“Ibu … Aku minta maaf …” Ucap Dere kepada nenek Xion, yang saat ini sedang menantikan apa yang akan dilakukan oleh Dere itu sendiri, untuk membantu dirinya.“Apa maksudmu?” Tanya nenek Xion dengan nada membentak.“Kau sudah benar-benar tidak mampu untuk berkata apa-apa di hadapan menantumu itu?” Tanya nenek Xion menambahkan.“Ibu … Seperti yang ibu lihat barusan, Radhis adalah pemegang kendali penuh di Villa ini.” Ucap dere yang kemudian menunduk karena masih berusaha untuk sedikit menghormati ibunya.“Nanny, Kamu istirahatlah. Aku akan meminta asisten rumah tangga untuk mengantarkan mereka ke kamarnya masing-masing.” Dere mencoba untuk menenangkan Nanny yang sudah tampak ingin memberikan pelajaran kepada nenek Xion.Sementara Dere dan Tania pergi menuju ke kamar mereka, di kamar utama kedua di lantai tiga, kamar Radhis dan Rachel.Rachel sedang duduk di pinggiran tempat tidur sedangkan, Radhis baru saja selesai mandi, membersihkan badannya.Rachel menatap suaminya itu dengan wajahnya
***Pagi hari berikutnya.Rachel baru saja terbangun di jam 8 pagi.Dirinya terbangun dengan kondisi tubuh tanpa busana.Wanita cantik itu, kini mencoba untuk mengingat apa yang sudah terjadi semalam.Semua berawal dari dirinya yang baru selesai mandi.Kecanggungan di antara dirinya dan Radhis membuat dirinya berpikir untuk mengambil sebotol anggur, untuk mereka berdua.Rachel minum anggur bersama dengan suaminya, Radhis.Pada mulanya, Radhis bertanya kepada Rachel.Kenapa dirinya mengeluarkan sebotol anggur.Dengan wajah merah Rachel berkata kepada suaminya jika, dirinya ingin minum bersama dengan sang suami, “karena … sudah lama kamu tidak pulang.” Ucap Rachel di penghujung kalimatnya, dengan kepala yang menunduk.Radhis mengerti apa yang dimaksudkan oleh Rachel.Sejujurnya Radhis juga merindukan masa mereka bersama, akan tetapi dia sendiri juga sedikit malu terhadap istrinya.Karena itu, Radhis mengiyakan Rachel untuk minum anggur bersama.Kondisi fisik mereka yang sedikit lelah, m
Suara teriakan itu, ternyata adalah suara dari Tania yang memanggil Rachel, dan entah untuk apa, yang jelas, saat itu Tania dengan tergesah-gesah memanggil Rachel.“Iya Bu!!” Jawab Rachel yang sama-sama berupa teriakan kepada ibunya.Rachel dengan berbalut selimut, meraih piyamanya yang berserakan di lantai. setelah dirinya memakai piyama itu, segera keluar dari kamarnya.Sementara Radhis hanya bisa melihatnya dengan senyum yang terukir di bibirnya.“Ada apa Bu?” tanya Rachel.“Ada orang yang sedang mencarimu …” jawab Rachel.Rachel tentu saja merasa bingung.Siapa orang yang sekiranya mencari dirinya.Rachel hanya bisa menebak-nebak.“kalau begitu biar aku berganti baju dulu.” Ucap Rachel.“Jangan! Lebih baik kau temui dulu dia. Setelah itu, baru kau berganti baju.” Ucap Tania kepada putri satu-satunya itu.“Tidak baik membuat tamu menunggu.” Tambah Tania.Rachel merasa ragu.Tapi, saat dirinya melihat ibunya, akhirnya Rachel menuruti apa yang disampaikan oleh sang ibu.Rachel segera
Rachel selesai bersiap untuk segera berangkat.Tepat disaat Radhis barus saja siap untuk pergi, juga.“Kamu mau pergi?” Tanya Radhis.“Iya …” jawab Rachel.“Apakah kamu bisa meng—” Rachel sebenarnya ingin meminta kepada Radhis untuk mengantarkan dirinya. Akan tetapi, Rachel tidak melanjutkan kalimatnya karena dirinya tidak berani untuk berbicara terus terang kepada sang suami.Daripada tidak berani, lebih pantas jika disebut ragu-ragu dan malu-malu.Radhis adalah seorang suami yang berusaha untuk semaksimal mungkin mengerti sang istri.Karena itu, Radhis sangat paham apa yang apa yang sebenarnya sedang dibutuhkan oleh sang istri.“Biarkan aku mengantarkanmu.” Ucap Radhis dengan tersenyum kepada Rachel.“Tapi kan, ada Nanny dan Boas.” Ucap Rachel dengan menunduk.Rachel menunduk untuk menutupi wajahnya yang sedang merah merona karena, dirinya malu sekaligus senang mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Radhis.“Tidak masalah, biarkan mereka mengikuti dari belakang dengan mobilmu.
