Lily telah tiba di Royal Champillon Hotel pada pukul tujuh malam hari. Saat itu, Taxi yang ditumpangi Lily sempat bingung karena mobilnya dihentikan oleh security bahkan sebelum mobil itu mencapai drop point di lobby depan. Lebih tepatnya, security tersebut menghentikan taxi yang ditumpangi Lily tepat di gerbang pintu masuk, membuat si driver Taxi merasa bingung karena seharusnya tak ada kesalahan apapun yang ia lakukan.“Maaf, Pak. Malam ini anda tidak bisa memasuki Royal Champillon Hotel karena hotel ini sudah dibooking oleh seseorang,” ucap si security kepada driver Taxi.Si driver pun menolehkan kepala ke belakang, seolah meminta penjelasan dari Catherine dan Lily.“Nyonya, apakah anda yakin tempat yang anda tuju adalah Royal Champillon Hotel?” tanya si driver kepada Catherine.Catherine Wilson merasa terkejut karena dia juga tak menduga jika Royal Champillon Hotel telah dibooking oleh seseorang. Ekspresinya tampak rumit ketika ia ditanyai oleh si driver taxi.“Sebentar, boleh aku
Karena security meminta driver taxi untuk segera melaju ke lobby hotel, ia pun menginjak pedal gas pelan-pelan dan melaju menuju ke lobby hotel. Di saat yang sama, driver taxi itu pun merasa kepalanya dipenuhi oleh rasa penasaran.Ia pun menoleh ke belakang, mengamati Lily dan Catherine dengan seksama. Karena rasa penasaran di kepalanya telah sangat mengganggu, akhirnya driver taxi itu pun melontarkan sebuah pertanyaan.“Madam, mengapa anda tak mengatakan secara langsung jika rombongan kalianlah yang telah membooking Royal Champillon Hotel secara penuh? Ah, saya tadi sempat khawatir jangan-jangan kita akan didenda atau semacamnya karena telah menerobos area yang akan disterilkan.”Tentu saja, ucapan dari driver taxi tersebut semakin menambah kebingungan di kepala Lily dan Catherine. Hingga saat itu, mereka masih sulit mempercayai bahwa kemungkinan besar, orang yang telah membooking Royal Champillon Hotel adalah Zeke yang berasal dari kota Neo.Laki-laki yang katanya tertarik dengan Li
Ting!Ting!Ting!Tangan Lily gemetar hebat saat ia merasakan ponselnya membunyikan notifikasi berkali-kali. Ia ingin membuka ponselnya tetapi di saat yang sama, ia juga ketakutan untuk melihat siapa yang baru saja mengiriminya pesan beruntun.“Nona, bisakah kau mengantarku ke toilet?” tanya Lily pada seorang pegawai Royal Champillon Hotel yang mendampinginya berjalan menuju ke restoran.Pegawai perempuan itu segera menunduk dan menganggukkan kepala. “Tentu saja, Nona Lily. Saya akan mengantar anda ke toilet terdekat.”Lily menarik napas lega lalu berjalan cepat menuju ke toilet. Sementara itu, Catherine sibuk menyalakan ponselnya, ia mengambil gambar dan video tentang betapa luar biasanya pihak Royal Champillon Hotel menyambut kedatangannya.Bermodalkan video tersebut, Catherine akan bisa memamerkan nasib mujurnya itu ke teman-teman sosialitanya.Beep! Beep! Beep! Beep! Beep!“Ah, Zeke meneleponku!” Catherine memekik tertahan. Segera, ia mengangkat telepon dari pemuda kaya raya yang
Saat Henry membaca pesan dari Lily, jantung Henry berdegup kencang. Seorang pria muda dan kaya raya saat ini telah membooking hotel mewah secara penuh demi makan malam bersama istrinya?Pria kaya raya itu juga sudah tahu dengan sangat jelas bahwa perempuan yang ia dekati adalah perempuan yang sudah memiliki suami!Henry merasakan sensasi panas yang membakar dadanya. Ini adalah pertama kalinya Henry merasa cemburu. Lebih-lebih, sosok yang sedang mencoba mendekati istrinya ternyata merupakan sosok luar biasa yang memiliki harta yang berlimpah.Tentu saja itu tak bisa dibiarkan. Henry akan segera datang ke Royal Champillon Hotel untuk merebut kembali hati istrinya.Tetapi, Henry lantas teringat satu hal, jika pemuda yang bernama Zeke itu memiliki kemampuan untuk membooking Royal Champillon Hotel secara penuh, bukankah itu artinya latar belakang Zeke amatlah mengerikan? Zeke jelas bukanlah orang yang boleh disinggung oleh orang lain.[Lily, bisakah kau menyebutkan full name dari Zeke? Aku
