“Tuan Muda, apa mereka menyinggung Tuan?”Nanny bertanya kepada Radhis karena dia melihat ekspresi kaget dari para penjaga yang ada disana.Nanny curiga jika, sebelum dia datang, para penjaga itu telah menyinggung tuan mudanya.“Tidak perlu pedulikan itu, mereka mungkin benar-benar tidak tahu.”Nanny mengerti apa yang dimaksudkan oleh Tuan nya itu.Kalimat dari Radhis itu, secara tidak langsung menunjukkan jika mereka memang benar-benar telah menghina dirinya.“Apa yang telah kalian katakan kepada Tuan ku?” Sengut Nanny yang sedikit tidak terima disaat dirinya tahu jika Radhis baru saja dihina oleh orang-orang itu.Tampak sekali jika Nanny kini sedang marah.Kemarahan Nanny itu bahkan mengeluarkan aura membunuh yang sangat kentara.Tapi, bagi para penjaga itu, bukanlah takut akan aura membunuh dari Ester.Mereka masih menganggap jika Ester adalah seorang wanita biasa, sebatas seorang asisten pribadi dari Rachel, artis pendatang baru di perusahaan bos nya.“Nona… sepertinya ini ada sal
Radhis kini berada di luar gedung tempat pengambilan gambar tadi bersama sang istri.Tentunya saat ini Rachel sudah berganti pakaian, lain dari pakaian yang dia pakai saat dirinya sedang mengambil pengambilan gambar iklan sebelumnya.“Kamu…” Rachel menunduk, tampak ragu untuk bertanya sesuatu kepada sang suami.“Kenapa?” Radhis bertanya kepada sang istri yang tampak sekali sedang ragu untuk bertanya sesuatu kepada dirinya.“Kamu akan pergi lama?” tanya Rachel.Belum sempat Radhis menjawab, Adams dan Sea sudah ada disana, bersama dengan Nanny.Nanny telah menyelesaikan jadwal untuk Rachel selanjutnya, jadi dirinya sebelumnya masih harus mengkonfirmasi jadwal dengan staf A.D media yang tadi ikut mengawal jalannya pengambilan gambar Rachel, disana.“Semua sudah selesai Nona. Jadi kita sudah bisa pulang sekarang.” Ucap Nanny.“Iya… Ayo…” Ucap Rachel yang tanpa dirinya sendiri sadari tampak begitu sedih.Radhis Sadar sekali jika saat ini istrinya sedang merasa sedih.Karena itu, Radhis me
Ester mencoba untuk menenangkan hatinya, dirinya tidak bisa menentukan apa yang dia inginkan. Satu sisi dia ingin bersama dengan Radhis.Disisi lain dia tidak bisa memaksa Radhis untuk bersama dengan dirinya. Karena itu, Ester hanya bisa diam dan tidak berani menjawab apa yang telah ditanyakan oleh kakek Zond. Kakek Zond tersenyum.Disisi lain kakek Zond juga merasa sedih, karena dirinya merasa kasihan kepada Ester. Kakek Zond sangat menyayangkan Radhis yang saat ini sudah memiliki seorang istri.Bagaimanapun juga. Jika sampai, Radhis bersama dengan Ester, itu adalah suatu perpaduan yang sangat sempurna. Selain kecantikan Ester yang tidak kalah dengan seorang model.Ester juga adalah calon penerus terkuat keluarga Esfor. Jika sampai kedua keluarga ini menjadi satu, dengan ikatan pernikahan. Maka, tidak akan ada lagi yang bisa menandingi keluarga mereka. “Aku ingin kalian untuk melakukan sesuatu.” Ucap kakek Zond. “Apa itu kek?” Tanya Ester. “Aku mempunyai undangan untuk meng
