Suara teriakan itu, ternyata adalah suara dari Tania yang memanggil Rachel, dan entah untuk apa, yang jelas, saat itu Tania dengan tergesah-gesah memanggil Rachel.“Iya Bu!!” Jawab Rachel yang sama-sama berupa teriakan kepada ibunya.Rachel dengan berbalut selimut, meraih piyamanya yang berserakan di lantai. setelah dirinya memakai piyama itu, segera keluar dari kamarnya.Sementara Radhis hanya bisa melihatnya dengan senyum yang terukir di bibirnya.“Ada apa Bu?” tanya Rachel.“Ada orang yang sedang mencarimu …” jawab Rachel.Rachel tentu saja merasa bingung.Siapa orang yang sekiranya mencari dirinya.Rachel hanya bisa menebak-nebak.“kalau begitu biar aku berganti baju dulu.” Ucap Rachel.“Jangan! Lebih baik kau temui dulu dia. Setelah itu, baru kau berganti baju.” Ucap Tania kepada putri satu-satunya itu.“Tidak baik membuat tamu menunggu.” Tambah Tania.Rachel merasa ragu.Tapi, saat dirinya melihat ibunya, akhirnya Rachel menuruti apa yang disampaikan oleh sang ibu.Rachel segera
Rachel selesai bersiap untuk segera berangkat.Tepat disaat Radhis barus saja siap untuk pergi, juga.“Kamu mau pergi?” Tanya Radhis.“Iya …” jawab Rachel.“Apakah kamu bisa meng—” Rachel sebenarnya ingin meminta kepada Radhis untuk mengantarkan dirinya. Akan tetapi, Rachel tidak melanjutkan kalimatnya karena dirinya tidak berani untuk berbicara terus terang kepada sang suami.Daripada tidak berani, lebih pantas jika disebut ragu-ragu dan malu-malu.Radhis adalah seorang suami yang berusaha untuk semaksimal mungkin mengerti sang istri.Karena itu, Radhis sangat paham apa yang apa yang sebenarnya sedang dibutuhkan oleh sang istri.“Biarkan aku mengantarkanmu.” Ucap Radhis dengan tersenyum kepada Rachel.“Tapi kan, ada Nanny dan Boas.” Ucap Rachel dengan menunduk.Rachel menunduk untuk menutupi wajahnya yang sedang merah merona karena, dirinya malu sekaligus senang mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Radhis.“Tidak masalah, biarkan mereka mengikuti dari belakang dengan mobilmu.
Kini, kelima orang termasuk Boas dan Nanny, berada di depan Villa.Mereka sedang menunggu Sea yang sepertinya sedang mengambil sesuatu di kamarnya.Sebelum itu, Radhis menjelaskan kepada Nanny dan Boas jika hari ini dia akan mengantarkan Istrinya pergi, setelah itu Radhis juga berkata kepada Nanny dan Boas jika mereka akan membawa mobil Rachel, untuk mengikuti dari arah belakang.Disaat yang Radhis selesai menjelaskan itu, tepat pada saat yang sama Terdengar.“Sudah …” Itu adalah ucapan Sea kepada Adams dengan posisi menutup tas yang tersangkut di bahunya.“Mari …” Jawab Adams.Setelahnya, Adams melemparkan pandangannya ke arah Rachel dan berkata.“Kamu dan … Suamimu. Bisa mengikutiku dari arah belakang.” Ucap Adams tanpa sedikitpun menatap Radhis. Seolah, menganggap Radhis tidak ada disana.Setelah berkata seperti itu, Adams segera menuju ke mobilnya bersama dengan Sea.Sementara, Rachel ikut di dalam mobil sport milik suaminya, Radhis.Ada satu kesenjangan menurut Sea.Mungkin tamp
“Iya, Aku mengerti. Setelah ini aku akan langsung ke sana.” Ucap Radhis.Setelah Radhis mengakhiri panggilan dari Ester.Rachel yang penasaran bertanya kepada sang suami, “siapa?”“Ester … Dia bilang ada yang ingin bertemu denganku.” Ucap Radhis yang tidak bisa berterus terang jika yang ingin bertemu dengannya adalah kakeknya.Radhis tidak bisa berterus terang karena, Radhis takut jika Rachel ingin ikut untuk bertemu dengan kakeknya.Pertemuan itu sebenarnya bukanlah suatu masalah, namun status dari kakeknya itulah yang suatu masalah untuk mereka.Radhis tidak ingin Rachel tahu jika dirinya adalah cucu dari seorang kepala keluarga terbesar di Motherland.“Oh …” tampak sekali ratu kecemburuan di wajah Rachel.“Sepertinya kamu masih bekerja untuk mereka?” Tanya Rachel yang benar-benar tidak tahu siapa sang suami.“Emm…” Radhis hanya bersiap menjawab dengan itu.Hal tersebut karena dia sendiri bingung bagaimana cara dirinya mencari alasan kepada sang Istri.Rachel menatap ke arah Radhis.