Kini, kelima orang termasuk Boas dan Nanny, berada di depan Villa.Mereka sedang menunggu Sea yang sepertinya sedang mengambil sesuatu di kamarnya.Sebelum itu, Radhis menjelaskan kepada Nanny dan Boas jika hari ini dia akan mengantarkan Istrinya pergi, setelah itu Radhis juga berkata kepada Nanny dan Boas jika mereka akan membawa mobil Rachel, untuk mengikuti dari arah belakang.Disaat yang Radhis selesai menjelaskan itu, tepat pada saat yang sama Terdengar.“Sudah …” Itu adalah ucapan Sea kepada Adams dengan posisi menutup tas yang tersangkut di bahunya.“Mari …” Jawab Adams.Setelahnya, Adams melemparkan pandangannya ke arah Rachel dan berkata.“Kamu dan … Suamimu. Bisa mengikutiku dari arah belakang.” Ucap Adams tanpa sedikitpun menatap Radhis. Seolah, menganggap Radhis tidak ada disana.Setelah berkata seperti itu, Adams segera menuju ke mobilnya bersama dengan Sea.Sementara, Rachel ikut di dalam mobil sport milik suaminya, Radhis.Ada satu kesenjangan menurut Sea.Mungkin tamp
“Iya, Aku mengerti. Setelah ini aku akan langsung ke sana.” Ucap Radhis.Setelah Radhis mengakhiri panggilan dari Ester.Rachel yang penasaran bertanya kepada sang suami, “siapa?”“Ester … Dia bilang ada yang ingin bertemu denganku.” Ucap Radhis yang tidak bisa berterus terang jika yang ingin bertemu dengannya adalah kakeknya.Radhis tidak bisa berterus terang karena, Radhis takut jika Rachel ingin ikut untuk bertemu dengan kakeknya.Pertemuan itu sebenarnya bukanlah suatu masalah, namun status dari kakeknya itulah yang suatu masalah untuk mereka.Radhis tidak ingin Rachel tahu jika dirinya adalah cucu dari seorang kepala keluarga terbesar di Motherland.“Oh …” tampak sekali ratu kecemburuan di wajah Rachel.“Sepertinya kamu masih bekerja untuk mereka?” Tanya Rachel yang benar-benar tidak tahu siapa sang suami.“Emm…” Radhis hanya bersiap menjawab dengan itu.Hal tersebut karena dia sendiri bingung bagaimana cara dirinya mencari alasan kepada sang Istri.Rachel menatap ke arah Radhis.
“Sepertinya suamimu begitu dekat dengan sekretaris perusahaan Geneve itu?” Ucap Sea yang seolah memberikan kode kepada Adams.Sea berkata seperti itu dengan sedikit memberikan lirikan manja kepada Adams, untuk membuat Adams mengerti jika saat ini dirinya harus ikut memanas-manasi Rachel, perihal sang suami.“Benar …” Ucap Adams.“Aku juga penasaran, kenapa Suamimu tampaknya sangat dekat sekali dengan Nona Ester itu?” Tambah Adams yang seolah mencoba untuk menghasut Rachel.Rachel terdiam.Dia memikirkan apa yang telah diucapkan oleh mereka berdua.Meskipun begitu, Rachel tidak mau mereka tahu jika dirinya memikirkan apa yang dibicarakan oleh mereka.“Sudahlah, biarkan.” Ucap Rachel singkat.“Lebih baik kita segera masuk dan melakukan pengambilan gambar sekarang.” Tambah Rachel untuk mengalihkan perhatian mereka, yang membahas tentang Radhis.Disaat yang sama, kini Radhis sedang memacu mobilnya untuk menemui sang kakek.Seperti apa yang disampaikan oleh Rachel sebelumnya, Kakek Zond ki
Radhis dan Ester saling menatap satu sama lain.Setelah itu, keduanya bertanya kepada kakek Zond, yang tentu saja diwakilkan oleh Radhis.Dengan tatapan mata yang begitu tajam Radhis bertanya, “Kami berdua?”“Sebenarnya apa yang sedang terjadi?” tambah Radhis bertanya.Kakek Zond dengan enggan menjawab jika, saat ini entah kenapa, yang jelas kondisi di Moland sedang tidak begitu baik.Berita ini tidak tersebar di umum. Lebih tepatnya ini adalah masalah internal dalam keluarga Zond dan keluarga Esfor.Dimana masalah ini juga disebabkan oleh anggota keluarga mereka.karena itu, kakek Zond meminta mereka untuk segera pulang berdua.“Masalah apa itu kek?” Tanya Ester.“Itu adalah paman dan bibimu,” jawab kakek Zond.“Paman Goma?” tanya Ester.“Benar…” ucap kakek Zond yang berhenti sejenak, sebelum akhirnya dia kembali berbicara.“Goma dan Kally berbicara kepada kakek mu jika Radhis sudah kembali.”“Bukankah itu bagus?” Tanya Ester. Mengingat untuk keluarga besar miliknya, sebelumnya masi
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia