar-benar seperti halilintar di siang bolong. Daisy, Bellatrix, Sandra, dan Nancy terkejut bersamaan. Ketika mereka ingin menanggapi ucapan Richard, dari layar laptop, James membuat isyarat agar semuanya diam.
“Richard, kebetulan sekali calonmu ada di sana. Cucuku yang bernama Bella, dia adalah yang paling cerdas dan mandiri. Dia untukmu.” James Miller menunjuk Bellatrix dengan senyum penuh bangga.
“Kakek! Apa-apaan ini? Kakek ingin menghancurkan masa depanku? Bagaimana bisa aku yang cemerlang ini harus berakhir menikahi pria menyedihkan seperti dia? Tidak! Aku alergi berat dengan pria payah seperti dia!”
Bellatrix ingin berkata lebih tetapi Nancy menghentikannya. Nancy memang tak menyetujui keputusan aneh ayahnya, tetapi, sebagai anggota keluarga Miller, mereka tak sepatutnya menunjukkan ketidaksopanan di depan James Miller.
“Ayah…” Nancy mencoba melembutkan nada suaranya. “Bella memang brilliant, seperti yang ayah ketahui selama ini. Tapi untuk sebuah pernikahan, aku sebagai ibunya sangat memahami jika mental Bella masih belum sampai ke sana. Ehm… Kurasa, Daisy bahkan jauh lebih siap menjadi istri daripada Bella. Lihat Daisy, dia tak bisa bekerja apa-apa di kantor, mungkin dia memang sengaja karena ingin menikah saja.”
Nancy pura-pura melirik Daisy dengan tatapan lembut. Sejatinya, ia ingin menjerumuskan Daisy untuk menikahi Richard yang payah.
Daisy menggeleng-gelengkan kepala. Posisinya sebagai cucu di keluarga Miller sudah cukup buruk karena banyak proyek yang ia kerjakan berujung gagal total. Jika ditambah harus menikahi pria payah, ia yakin masa depannya akan semakin suram. Daisy menampakkan ekspresi memohon sembari menggeleng-gelengkan kepala kepada sang kakek, seperti meminta James Miller untuk tidak menikahkan dirinya dengan Richard.
Saat melihat kejadian di depan matanya, Richard ternyata memiliki keputusan sendiri. Ia pun berdeham dan membuat semua orang menoleh ke arah dirinya.
“Tuan James, Bella sepertinya memang tidak akan cocok denganku. Sebaliknya, aku rasa Daisy lebih cocok.”
“Ha ha ha! Tentu saja Daisy serasi denganmu, kalian sama-sama payah!” Bellatrix tertawa terbahak-bahak tetapi sedetik kemudian, tangan Nancy mendarat keras di pipi Bella.
“Lihat, ayah! Bocah ini masih butuh bimbingan! Sepertinya memang Daisy yang paling cocok menjalani kehidupan pernikahan.”
Bellatrix ingin mengeluh tetapi ia tahu ibunya sedang mencoba meyakinkan kakeknya untuk tidak menjodohkannya dengan Richard.
“Bagaimana James?” Sandra yang diam cukup lama akhirnya buka suara. “Kau memilih Bella, Richard memilih Daisy. Mana keputusanmu?”
James Miller mengamati semuanya, lalu berujar dengan penuh keyakinan.
“Daisy! Daisy akan menikah dengan Richard tiga hari ke depan!”
Bellatrix dan Nancy menjerit bahagia dalam hati sementara Daisy menghela napas kecewa.
‘Daisy, kau mungkin sedih untuk saat ini. Tapi percayalah, aku akan menjadi suami yang patut untuk dirimu.’
