Sumpah dari John Wales terasa seperti petir yang menyambar jantung Catherine dan Jacob.“Ingat sekali lagi! Aku merasa telah membuat kesaksian yang sesuai fakta. Jika di kemudian hari kalian menemukan kesaksianku palsu, kalian juga bisa menjebloskanku ke penjara!” ungkap John Wales dengan penuh penekanan. Ia benar-benar terlihat serius dan tak ada tanda-tanda kebohongan sedikit pun dari raut wajahnya.Seketija, Bibir Catherine terkatup rapat sementara Jacob yang masih berdiri kini merasakan otot-otot di kakinya mulai melemah.Seiring dengan gunjingan penonton dan wartawan yang kian menjadi-jadi, Jacob tak sadar ia telah terhempas duduk di sofa, tubuhnya terasa lemas tak bertenaga.Di waktu yang sama, Lysa Nadjrov meminta penonton untuk diam lalu berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada John Wales atas kedatangan dan kesaksiannya. Lysa tak memedulikan wajah pucat Catherine dan Jacob, ia kembali bertanya kepada mereka berdua.“Tuan dan Nyonya Wilson, Nyonya Lily sudah membuktikan bahwa
Tentu saja, sosok yang baru saja berdiri dan hendak memberi kesaksian tersebut adalah Louis White. Jacob dan Catherine selama ini beranggapan jika Louis White berada di pihak mereka. Tetapi setelah mendengar sambutan pendek dari pria itu, Jacob dan Catherine mulai kehilangan semangat untuk sekadar bernapas.“Aku, Louis White, bersedia untuk mempertaruhkan reputasiku demi mendukung Lily. Aku memiliki bukti yang cukup kuat mengenai kebaikan Lily dan kebusukan Tuan dan Nyonya Wilson. Lily adalah korban dari ….”“Hentikan! Tuan White, tolong hentikan… Kami akan menyelesaikan masalah ini dengan cara kami.” Catherine menjerit histeris, tak mau kehilangan reputasi, ia segera menarik lengan Jacob lalu mengajaknya untuk bersimpuh memohon maaf kepada Lily.‘Sekarang?’ tanya Jacob dalam bahasa isyarat.Catherine memelototi suaminya seolah sorot mata itu memili arti, ‘Tentu saja sekarang! Memangnya kapan lagi?’Jacob menelan ludah, ia bersama-sama dengan Catherine bersimpuh menghadap Lily. Keduan
Sebelum benar-benar meninggalkan auditorium, Henry tak lupa untuk menyerahkan ponsel milik Lily kepada Lysa Nadjrov.“Ada riwayat bukti pengancaman yang dilakukan oleh Mrs. Wilson di ponsel istriku. Kuharap Nona Nadjrov beserta para relawan jurnalis lainnya bisa menggunakan bukti ini untuk memperberat hukuman Mrs. Wilson,” ucap Henry seraya melirik ke arah Catherine dan Jacob yang kian memucat.Lysa mengangguk setelah menerima uluran ponsel dari Henry James. “Kami akan menggunakan barang bukti ini sebaik mungkin. Kami dengar, putri dan keponakan Mrs. Wilson juga terlibat dalam kasus ini, kami berjanji akan menyeret mereka juga ke pengadilan, Tuan James.”Henry tersenyum puas, ia yakin kali ini keluarga Wilson tak akan memiliki peluang untuk selamat dari jeratan hukum.Saat itu, pasca kepulangan Henry James, para jurnalis bersepakat untuk menggiring Jacob dan Catherine menuju ke kantor polisi secepatnya. Mereka semua dengan suka rela akan mengawal kasus tersebut dan memastikan agar kel
Dua puluh tiga tahun sebelumnya…Julian James sedang bersemangat mempersiapkan pesta ulang tahun untuk putra sematawayangnya, Henry James. Dengan telaten ia menata balon dan aneka pernak-pernik dekorasi pesta. Meski Julian terlihat sangat kesulitan dengan pekerjaan itu, dia tampak bersemangat dan bahagia melakukannya.“Tuan James, anda belum beristirahat semenjak pulang dari kerja. Akhir-akhir ini anda juga sangat sibuk, tolong jangan melibatkan diri pada hal remeh temeh seperti ini. Kami yang akan mengurus semuanya,” ucap Sofia Moore, gadis muda yang menjadi kepala pelayan di Mansion James Family.Julian James mengerutkan kening menatap Sofia Moore, “Remeh temeh katamu?” Julian James menjewer telinga Sofia seraya menatapnya tajam, “sejak kapan hal yang berhubungan dengan Henry adalah hal remeh temeh?”Sofia Moore terkekeh seraya mengusap-usap telinganya yang sedikit memerah. “Oh, anda benar-benar seorang ayah yang sangat sayang dan peduli pada putra anda. Saya kagum dengan hal itu, t
