Salah satu stasiun televise di kota Eastland dengan suka rela bersedia menyiarkan acara mediasi antara pihak Catherine dan Lily yang berlokasi di gedung Skyline Summit Press Center.Alasan mengapa stasiun TV tersebut bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan biaya untuk siaran langsung adalah karena direktur utama mereka yang memintanya. Dan, direktur utama dari stasiun TV tersebut adalah Dr. Louis White.Saat rombongan dari tim CBN (Capital Broadcast Network) tiba di auditorium, semua orang terkejut. Catherine dan Jacob juga nyaris tak percaya jika ada pihak televise yang bersedia menyiarkan agenda mereka.Awalnya, Catherine dan Jacob mengira jika yang akan datang ke sana hanyalah jurnalis majalah dan koran lokal saja. Mereka juga mengira jika orang yang akan memoderatori mediasi adalah jurnalis dari media lokal. Di luar prediksi mereka, saat ini mereka telah melihat kehadiran Lysa Nadjrov, seorang presenter kondang. Dalam hati Catherine dan Jacob, tak ada alasan lain Lysa datang ke aud
Salah seorang tim dari CBN TV berjalan menghampiri Lysa Nadjrov seraya mengulurkan sebuah amplop coklat yang masih tersegel rapat. Para jurnalis saling berbisik menerka-nerka apa isi amplop coklat itu sementara Jacob dan Catherine tampak berjuang keras menyembunyikan kegelisahan mereka.Jika amplop itu berisi barang bukti semisal riwayat aliran dana sogokan yang diberikan Catherine kepada beberapa HRD perusahaan, reputasi Catherine dan Jacob akan hancur dalam sehari.“Tuan dan Nyonya Wilson,” sapa Lysa saat ia berjalan dan duduk kembali di kursi talk show. Senyum Lysa terlihat sulit dimaknai ketika ia menentengkan amplop coklat itu dan menghadapkannya kepada Jacob dan Catherine, “Jika kalian merasa tak pernah mencurangi Tuan Henry James, kalian tak perlu mengkhawatirkan amplop ini.”Ada senyum kaku yang terpampang di wajah Jacob dan Catherine. Keduanya mengangguk bersamaan seraya berteriak nyaris bersama-sama, “kami tidak khawatir!”Louis White bertepuk tangan dengan antusias, dan hal
Henry mengendurkan cengkramannya di pergelangan tangan Catherine Wilson lalu menghempaskannya dengan kuat. Meski Henry menampakkan ekspresi tenang dan sedikit datar, otot di tangannya tak bisa menipu. Jelas sekali jika Henry marah setiap kali mendapati ada seseorang yang berniat melukai istrinya.Sebelum Catherine mengumpat atau merintih mencari simpati, Lysa Nadjrov segera memintanya duduk ke sofa.“Nah, karena semuanya telah duduk manis, bagaimana jika Tuan dan Nyonya Wilson menjawab pertanyaan Tuan James yang tadi? Jika anda lupa, biar saya ingatkan, Tuan James bertanya, kesalahan apa yang pernah diperbuat putri anda kepada anda sehingga anda menuntut permintaan maaf darinya?” tanya Lysa ke arah Catherine dan Jacob.“Tak terhitung banyaknya!” jawab Jacob cepat.“Seperti bintang di langit, ah, seperti pasir di lautan. Sebanyak itulah dosa-dosa Lily kepadaku,” jawab Catherine ketus, tetapi sedetik berselang ia mengubah ekspresinya. Dengan pandangan melunak, ia berujar lagi, “meski do
Sumpah dari John Wales terasa seperti petir yang menyambar jantung Catherine dan Jacob.“Ingat sekali lagi! Aku merasa telah membuat kesaksian yang sesuai fakta. Jika di kemudian hari kalian menemukan kesaksianku palsu, kalian juga bisa menjebloskanku ke penjara!” ungkap John Wales dengan penuh penekanan. Ia benar-benar terlihat serius dan tak ada tanda-tanda kebohongan sedikit pun dari raut wajahnya.Seketija, Bibir Catherine terkatup rapat sementara Jacob yang masih berdiri kini merasakan otot-otot di kakinya mulai melemah.Seiring dengan gunjingan penonton dan wartawan yang kian menjadi-jadi, Jacob tak sadar ia telah terhempas duduk di sofa, tubuhnya terasa lemas tak bertenaga.Di waktu yang sama, Lysa Nadjrov meminta penonton untuk diam lalu berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada John Wales atas kedatangan dan kesaksiannya. Lysa tak memedulikan wajah pucat Catherine dan Jacob, ia kembali bertanya kepada mereka berdua.“Tuan dan Nyonya Wilson, Nyonya Lily sudah membuktikan bahwa