“Ibu.” Bellatrix berbisik pada Nancy. “Keluarga Miller sekarang mempunyai dua tikus mainan. Jika kita bosan bermain dengan Daisy, kita akan mendapat hiburan dari suami payahnya. Hi hi hi…”
Teleconference dengan James Miller telah usai. Selain memutuskan untuk menggelar pernikahan tiga hari ke depan, James Miller juga meminta Sandra untuk memberikan kamar untuk Richard. James berkata, mulai dari hari itu, Richard Forger telah menjadi bagian dari keluarga Miller meski pernikahan resmi baru akan digelar tiga hari mendatang. “Daisy! Karena dia akan menjadi suamimu, kau yang harus mengurus keberadaannya di sini!” Sandra memerintahkan Daisy untuk membawa Richard ke kamar di lantai dua kediaman keluarga Miller. Daisy mengangguk lesu sementara Richard berbasa basi berterima kasih kepada Sandra. Ketika keduanya berlalu pergi, Sandra memijit keningnya berkali-kali. “Oh… Daisy sudah cukup sering membuat keluarga Miller kehilangan muka. Sekarang dia dijodohkan dengan pria payah seperti Richard. Sial, aku akan lebih bahagia andai Daisy bukan cucu kandungku.” Mendengar ibunya mengeluh dan bersedih, Nancy datang dan menepuk-nepuk pundak Sandra. “Ibu, tenang, kita masih memiliki Bel
Akhirnya, hari pernikahan antara Daisy Miller dan Richard Forger telah tiba. Andai bukan keluarga Miller, mungkin persiapan pernikahan tak mungkin bisa usai hanya dalam waktu tiga hari. Tapi, semua bisa diurus dengan uang dan koneksi. “Daisy! Ingat, jaga suamimu baik-baik. Aku tak ingin dia membuat malu seluruh keluarga kita. Kalau memang dia melakukan hal-hal bodoh, kau harus menanggung semuanya sendiri dan tak boleh melibatkan kami semua!” Sandra memberi pesan pada Daisy beberapa saat sebelum mereka memasuki gedung pernikahan. Daisy mengangguk lantas menatap calon suaminya. “Richard, kau dengar itu? Kau harus jaga sikap. Pernikahan ini dihadiri oleh kolega-kolega kakekku. Mereka semua orang penting dan kau tak bisa asal bersikap.” Kala itu, Richard tampak menunjukkan sikap gelisah. Seperti ada sesuatu yang ia tahan. Karena semua pandangan tertuju pada Richard, Richard akhirnya tak memiliki alasan untuk tak menyembunyikannya. Richard menarik napas dalam sebelum akhirnya membuat pen
“Sayang, akhirnya aku diterima wawancara,” pekik Henry bersemangat.Ia baru saja mendapatkan panggilan untuk wawancara kerja di Bizzare Group. Setelah puluhan kali mengirimkan lamaran kerja, baru kali ini ada perusahaan yang memanggilnya untuk wawancara kerja. Biasanya, Henry selalu mendapat penolakan keras bahkan sebelum tahap panggilan wawancara.“Lihat, mereka bahkan menyebut di dalam email bahwa aku sudah terjamin diterima kerja dan hanya perlu datang wawancara sebagai formalitas!”Lily bergegas lari memeluk suaminya, itu adalah kabar baik pertama yang ia dengar bahkan setelah dua tahun menikah bersama Henry James. “Kita harus merayakan keberhasilanmu diterima di perusahaan itu, Sayang! Selamat, aku tahu kau pasti bisa!”Henry James dan Lily Wilson sudah dua tahun menikah. Henry sebenarnya hanyalah anak adopsi di keluarga Wilson. Ia dibenci oleh seluruh keluarga Wilson kecuali Lily. Lily dan Henry saling jatuh cinta dan mereka memutuskan untuk menikah meski sejatinya pernikahan it
