“Lihat, dari ekspresi Nona Newton sepertinya aku bisa menebak sesuatu!” Judith akhirnya memekik kencang, begitu Mina Newton tak memberi respon apapun akan pertanyaannya.“Wow, Nyonya Judith benar! Ekspresi wajah Mina Newton sudah menjawab semuanya.”Ketika beberapa orang telah berpikir bahwa Henry James hanya berbohong terkait kepemilikan koleksi Madam Larissa, Mina Newton meminta semua orang untuk diam terlebih dahulu.“Jangan membuat spekulasi liar sebelum aku memastikan sesuatu!” Wajah Mina Newton terlihat kesal saat ia memberi peringatan kepada Judith dan yang lainnya.“Tapi, bukankah layar ponselmu menunjukkan halaman ‘blank’, Nona Newton? Bukannya itu berarti bahwa tak ada identitas Henry yang terekam di website Madam Larissa?” Judith masih mencoba menggiring opini publik.Saat itu, Mina Newton menggeleng dengan ragu. Ia seperti mengingat-ingat sesuatu. “Sepertinya, aku pernah menemui kasus seperti ini saat seorang influencer mencoba untuk membuat video reaction mengenai status
Hal yang membuat Judith amat kesal adalah saat ia melihat wajah suaminya yang mulai mengalirkan bulir-bulir keringat sebiji kacang. Judith menyaksikan ekspresi Roggie benar-benar seperti seorang narapidana yang hendak dieksekusi mati.Pucat. Berkeringat. Ketakutan. Dan penuh keputusasaan.“Roggie, di mana suamiku yang garang dan percaya diri? Oh, kau jangan lembek dan lengah oleh tipuan semacam ini! Sadarlah bahwa Mina Newton dan Henry James sedang mencoba mengelabui kita berdua!” bentak Judith lagi kepada Roggie, membuat Roggie mengerutkan alis dan menelan ludah berkali-kali.“Judith! Apa maksudmu?” tanya Roggie dengan napas terputus-putus. “Nona Newton sudah melihat sendiri kalau aset Henry mencapai seratus lebih di website resmi Madam Larissa, itu artinya kekayaan Henry James memang luar biasa besar! Bagaimana jika sepupu iparmu itu sekarang memang menjadi kaya raya?!” tanya Roggie tepat di telinga istrinya.Judith terkekeh, mulutnya masih menyeringai lebar dan menatap sinis kepada
Roggie kesulitan mencerna ucapan Edward, atasannya. Ditambah lagi, sesaat setelah mengucapkan kalimat itu sebuah tamparan keras mendarat di pipi Roggie.Dia barusan memintaku untuk berhenti bernapas?Bukankah itu sebuah sindiran bahwa Tuan Edward ingin aku lenyap dari dunia?Memangnya, kesalahan fatal seperti apa yang kuperbuat hingga Tuan Edward bahkan ingin aku mati saja?Di waktu yang sama, Judith terkejut luar biasa melihat aksi Edward. “Me… Mengapa anda menampar suami saya?” tanya Judith yang terkejut begitu melihat suaminya ditampar oleh atasannya sendiri di depan semua orang. “Kesalahan seperti apa yang membuat anda tega menampar suami saya di muka umum seperti ini?”“Ya, Tuan Edward, mengapa anda menampar saya?”Edward tampak marah tetapi juga sedikit bingung, ia mencoba mengatur napasnya yang tersengal-sengal sebelum akhirnya kembali melontarkan sumpar serapah kepada Roggie dan Judith.“Aku tak tahu secara pasti kesalahan kalian, tetapi, pemegang saham terbesar dari Crystal C
Sementara itu di lain tempat di waktu yang sama, Lily Wilson sedang berada di sebuah salon kecantikan bersama dengan ibunya. Sore itu, Lily yang baru saja pulang dari Emerald Group lantas memesan Taxi untuk mengantarnya berkunjung ke rumah Catherine Wilson.Ketika Lily baru tiba di rumah ibunya, Catherine serta merta mengajak Lily ke salon kecantikan. Dan, kini mereka berdua sedang mendapatkan berbagai macam treatment kecantikan. Setelah berbagai macam treatment selesai dilakukan, Catherine meminta petugas salon agar merias wajah Lily.“Lily, meski kau diberkati dengan wajah cantik, kau tetap perlu merawat tubuhmu dan merias wajahmu. Kau juga harus memastikan bahwa semua yang menempel di tubuhmu adalah benda-benda berharga dan bernilai besar. Dengan begitu, orang lain akan lebih mudah tertarik kepadamu.”Catherine Wilson merasa ia telah memberi pesan-pesan bijak kepada Lily. Di saat yang sama, Lily yang sedang dirias oleh penata rias tampak berkali-kali menghembuskan napas tanda ia ta
Lily meminta izin kepada Catherine untuk menelepon Henry terlebih dahulu. Dengan senang hati Catherine mempersilakan Lily untuk pergi mencari tempat sepi jika memang ada hal-hal private yang ingin Lily sampaikan kepada Henry.Lagipula, Catherine merasa tak ada yang perlu dikhawatirkan andai Lily meminta Henry untuk membuat persiapan sebelum Henry datang ke Royal Champillon Hotel. Di dalam benak Catherine, ia mempertanyakan persiapan apa yang bisa dilakukan oleh seorang suami pengangguran seperti Henry James? Dan, tentu saja jawabannya adalah, tidak ada!“Lily, tolong katakan juga pada Henry untuk membawa tissue yang banyak.” Catherine mengingatkan Lily sebelum Lily pergi mencari tempat sepi untuk menelepon suaminya.“Eh, tissue? Untuk apa?”“Ha ha, sepertinya, Henry akan menangis tersedu-sedu malam ini. Jadi, tak ada salahnya jika kau sudah memberinya gambaran. Katakan juga padanya jika malam ini Ibu sudah mempersiapkan calon menantu yang muda, tampan, dan kaya raya. Menurut ibu, tak
Lily telah tiba di Royal Champillon Hotel pada pukul tujuh malam hari. Saat itu, Taxi yang ditumpangi Lily sempat bingung karena mobilnya dihentikan oleh security bahkan sebelum mobil itu mencapai drop point di lobby depan. Lebih tepatnya, security tersebut menghentikan taxi yang ditumpangi Lily tepat di gerbang pintu masuk, membuat si driver Taxi merasa bingung karena seharusnya tak ada kesalahan apapun yang ia lakukan.“Maaf, Pak. Malam ini anda tidak bisa memasuki Royal Champillon Hotel karena hotel ini sudah dibooking oleh seseorang,” ucap si security kepada driver Taxi.Si driver pun menolehkan kepala ke belakang, seolah meminta penjelasan dari Catherine dan Lily.“Nyonya, apakah anda yakin tempat yang anda tuju adalah Royal Champillon Hotel?” tanya si driver kepada Catherine.Catherine Wilson merasa terkejut karena dia juga tak menduga jika Royal Champillon Hotel telah dibooking oleh seseorang. Ekspresinya tampak rumit ketika ia ditanyai oleh si driver taxi.“Sebentar, boleh aku
Karena security meminta driver taxi untuk segera melaju ke lobby hotel, ia pun menginjak pedal gas pelan-pelan dan melaju menuju ke lobby hotel. Di saat yang sama, driver taxi itu pun merasa kepalanya dipenuhi oleh rasa penasaran.Ia pun menoleh ke belakang, mengamati Lily dan Catherine dengan seksama. Karena rasa penasaran di kepalanya telah sangat mengganggu, akhirnya driver taxi itu pun melontarkan sebuah pertanyaan.“Madam, mengapa anda tak mengatakan secara langsung jika rombongan kalianlah yang telah membooking Royal Champillon Hotel secara penuh? Ah, saya tadi sempat khawatir jangan-jangan kita akan didenda atau semacamnya karena telah menerobos area yang akan disterilkan.”Tentu saja, ucapan dari driver taxi tersebut semakin menambah kebingungan di kepala Lily dan Catherine. Hingga saat itu, mereka masih sulit mempercayai bahwa kemungkinan besar, orang yang telah membooking Royal Champillon Hotel adalah Zeke yang berasal dari kota Neo.Laki-laki yang katanya tertarik dengan Li