Sekeras apa pun Julian James mencoba untuk mengabaikan pesan dari kotak merah itu, pada akhirnya dia menyerah. Lutut Julian terasa lemas sementara tangannya bergetar hebat saat ia mencoba memasukkan secarik surat itu ke dalam sakunya.‘Kuharap Hawkins hanya bicara omong kosong!’ batin Julian meski jauh di lubuk hatinya, ia juga tak bisa memungkiri jika ia percaya pada kebenaran surat dari Hawkins.‘Berarti Hawkins sedang menyusup ke pesta ini, aku harus menemukan anak gadis kecil pengirim surat ini!’Dengan jantung berdebar-debar, Julian bergerak menyibak kerumunan tamu undangan, matanya mencari-cari keberadaan Louisa. Langkahnya terlihat sangat tergesa-gesa hingga beberapa kali ia tampak nyaris kehilangan keseimbangan.Beberapa tamu undangan yang bingung dengan sikap Julian mulai bertanya tetapi tak satu pun dari mereka yang mendapat jawaban sebab Julian saat itu sedang teramat fokus untuk menemukan Louisa.“Dia sudah pergi,” ucap seorang pria berambut putih yang tak dikenal oleh Jul
Sementara Julian mencari benda yang disebut sebagai Forbidden Codex, Henry James dan ibunya sedang berada dalam perjalanan menuju ke wilayah barat kota Eastland, tepatnya, mereka sedang menuju ke penambangan batu bara milik Hawkins Family.Sepanjang perjalanan, Henry tak bisa berhenti tersenyum sebab ayah Louisa mengatakan jika ia memiliki cara untuk menyembuhkan Aria James, ibu Henry.“Akhirnya kita sampai di tempat ini!” pekik Louisa. Matanya berbinar-binar saat ia mengulurkan tangannya pada Henry.Louisa Hawkins menggandeng tangan Henry James, mengajak bocah itu berlari-larian menuju ke sebuah gua di bawah tanah, tepatnya di titik sentrum penambangan batu bara kota Eastland.Di dalam gua itu, terdapat sebentuk ruangan yang menyerupai tempat pemujaan beraura mistis.“Kukira kalian akan mengajakku ke rumah sakit, apa benar ibuku bisa sembuh setelah dibawa ke tempat seperti ini?” tanya Henry sedikit tak percaya.Louisa tersenyum lalu menunjuk ke sebuah altar pemujaan beralaskan batu h
Kembali ke masa kini…Di rumah sakit, Lily sedang membagi-bagikan buket bunga dan parcel buah kepada para perawat. Melihat raut bahagia di wajah para perawat, senyuman Lily merekah. Hanya saja, senyum itu lenyap seketika saat mata Lily menatap sesosok perempuan cantik yang berdiri terdiam di lorong rumah sakit depan kamarnya.Menarik napas berat, Lily menyapa perempuan cantik itu dengan nada datar. “Louisa, sudah lama kita tak berjumpa. Apa yang membawamu ke sini?”Di mata Lily, Louisa tak lain hanyalah seorang perempuan muda yang tergila-gila pada suaminya. Bahkan, setelah Henry berlutut meminta agar Lousia pergi meninggalkan Henry, perempuan itu sepertinya masih tak bisa sepenuhnya melulapan Henry.“Aku ingin bicara denganmu, Ms. Lily,” jawab Louisa tanpa basa-basi. “Aku datang ke sini karena aku yakin Henry sedang tak bersamamu.”Sedikit ragu-ragu, Lily bertanya, “mengapa kau tak membicarakannya sekarang?”Louisa mengibaskan rambutnya ke belakang memggunakan jemarinya yang runcing.
Di rumah sakit…Lily telah mendengar cerita yang cukup panjang dari Louisa. Sebuah kisah masa lalu leluhur keluarga James dan keluarga Hawkins yang mencuri artefak Forbidden Codex dari suku Kaldoria.Pada mulanya, leluhur keluarga James hanyalah keluarga miskin yang menderita. Satu-satunya hal baik dari keluarga James adalah mereka memiliki kekuatan fisik yang besar. Saat itulah keluarga Hawkins yang curang, memiliki niat untuk memanfaatkan keluarga James.Keluarga Hawkins merencanakan penyerbuan dan genosida kepada suku Kaldoria demi mendapatkan Forbidden Codex. Setelah pembantaian besar yang dilakukan oleh keluarga James, suku Kaldoria pun kalah telak dan Forbidden Codex jatuh ke tangan James dan Hawkins family.“Dan karena itulah keluarga James menderita kutukan?” tanya Lily kepada Louisa.Louisa mengangguk. “Hawkins mengetahui dengan pasti konsekuensi merebut Forbidden Codex dari suku Kaldoria, itulah mengapa leluhurku tanpa memberi tahu konsekuensinya, mereka meminta keluarga Jam