Sementara itu, di pernikahan Judith, Lily Wilson berjalan pelan memasuki ke ruangan pesta. Gedung mewah yang telah disewa oleh keluarga Judith terlihat begitu elegan dan indah. Lily mengambil napas dalam seolah-olah mengumpulkan kekuatan dan keberanian untuk menghadapi orang-orang di sana."Hai, Lily, bagaimana kabarmu? Aku kira kamu tak akan berani datang ke pesta ini!"Lily mengambil napas dalam dan menghembuskannya perlahan, lalu tersenyum manis sebelum dia berbalik. “Hai, Jasmine. Aku baik-baik saja. Kamu tampak cukup sehat dan segar."Jasmine tersenyum manis, dia adalah saudara iparnya. “Tentu saja aku sehat dan segar. Semua itu karena aku merawat tubuh secara rutin,” balas Jasmine dengan nada sedikit menyombongkan dirinya sendiri selagi memberi kesan mengejek Lily yang dia anggap tak mampu merawat diri sendiri.Lily hanya bisa merasakan sesak di dadanya. Dia sudah menduga ejekan-ejekan semacam ini akan ia terima, singkatnya, Lily sudah mempersiapkan mental untuk itu.Tetapi teta
Dalam keadaan tergesa-gesa, Henry bergegas pergi ke pesta Judith. Henry khawatir akan istrinya yang mungkin sedang diintimidasi oleh banyak orang. Meski beberapa menit lalu Lily mengirim pesan jika ia baik-baik saja, itu justru membuat Henry semakin gelisah.[Aku sedang berada di toilet sekarang, oh, rasanya nyaman sekali bisa kabur dari mereka semua. Kau tak perlu terburu-buru, Sayang. Aku akan tetap ada di sini sebelum kau datang. Dan, aku baik-baik saja.]Senyum kecut menghiasi wajah Henry, istrinya menjadi pusat hinaan para kerabat hanya karena menikahi dirinya. ‘Andai aku bisa menjadi suami yang berguna,’ batin Henry sedikit kecewa, entah pada siapa.***Ketika Henry baru saja tiba di gedung pernikahan Judith, Henry disambut oleh kedua mertuanya.“Wow... ternyata kau berani datang ke sini! Di mana rasa malumu?" tanya Catherine dengan nada menghina.“Maaf, Bu. Kupikir, aku punya hak untuk datang ke sini dan menjemput istriku,” jawab Henry berusaha bersikap ramah di depan publik."
Henry mengerutkan kening sejenak. Tuan Muda? Jika tak salah dengar, telinganya baru saja mendengar seseorang memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda."Maaf, apakah Anda salah memencet nomor?" tanya Henry yang agak bingung.“Tidak, Tuan. Saya Oliver Wood. Saya adalah kepala pelayan keluarga James. Dan saya memang sedang mencari Tuan Muda, beruntung sekali saya segera menemukan anda. Anda adalah pewaris tunggal dari Keluarga The Great James!” jawab Oliver Wood di telepon.Oliver Wood kemudian berbicara panjang lebar, menceritakan bahwa keluarga Henry hancur dalam satu malam dan menyebabkan kematian kedua orang tuanya.Oliver Wood dan beberapa pelayan lain dari keluarga James mengalami fitnah dari orang-orang yang iri dan ingin menghancurkan keluarga James. Begitu Oliver Wood bebas dari tahanan, tugas pertama yang ia lakukan adalah mencari Henry James, putra tunggal keluarga James yang merupakan pewaris tahta The Great James.Henry, yang masih merasa bingung hanya bisa terdiam. Sepanjang H
Ketika Henry tiba di depan meja kasir, dengan antusias dia berkata kepada penjaga kasir, "Permisi, Nona. Aku ingin membayar tagihan medis istriku.”Tak seperti beberapa waktu sebelumnya, kali itu Henry menyambangi petugas kasir sembari tersenyum ramah. Bukankah segala macam persoalan yang berhubungan dengan uang sudah tidak lagi menjadi masalah bagi seorang pewaris tunggal keluarga The Great James? Henry nyaris tak bisa menyembunyikan senyum gembiranya.“Nona?” Henry menyapa petugas kasir untuk ke dua kalinya setelah sapaannya yang pertama tak mendapat respon. Mungkin si kasir terlalu berkonsentrasi pada pekerjaannya sehingga tak menyadari kedatangan orang lain, begitu pikir Henry.Saat itu, si kasir akhirnya menoleh demi memastikan apakah yang sedang memanggilnya adalah pria yang beberapa waktu lalu mengemis keringanan pembayaran. Setelah tahu bahwa pria yang datang memanglah Henry, kasir hanya melihat Henry dengan wajah yang tak ramah.Dia bahkan dengan sengaja memanggil pria yang s