Ting!Ting!Ting!Tangan Lily gemetar hebat saat ia merasakan ponselnya membunyikan notifikasi berkali-kali. Ia ingin membuka ponselnya tetapi di saat yang sama, ia juga ketakutan untuk melihat siapa yang baru saja mengiriminya pesan beruntun.“Nona, bisakah kau mengantarku ke toilet?” tanya Lily pada seorang pegawai Royal Champillon Hotel yang mendampinginya berjalan menuju ke restoran.Pegawai perempuan itu segera menunduk dan menganggukkan kepala. “Tentu saja, Nona Lily. Saya akan mengantar anda ke toilet terdekat.”Lily menarik napas lega lalu berjalan cepat menuju ke toilet. Sementara itu, Catherine sibuk menyalakan ponselnya, ia mengambil gambar dan video tentang betapa luar biasanya pihak Royal Champillon Hotel menyambut kedatangannya.Bermodalkan video tersebut, Catherine akan bisa memamerkan nasib mujurnya itu ke teman-teman sosialitanya.Beep! Beep! Beep! Beep! Beep!“Ah, Zeke meneleponku!” Catherine memekik tertahan. Segera, ia mengangkat telepon dari pemuda kaya raya yang
Akhirnya, hari pernikahan antara Daisy Miller dan Richard Forger telah tiba. Andai bukan keluarga Miller, mungkin persiapan pernikahan tak mungkin bisa usai hanya dalam waktu tiga hari. Tapi, semua bisa diurus dengan uang dan koneksi. “Daisy! Ingat, jaga suamimu baik-baik. Aku tak ingin dia membuat malu seluruh keluarga kita. Kalau memang dia melakukan hal-hal bodoh, kau harus menanggung semuanya sendiri dan tak boleh melibatkan kami semua!” Sandra memberi pesan pada Daisy beberapa saat sebelum mereka memasuki gedung pernikahan. Daisy mengangguk lantas menatap calon suaminya. “Richard, kau dengar itu? Kau harus jaga sikap. Pernikahan ini dihadiri oleh kolega-kolega kakekku. Mereka semua orang penting dan kau tak bisa asal bersikap.” Kala itu, Richard tampak menunjukkan sikap gelisah. Seperti ada sesuatu yang ia tahan. Karena semua pandangan tertuju pada Richard, Richard akhirnya tak memiliki alasan untuk tak menyembunyikannya. Richard menarik napas dalam sebelum akhirnya membuat pen
Teleconference dengan James Miller telah usai. Selain memutuskan untuk menggelar pernikahan tiga hari ke depan, James Miller juga meminta Sandra untuk memberikan kamar untuk Richard. James berkata, mulai dari hari itu, Richard Forger telah menjadi bagian dari keluarga Miller meski pernikahan resmi baru akan digelar tiga hari mendatang. “Daisy! Karena dia akan menjadi suamimu, kau yang harus mengurus keberadaannya di sini!” Sandra memerintahkan Daisy untuk membawa Richard ke kamar di lantai dua kediaman keluarga Miller. Daisy mengangguk lesu sementara Richard berbasa basi berterima kasih kepada Sandra. Ketika keduanya berlalu pergi, Sandra memijit keningnya berkali-kali. “Oh… Daisy sudah cukup sering membuat keluarga Miller kehilangan muka. Sekarang dia dijodohkan dengan pria payah seperti Richard. Sial, aku akan lebih bahagia andai Daisy bukan cucu kandungku.” Mendengar ibunya mengeluh dan bersedih, Nancy datang dan menepuk-nepuk pundak Sandra. “Ibu, tenang, kita masih memiliki Bel