Derap suara langkah kaki terdengar cukup nyaring di telinga Lily. Kala itu ia baru saja berjalan keluar dari toilet. Begitu telinganya mendengar suara langkah kaki yang berkumandang dari arah lobby hotel, jantung Lily berdegup kencang. Royal Champillon Hotel telah menutup aksesnya untuk pengunjung lain, maka, jika ada derap kaki yang muncul, itu pastilah rombongan Zeke dari kota Neo.Leher Lily terasa kaku saat ia memaksa kepalanya untuk menoleh ke kiri. Benar saja, mata Lily terbelalak seketika saat ia melihat penampakan sosok pemuda rupawan yang berjalan di atas karpet merah dengan diikuti oleh puluhan pria berjas hitam.Pemandangan itu menyerupai rombongan putra kepala negara yang tengah dikawal oleh pasukan pengamanan elite. Meski Lily melihatnya dari jarak yang tak dekat, Lily bahkan bisa merasakan aura kharisma dari sosok Zeke yang cukup kuat. Bisa dipastikan, Henry hanya akan menjadi butiran debu di hadapan Zeke. Setidaknya itulah yang ada di pikiran Lily kala itu.“Nona Lily,
“Ya, Tuan Muda, suaminya akan datang ke sini. Saya harap malam ini juga akan menjadi malam terakhir dia berstatus suami Lily,” jawab Catherine mengambil alih pertanyaan yang ditujukan untuk Lily.“Uhm,” Zeke berdeham sembari mengendurkan dasi, setelah membuat sebuah senyum hangat, Zeke mengambil duduk lalu bergumam lagi, “Nyonya Wilson, ucapan anda membuat Nona Lily murung. Bagaimana ini, apa yang harus kuperbuat agar Nona Lily tersenyum?” tanya Zeke dengan kehangatan yang luar biasa mengagumkan.Kengerian di hati Catherine pun lama-lama memudar setelah berkali-kali ia menyaksikan senyuman hangat dari Zeke.Secara iseng, Catherine memberi usul, “Bagaimana dengan hadiah yang manis? Mungkin putriku akan terhibur?”Zeke mengerutkan dahi lalu bertanya, “Hadiah manis? Apa itu? Rumah? Villa? Mobil? Apartemen? Atau, bagaimana kalau semuanya?” goda Zeke diakhiri dengan tawa renyah.Tentu saja Catherine nyaris merasakan kepalanya meledak mendengar tawaran-tawaran yang dilontarkan oleh Zeke.“M
“Jika kau merasa hebat, coba perlihatkan padaku dominasimu!” tantang Zeke lagi.Dilihat dari cara Zeke menantang, seseorang akan bisa mengambil kesimpulan jika Zeke memang memiliki power melebihi Henry James. Tak ada yang salah dengan kepercayaan diri Zeke yang tinggi, toh dia memang memiliki semua hal yang layak untuk dibanggakan.“Simpan arogansimu untuk orang lain. Apa pun yang kau punya, semuanya tak akan berguna jika kau banggakan di hadapanku,” balas Henry sembari mengendurkan dasi. Dihadapkan situasi seperti itu, Henry memang merasa perlu menampakkan kesombongan.Sebagai laki-laki yang datang dengan misi merebut kembali sang kekasih, Henry memiliki keharusan untuk meninggalkan kesan luar biasa hebat di hadapan sosok yang ingin mencuri kekasihnya.Sementara itu, Zeke sama sekali tak gentar dengan kesombongan yang sengaja dipancarkan oleh Henry. “Aku tak punya waktu untuk mendengar omong kosongmu. Jika memang kau sehebat yang kau kira, buktikan saja ucapanmu. Usir aku dari tempat
Zeke melihat ketegangan di wajah Henry. Dia tersenyum puas, memang sudah sepantasnya Henry terkejut mengingat hanya segelintir orang saja yang mengetahui tentang Oliver Wood. Dan, jika Zeke memang mengenal Oliver Wood, itu artinya identitas Henry James sebagai keturunan The Great James telah berada di tangannya.‘Siapa Zachariah Hawkins itu?’ Henry terdiam, larut dalam pertanyaan yang memenuhi kepalanya.“Oliver Wood? Kamu mengenalnya, Sayang?” tanya Lily sekaligus membuat lamunan Henry buyar seketika, “siapa Oliver Wood itu?” tanya Lily lagi.Melihat kerutan di wajah Lily, Zeke menyeringai lebar lalu menjawab, “Suamimu belum bercerita tentangnya? Hmm… Sayang sekali,” ucap Zeke seraya sedikit melirik ke arah perut Lily. Setelahnya, Zeke telah keluar dari Private Dining Room.Henry menarik napas dalam lalu mengelus rambut Lily, “Aku akan mencari waktu yang tepat untuk menceritakannya, untuk saat ini, yang paling penting yang harus kita lakukan adalah, mengusir parasite yang berpotensi