Henry mengikuti staf rumah sakit yang sedang mengantarnya ke kamar VIP tempat Lily berada. Sebelumnya, Henry telah meminta kamar yang terbaik yang dimiliki rumah sakit tersebut, dengan fasilitas yang jauh lebih lengkap tentunya.Setelah dua tahun mengajak Lily hidup dalam kesulitan, kali ini dan seterusnya, Henry berjanji akan memberikan yang terbaik untuk istrinya yang setia."Tuan Muda, ini adalah kamar baru untuk istri Anda. Kami telah menyiapkan fasilitas terbaik dan obat-obatan terbaik yang kami punya. Setiap pagi dokter akan datang untuk memeriksa kondisi istri Anda. Jika Anda membutuhkan sesuatu, silakan tekan bel di sini maka perawat akan datang ke sini dengan segera," ucap pria itu menjelaskan sekilas tentang ruangan VIP terbaru yang ditempati Lily.Henry mengangguk. "Terima kasih banyak atas bantuanmu.""Kami merasa bersyukur karena Anda bersedia memaafkan kesalahan kasir kami sebelumnya. Kami juga merasa terhormat karena anda berkenan mempercayakan kesembuhan istri anda di
Akhirnya, hari pernikahan antara Daisy Miller dan Richard Forger telah tiba. Andai bukan keluarga Miller, mungkin persiapan pernikahan tak mungkin bisa usai hanya dalam waktu tiga hari. Tapi, semua bisa diurus dengan uang dan koneksi. “Daisy! Ingat, jaga suamimu baik-baik. Aku tak ingin dia membuat malu seluruh keluarga kita. Kalau memang dia melakukan hal-hal bodoh, kau harus menanggung semuanya sendiri dan tak boleh melibatkan kami semua!” Sandra memberi pesan pada Daisy beberapa saat sebelum mereka memasuki gedung pernikahan. Daisy mengangguk lantas menatap calon suaminya. “Richard, kau dengar itu? Kau harus jaga sikap. Pernikahan ini dihadiri oleh kolega-kolega kakekku. Mereka semua orang penting dan kau tak bisa asal bersikap.” Kala itu, Richard tampak menunjukkan sikap gelisah. Seperti ada sesuatu yang ia tahan. Karena semua pandangan tertuju pada Richard, Richard akhirnya tak memiliki alasan untuk tak menyembunyikannya. Richard menarik napas dalam sebelum akhirnya membuat pen
Teleconference dengan James Miller telah usai. Selain memutuskan untuk menggelar pernikahan tiga hari ke depan, James Miller juga meminta Sandra untuk memberikan kamar untuk Richard. James berkata, mulai dari hari itu, Richard Forger telah menjadi bagian dari keluarga Miller meski pernikahan resmi baru akan digelar tiga hari mendatang. “Daisy! Karena dia akan menjadi suamimu, kau yang harus mengurus keberadaannya di sini!” Sandra memerintahkan Daisy untuk membawa Richard ke kamar di lantai dua kediaman keluarga Miller. Daisy mengangguk lesu sementara Richard berbasa basi berterima kasih kepada Sandra. Ketika keduanya berlalu pergi, Sandra memijit keningnya berkali-kali. “Oh… Daisy sudah cukup sering membuat keluarga Miller kehilangan muka. Sekarang dia dijodohkan dengan pria payah seperti Richard. Sial, aku akan lebih bahagia andai Daisy bukan cucu kandungku.” Mendengar ibunya mengeluh dan bersedih, Nancy datang dan menepuk-nepuk pundak Sandra. “Ibu, tenang, kita masih memiliki Bel