Tentu saja, sosok yang baru saja berdiri dan hendak memberi kesaksian tersebut adalah Louis White. Jacob dan Catherine selama ini beranggapan jika Louis White berada di pihak mereka. Tetapi setelah mendengar sambutan pendek dari pria itu, Jacob dan Catherine mulai kehilangan semangat untuk sekadar bernapas.“Aku, Louis White, bersedia untuk mempertaruhkan reputasiku demi mendukung Lily. Aku memiliki bukti yang cukup kuat mengenai kebaikan Lily dan kebusukan Tuan dan Nyonya Wilson. Lily adalah korban dari ….”“Hentikan! Tuan White, tolong hentikan… Kami akan menyelesaikan masalah ini dengan cara kami.” Catherine menjerit histeris, tak mau kehilangan reputasi, ia segera menarik lengan Jacob lalu mengajaknya untuk bersimpuh memohon maaf kepada Lily.‘Sekarang?’ tanya Jacob dalam bahasa isyarat.Catherine memelototi suaminya seolah sorot mata itu memili arti, ‘Tentu saja sekarang! Memangnya kapan lagi?’Jacob menelan ludah, ia bersama-sama dengan Catherine bersimpuh menghadap Lily. Keduan
Sebelum benar-benar meninggalkan auditorium, Henry tak lupa untuk menyerahkan ponsel milik Lily kepada Lysa Nadjrov.“Ada riwayat bukti pengancaman yang dilakukan oleh Mrs. Wilson di ponsel istriku. Kuharap Nona Nadjrov beserta para relawan jurnalis lainnya bisa menggunakan bukti ini untuk memperberat hukuman Mrs. Wilson,” ucap Henry seraya melirik ke arah Catherine dan Jacob yang kian memucat.Lysa mengangguk setelah menerima uluran ponsel dari Henry James. “Kami akan menggunakan barang bukti ini sebaik mungkin. Kami dengar, putri dan keponakan Mrs. Wilson juga terlibat dalam kasus ini, kami berjanji akan menyeret mereka juga ke pengadilan, Tuan James.”Henry tersenyum puas, ia yakin kali ini keluarga Wilson tak akan memiliki peluang untuk selamat dari jeratan hukum.Saat itu, pasca kepulangan Henry James, para jurnalis bersepakat untuk menggiring Jacob dan Catherine menuju ke kantor polisi secepatnya. Mereka semua dengan suka rela akan mengawal kasus tersebut dan memastikan agar kel
Dua puluh tiga tahun sebelumnya…Julian James sedang bersemangat mempersiapkan pesta ulang tahun untuk putra sematawayangnya, Henry James. Dengan telaten ia menata balon dan aneka pernak-pernik dekorasi pesta. Meski Julian terlihat sangat kesulitan dengan pekerjaan itu, dia tampak bersemangat dan bahagia melakukannya.“Tuan James, anda belum beristirahat semenjak pulang dari kerja. Akhir-akhir ini anda juga sangat sibuk, tolong jangan melibatkan diri pada hal remeh temeh seperti ini. Kami yang akan mengurus semuanya,” ucap Sofia Moore, gadis muda yang menjadi kepala pelayan di Mansion James Family.Julian James mengerutkan kening menatap Sofia Moore, “Remeh temeh katamu?” Julian James menjewer telinga Sofia seraya menatapnya tajam, “sejak kapan hal yang berhubungan dengan Henry adalah hal remeh temeh?”Sofia Moore terkekeh seraya mengusap-usap telinganya yang sedikit memerah. “Oh, anda benar-benar seorang ayah yang sangat sayang dan peduli pada putra anda. Saya kagum dengan hal itu, t
Sekeras apa pun Julian James mencoba untuk mengabaikan pesan dari kotak merah itu, pada akhirnya dia menyerah. Lutut Julian terasa lemas sementara tangannya bergetar hebat saat ia mencoba memasukkan secarik surat itu ke dalam sakunya.‘Kuharap Hawkins hanya bicara omong kosong!’ batin Julian meski jauh di lubuk hatinya, ia juga tak bisa memungkiri jika ia percaya pada kebenaran surat dari Hawkins.‘Berarti Hawkins sedang menyusup ke pesta ini, aku harus menemukan anak gadis kecil pengirim surat ini!’Dengan jantung berdebar-debar, Julian bergerak menyibak kerumunan tamu undangan, matanya mencari-cari keberadaan Louisa. Langkahnya terlihat sangat tergesa-gesa hingga beberapa kali ia tampak nyaris kehilangan keseimbangan.Beberapa tamu undangan yang bingung dengan sikap Julian mulai bertanya tetapi tak satu pun dari mereka yang mendapat jawaban sebab Julian saat itu sedang teramat fokus untuk menemukan Louisa.“Dia sudah pergi,” ucap seorang pria berambut putih yang tak dikenal oleh Jul