“Sepertinya suamimu begitu dekat dengan sekretaris perusahaan Geneve itu?” Ucap Sea yang seolah memberikan kode kepada Adams.Sea berkata seperti itu dengan sedikit memberikan lirikan manja kepada Adams, untuk membuat Adams mengerti jika saat ini dirinya harus ikut memanas-manasi Rachel, perihal sang suami.“Benar …” Ucap Adams.“Aku juga penasaran, kenapa Suamimu tampaknya sangat dekat sekali dengan Nona Ester itu?” Tambah Adams yang seolah mencoba untuk menghasut Rachel.Rachel terdiam.Dia memikirkan apa yang telah diucapkan oleh mereka berdua.Meskipun begitu, Rachel tidak mau mereka tahu jika dirinya memikirkan apa yang dibicarakan oleh mereka.“Sudahlah, biarkan.” Ucap Rachel singkat.“Lebih baik kita segera masuk dan melakukan pengambilan gambar sekarang.” Tambah Rachel untuk mengalihkan perhatian mereka, yang membahas tentang Radhis.Disaat yang sama, kini Radhis sedang memacu mobilnya untuk menemui sang kakek.Seperti apa yang disampaikan oleh Rachel sebelumnya, Kakek Zond ki
Radhis dan Ester saling menatap satu sama lain.Setelah itu, keduanya bertanya kepada kakek Zond, yang tentu saja diwakilkan oleh Radhis.Dengan tatapan mata yang begitu tajam Radhis bertanya, “Kami berdua?”“Sebenarnya apa yang sedang terjadi?” tambah Radhis bertanya.Kakek Zond dengan enggan menjawab jika, saat ini entah kenapa, yang jelas kondisi di Moland sedang tidak begitu baik.Berita ini tidak tersebar di umum. Lebih tepatnya ini adalah masalah internal dalam keluarga Zond dan keluarga Esfor.Dimana masalah ini juga disebabkan oleh anggota keluarga mereka.karena itu, kakek Zond meminta mereka untuk segera pulang berdua.“Masalah apa itu kek?” Tanya Ester.“Itu adalah paman dan bibimu,” jawab kakek Zond.“Paman Goma?” tanya Ester.“Benar…” ucap kakek Zond yang berhenti sejenak, sebelum akhirnya dia kembali berbicara.“Goma dan Kally berbicara kepada kakek mu jika Radhis sudah kembali.”“Bukankah itu bagus?” Tanya Ester. Mengingat untuk keluarga besar miliknya, sebelumnya masi
Beberapa saat kemudian, ESter dan juga kakek Zond pergi ke Motherland, atau Moland.Mereka berencana langsung pergi menuju ke tempat kediaman keluarga Zond.Disaat yang sama, kini Radhis sedang melihat sang istri yang sedang melakukan pengambilan gambar untuk iklan.Radhis memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang sedikit jauh dari lokasi pengambilan gambar. Setelah itu, Radhis berjalan kaki menuju ke tempat sang istri berada saat ini.“Maaf Tuan, di dalam sedang ada pengambilan gambar.” Ucap penjaga yang menghadang Radhis saat berada di depan sebuah bangunan yang menyerupai sebuah gudang besar yang biasa digunakan sebagai warehouse, atau tempat menyimpan logistik sebuah perusahaan.“Aku tahu,” jawab Radhis.“Istriku ada di dalam sana.” tambah Radhis.Penjaga itu saling menatap.Mereka merasa jika mungkin saja Istri dari orang yang ada di hadapannya itu adalah suami dari salah satu staf yang ada disana.“Siapa istri mu? sebutkan namanya, akan aku panggilkan untukmu.” Ucap seorang pen
“Tuan Muda, apa mereka menyinggung Tuan?”Nanny bertanya kepada Radhis karena dia melihat ekspresi kaget dari para penjaga yang ada disana.Nanny curiga jika, sebelum dia datang, para penjaga itu telah menyinggung tuan mudanya.“Tidak perlu pedulikan itu, mereka mungkin benar-benar tidak tahu.”Nanny mengerti apa yang dimaksudkan oleh Tuan nya itu.Kalimat dari Radhis itu, secara tidak langsung menunjukkan jika mereka memang benar-benar telah menghina dirinya.“Apa yang telah kalian katakan kepada Tuan ku?” Sengut Nanny yang sedikit tidak terima disaat dirinya tahu jika Radhis baru saja dihina oleh orang-orang itu.Tampak sekali jika Nanny kini sedang marah.Kemarahan Nanny itu bahkan mengeluarkan aura membunuh yang sangat kentara.Tapi, bagi para penjaga itu, bukanlah takut akan aura membunuh dari Ester.Mereka masih menganggap jika Ester adalah seorang wanita biasa, sebatas seorang asisten pribadi dari Rachel, artis pendatang baru di perusahaan bos nya.“Nona… sepertinya ini ada sal