Richard Forger menelan ludah, ia tak menduga jika gadis muda yang baru saja mempersilakannya masuk kini mendapati masalah karena dirinya. “Nona, aku memiliki kartu…” Richard berniat menjawab tudingan Bellatrix terhadap Daisy tetapi Bellatrix segera mengacungkan telunjuknya tepat ke jidat Richard. “Damn! Siapa yang memberimu izin untuk berbicara padaku? Shit, aku sedang berbicara pada sepupuku yang bodoh ini!” Bellatrix lantas berganti menudingkan telunjuknya ke arah Daisy yang menunduk tak nyaman. “Bella, dia membawa kartu undangan dari kakek. Percayalah… Kita harus menyambutnya atau…” “Aku tak peduli! Seperti biasa, semua keputusan yang kau ambil akan berujung pada petaka. Kali ini, kuperingatkan sekali lagi! Usir gembel ini atau…” Bellatrix belum sempat melanjutkan kalimatnya ketika dari arah belakang, terdengar suara omelan khas perempuan tua, dialah Sandra Miller, perempuan berusia tujuh puluhan tahun yang merupakan istri dari James Miller. Sandra membenci keributan meski di s
Sore hari itu juga, Richard Forger berpamitan kepada George Warren dan meyakinkan pria tua tersebut bahwa ia akan membayar kerugian yang dialami oleh George. Meski George Warren sulit mempercayai ucapan Richard, ia membiarkan Richard pergi. “Ehm… Sebelumnya, bisakah aku meminjam beberapa dolar untuk memesan Taxi, Tuan George?” Sebelum benar-benar pergi, Richard baru sadar jika ia sudah tak memiliki apa-apa lagi. Ia cukup malu pada pria tua itu tetapi memang hanya George Warren seorang, sosok di kota Roxburgh yang bersedia membantu Richard. “Ck… Ambillah.” George Warren dengan terpaksa memberikan beberapa dolar di sakunya kepada Richard. “Terima kasih, Tuan George. Kupastikan kau bisa memegang janjiku, aku akan melunasi kerugian yang kau alami.” George Warren mengangguk lesu. Setengah putus asa, ia berharap jika janji Richard bukanlah bualan semata. “Tiga hari dari sekarang! Kupastikan aku akan mengganti kerugianmu. Tuan George!” Setelah mengcapkan kalimat itu, Richard Forger sege
Setelah novel Sang Pewaris Terkaya tamat, saya ingin memperkenalkan novel saya yang lain yang juga bergenre urban dan sudah tamat berjudul "Suami Hebat yang Menyamar", berikut adalah tester 5 bab novel tersebut, jika berkenan membaca lanjutannya, kalian bisa klik di profil Banin SN dan pilih novel berjudul "Suami Hebat yang Menyamar". Terima kasih~~ ---------- Suami Hebat yang Menyamar Bab 1 ----------------------------- Richard Forger sedang mengepel lantai ruangan Luis Jung, CEO Westfield Corporation. Cleaning Service baru itu seperti sedang berada di tempat yang salah dan di waktu yang salah. Bagaimana tidak, saat Richard sedang sibuk membersihkan lantai, Luis Jung tiba-tiba dengan sengaja menumpahkan kopi ke lantai. Setelah pura-pura terkejut, Luis Jung berteriak kepada Richard. “Hei, Babu! Kau tak lihat ada lantai kotor di sini?!” Richard Forger ingin mengumpat, tetapi tentu saja Cleaning Service bukanlah posisi yang membolehkan dirinya mengumpati seorang CEO. Maka, Richar
Kesialan Catherine dan Jacob juga menimpa Celine Wislon dan Judith. Kedua perempuan itu saat ini sedang disiram air dan diseret menuju ke kantor polisi karena secara tak terduga mereka berdua telah mengakui melakukan puluhan tindak kejahatan. Pesta makan malam di mansion Henry benar-benar menjadi acara yang sangat membekas karena telah terjadi hal-hal luar biasa di acara tersebut. Para jurnalis pulang dengan hati riang gembira karena mereka telah memiliki stok bahan berita dengan jumlah fantastis. Saat pesta telah benar-benar selesai dan para tamu telah berangsur pulang, Henry dan Lily berjalan memasuki mansion mereka untuk terakhir kalinya. Malam itu akan menjadi malam terakhir mereka tidur di rumah mewah itu karena keesokan harinya, mansion itu sudah menjadi milik Mr. Prince, seorang kaya raya dari luar negeri yang berhasil memenangkan lelang. Terlepas dari fakta bahwa esok hari mereka berdua akan jatuh miskin, baik Henry maupun Lily tak bisa menutupi rasa bahagia yang menyelimuti