Richard Forger menelan ludah, ia tak menduga jika gadis muda yang baru saja mempersilakannya masuk kini mendapati masalah karena dirinya. “Nona, aku memiliki kartu…” Richard berniat menjawab tudingan Bellatrix terhadap Daisy tetapi Bellatrix segera mengacungkan telunjuknya tepat ke jidat Richard. “Damn! Siapa yang memberimu izin untuk berbicara padaku? Shit, aku sedang berbicara pada sepupuku yang bodoh ini!” Bellatrix lantas berganti menudingkan telunjuknya ke arah Daisy yang menunduk tak nyaman. “Bella, dia membawa kartu undangan dari kakek. Percayalah… Kita harus menyambutnya atau…” “Aku tak peduli! Seperti biasa, semua keputusan yang kau ambil akan berujung pada petaka. Kali ini, kuperingatkan sekali lagi! Usir gembel ini atau…” Bellatrix belum sempat melanjutkan kalimatnya ketika dari arah belakang, terdengar suara omelan khas perempuan tua, dialah Sandra Miller, perempuan berusia tujuh puluhan tahun yang merupakan istri dari James Miller. Sandra membenci keributan meski di s
Sore hari itu juga, Richard Forger berpamitan kepada George Warren dan meyakinkan pria tua tersebut bahwa ia akan membayar kerugian yang dialami oleh George. Meski George Warren sulit mempercayai ucapan Richard, ia membiarkan Richard pergi. “Ehm… Sebelumnya, bisakah aku meminjam beberapa dolar untuk memesan Taxi, Tuan George?” Sebelum benar-benar pergi, Richard baru sadar jika ia sudah tak memiliki apa-apa lagi. Ia cukup malu pada pria tua itu tetapi memang hanya George Warren seorang, sosok di kota Roxburgh yang bersedia membantu Richard. “Ck… Ambillah.” George Warren dengan terpaksa memberikan beberapa dolar di sakunya kepada Richard. “Terima kasih, Tuan George. Kupastikan kau bisa memegang janjiku, aku akan melunasi kerugian yang kau alami.” George Warren mengangguk lesu. Setengah putus asa, ia berharap jika janji Richard bukanlah bualan semata. “Tiga hari dari sekarang! Kupastikan aku akan mengganti kerugianmu. Tuan George!” Setelah mengcapkan kalimat itu, Richard Forger sege
Setelah novel Sang Pewaris Terkaya tamat, saya ingin memperkenalkan novel saya yang lain yang juga bergenre urban dan sudah tamat berjudul "Suami Hebat yang Menyamar", berikut adalah tester 5 bab novel tersebut, jika berkenan membaca lanjutannya, kalian bisa klik di profil Banin SN dan pilih novel berjudul "Suami Hebat yang Menyamar". Terima kasih~~ ---------- Suami Hebat yang Menyamar Bab 1 ----------------------------- Richard Forger sedang mengepel lantai ruangan Luis Jung, CEO Westfield Corporation. Cleaning Service baru itu seperti sedang berada di tempat yang salah dan di waktu yang salah. Bagaimana tidak, saat Richard sedang sibuk membersihkan lantai, Luis Jung tiba-tiba dengan sengaja menumpahkan kopi ke lantai. Setelah pura-pura terkejut, Luis Jung berteriak kepada Richard. “Hei, Babu! Kau tak lihat ada lantai kotor di sini?!” Richard Forger ingin mengumpat, tetapi tentu saja Cleaning Service bukanlah posisi yang membolehkan dirinya mengumpati seorang CEO. Maka, Richar
Kesialan Catherine dan Jacob juga menimpa Celine Wislon dan Judith. Kedua perempuan itu saat ini sedang disiram air dan diseret menuju ke kantor polisi karena secara tak terduga mereka berdua telah mengakui melakukan puluhan tindak kejahatan. Pesta makan malam di mansion Henry benar-benar menjadi acara yang sangat membekas karena telah terjadi hal-hal luar biasa di acara tersebut. Para jurnalis pulang dengan hati riang gembira karena mereka telah memiliki stok bahan berita dengan jumlah fantastis. Saat pesta telah benar-benar selesai dan para tamu telah berangsur pulang, Henry dan Lily berjalan memasuki mansion mereka untuk terakhir kalinya. Malam itu akan menjadi malam terakhir mereka tidur di rumah mewah itu karena keesokan harinya, mansion itu sudah menjadi milik Mr. Prince, seorang kaya raya dari luar negeri yang berhasil memenangkan lelang. Terlepas dari fakta bahwa esok hari mereka berdua akan jatuh miskin, baik Henry maupun Lily tak bisa menutupi rasa bahagia yang menyelimuti
Henry menuliskan beberapa kalimat di atas lembaran buku coklat bersampul kulit lembu. Senyumnya melebar saat ia membaca kembali kalimat yang telah ia tulis.“Kurasa ini cukup,” ucapnya puas.“Apa yang kau tulis? Apa kau ingin Forbidden Codex melenyapkan mereka berdua malam ini?” tanya Lily sembari mendongakkan leher dan melirik ke kalimat yang baru saja ditulis oleh suaminya.Henry terkekeh lalu dengan santai menunjukkan kalimat yang ia tulis di atas Forbidden Codex. Lily mengerutkan kening, tak ada hal mengerikan yang ditulis oleh Henry. Justru, Henry terkesan telah menulis sebuah harapan kebaikan untuk seluruh keluarga Wilson.“Apa buruknya harapan seperti itu? Kau menggunakan Magic Power terakhir untuk membuat harapan tersebut, apa kau yakin ‘itu’ akan membuat mereka jera?” tanya Lily serius.“Sangat yakin, sekarang, diam di sini dan mari kita lihat pertunjukannya,” ucap Henry setelah ia memasukkan lagi Forbidden Codex ke dalam sakunya.Lily mengerutkan kening tetapi pada akhirnya
Ya, Henry akan benar-benar menjadi miskin jika ia serius dengan ucapannya beberapa waktu lalu.Menjual mansion di Alexandria untuk organisasi amal. Menjual semua warisan mendiang ayahnya untuk diberikan kepada lembaga amal. Bukankah itu sama saja dengan memiskinkan diri dalam semalam?Melihat ekspresi tak percaya di wajah para tamu, Lily berinisiatif untuk mempertegas pernyataan Henry.“Tuan-Tuan dan Nyonya sekalian, aku dan Henry sudah terbiasa hidup dalam keadaan tidak kaya. Dan, menurut kami itu tidak buruk. Kami menyadari cinta dan kesetiaan kami semakin tumbuh subur ketika kami berada dalam keadaan tidak kaya. Kalau pun kami ingin mendapatkan kekayaan lagi, kami ingin, hal itu berasal dari jerih payah kami sendiri.”Meski tak sepenuhnya percaya pada ucapan Lily, para tamu tampak berinisiatif untuk memberikan standing applause atas nama basa-basi. Bagaimanapun, mereka yakin jika Henry dan Lily pasti memiliki niat terselubung di balik keputusan aneh dan gila itu.Sebenarnya, alasan
Beberapa menit berikutnya, Lysa dan Eric keluar lagi dari mansion Henry dengan ekspresi wajah yang rumit. Sulit untuk menerjemahkan ekspresi mereka tetapi satu yang pasti, baik Lysa maupun Eric sama-sama tak mempercayai jika Henry benar-benar akan serius melakukannya.Di saat yang sama, media online tengah gembar membahas pernyataan Henry James dalam acara talk show yang dihandel oleh Lysa Nadjrov. Kegemparan itu menjangkau hingga ke tingkat internasional sehingga saat ini, sudah ada banyak dari orang-orang berpengaruh di tingkat internasional yang berencana hadir dalam pesta makan malam di mansion Henry James.‘Suamiku sudah memikirkan hal ini dengan matang. Dan ya, aku mendukung keputusannya.’Di dalam mobil, Lysa dan Eric masih teringat ucapan dari Lily yang menjelaskan tentang persetujuannya akan keputusan Henry.‘Bukan berarti aku adalah istri yang buruk karena tak bisa menghentikan tindakan gila suaminya, tetapi, setelah dipikir-pikir, semua keputusan suamiku memang memiliki lan