Henry menuliskan beberapa kalimat di atas lembaran buku coklat bersampul kulit lembu. Senyumnya melebar saat ia membaca kembali kalimat yang telah ia tulis.“Kurasa ini cukup,” ucapnya puas.“Apa yang kau tulis? Apa kau ingin Forbidden Codex melenyapkan mereka berdua malam ini?” tanya Lily sembari mendongakkan leher dan melirik ke kalimat yang baru saja ditulis oleh suaminya.Henry terkekeh lalu dengan santai menunjukkan kalimat yang ia tulis di atas Forbidden Codex. Lily mengerutkan kening, tak ada hal mengerikan yang ditulis oleh Henry. Justru, Henry terkesan telah menulis sebuah harapan kebaikan untuk seluruh keluarga Wilson.“Apa buruknya harapan seperti itu? Kau menggunakan Magic Power terakhir untuk membuat harapan tersebut, apa kau yakin ‘itu’ akan membuat mereka jera?” tanya Lily serius.“Sangat yakin, sekarang, diam di sini dan mari kita lihat pertunjukannya,” ucap Henry setelah ia memasukkan lagi Forbidden Codex ke dalam sakunya.Lily mengerutkan kening tetapi pada akhirnya
Ya, Henry akan benar-benar menjadi miskin jika ia serius dengan ucapannya beberapa waktu lalu.Menjual mansion di Alexandria untuk organisasi amal. Menjual semua warisan mendiang ayahnya untuk diberikan kepada lembaga amal. Bukankah itu sama saja dengan memiskinkan diri dalam semalam?Melihat ekspresi tak percaya di wajah para tamu, Lily berinisiatif untuk mempertegas pernyataan Henry.“Tuan-Tuan dan Nyonya sekalian, aku dan Henry sudah terbiasa hidup dalam keadaan tidak kaya. Dan, menurut kami itu tidak buruk. Kami menyadari cinta dan kesetiaan kami semakin tumbuh subur ketika kami berada dalam keadaan tidak kaya. Kalau pun kami ingin mendapatkan kekayaan lagi, kami ingin, hal itu berasal dari jerih payah kami sendiri.”Meski tak sepenuhnya percaya pada ucapan Lily, para tamu tampak berinisiatif untuk memberikan standing applause atas nama basa-basi. Bagaimanapun, mereka yakin jika Henry dan Lily pasti memiliki niat terselubung di balik keputusan aneh dan gila itu.Sebenarnya, alasan
Beberapa menit berikutnya, Lysa dan Eric keluar lagi dari mansion Henry dengan ekspresi wajah yang rumit. Sulit untuk menerjemahkan ekspresi mereka tetapi satu yang pasti, baik Lysa maupun Eric sama-sama tak mempercayai jika Henry benar-benar akan serius melakukannya.Di saat yang sama, media online tengah gembar membahas pernyataan Henry James dalam acara talk show yang dihandel oleh Lysa Nadjrov. Kegemparan itu menjangkau hingga ke tingkat internasional sehingga saat ini, sudah ada banyak dari orang-orang berpengaruh di tingkat internasional yang berencana hadir dalam pesta makan malam di mansion Henry James.‘Suamiku sudah memikirkan hal ini dengan matang. Dan ya, aku mendukung keputusannya.’Di dalam mobil, Lysa dan Eric masih teringat ucapan dari Lily yang menjelaskan tentang persetujuannya akan keputusan Henry.‘Bukan berarti aku adalah istri yang buruk karena tak bisa menghentikan tindakan gila suaminya, tetapi, setelah dipikir-pikir, semua keputusan suamiku memang memiliki lan