Kualitas jauh, Yang dimaksudkan oleh Adams adalah, kualitas Radhis jauh, dibawah Rachel.Itu Adams dasarkan pada hal yang akan dilakukan oleh Radhis saat ini, Adams menduga jika Radhis bahkan tidak tahu masalah reservasi di restoran Maizen. “Apa memang kita perlu makan disini?” Tanya Rachel dengan berjalan di samping sang suami. “Tidak apa-apa. Sesekali, aku ingin membawamu makan, makanan yang spesial.” Jawab Radhis dengan memegang erat tangan sang istri yang tentu saja itu didengar oleh beberapa orang yang ada disana. “Tapi kita sudah pernah makan disini, disaat kita bersama dengan Jolly dulu.” “Sepertinya mereka memang pernah benar-benar makan disini.” Ucap Adams dalam hatinya. Namun, Adams masih menganggap jika Radhis dan Rachel kala itu, makan di sini karena hanya ikut menumpang makan di tempat yang direservasi oleh Jolly Gienis. Sea hanya mengikuti Radhis dan Rachel belakang, itu karena dirinya benar-benar yakin, jika Radhis bukanlah orang yang sembarangan. Rachel menoleh k
Adams yang mendengar perbincangan Radhis dengan kepala manajer itu hanya bisa diam dan merasa kaget. Dia sama sekali tidak menyangka jika kartu yang ditunjukkan oleh Radhis dapat membuat dirinya dihormati seperti itu. Perilaku hormat yang sangat istimewa, bahkan sampai mengharuskan seorang kepala manajer membungkuk kepada dirinya. Kini mereka berenam duduk di meja yang sama.Bahkan Boas dan juga Nanny ikut makan. Itu adalah bentuk dari kebaikan Radhis kepada para bawahannya. Dirinya sama sekali tidak membeda-bedakan status seseorang. “Silahkan.” Ucap dari pelayan yang memberikan menu kepada mereka yang ada disana. “Kalian pesan saja.” Ucap Radhis. Mereka selesai memesan makanan dan ditambah Radhis meminta minuman yang tentu saja minuman terbaik di Maizen. Sambil menunggu pesanan mereka datang.Adams mulai bertanya kepada Radhis.Dia mulai membuka omongan dengan bertanya, “Apakah Radhis masih sering bertemu dengan Ester, sekretaris perusahaan Geneve.” Radhis berkata, dirinya ti
“Hm?” tanya Radhis yang kurang memperhatikan apa yang ditanyakan oleh Rachel. Rachel dengan tersenyum mengulangi pertanyaan yang dilontarkan kepada Radhis sebelumnya, “Apa yang sedang kamu pikirkan? kenapa kamu tampak sedang memikirkan sesuatu?” Radhis dengan penuh kasih, memegang tangan sang istri di hadapan semua orang yang hadir satu meja bersama mereka, termasuk Adams. Setelah itu, Radhis berkata dengan senyum di bibirnya, “Tidak ada … aku hanya berpikir, kira-kira berapa lama aku bisa menahan rasa rinduku nanti.” Tentu saja hal itu membuat Rachel merasa malu.Rachel dengan wajah merah meronah berkat kepada Radhis. “Sudah, makan makananmu.” Ucapnya dengan menambahkan sebuah potongan daging di piring makan milik sang suami. Adams yang merasa jika mereka terlalu mesrah, mencoba mengalihkan pembicaraan mereka berdua. “Radhis …” Adams berhenti sejenak, sebelum akhirnya dia kembali bertanya, “Boleh aku memanggilmu seperti itu?” tanya Adams kemudian. Adams bertanya seperti itu
Mendengar apa yang diucapkan oleh Adams, hampir saja Nanny dan Boas berdiri dari tempat duduk mereka. Tapi hal itu terhenti disaat Radhis dengan cepat mengarahkan tatapan matanya ke arah keduanya. Boas dan Nanny sadar jika tuannya tidak ingin semua yang dilakukan olehnya selama ini menjadi sia-sia. Akhirnya mereka mendiamkan Adams seperti apa yang diperintahkan oleh Radhis dalam sorotan matanya. Semua nya berlangsung sampai akhirnya mereka semua selesai makan siang dan hendak pulang. Masih sempat Adams mengulangi pertanyaannya.“Apa kau serius tidak ingin bergabung di dalam perusahaan ku?” Adams sebenarnya bermaksud, jika Radhis bergabung di dalam perusahaan miliknya, maka dirinya bisa mengontrol Radhis sesuai dengan apa yang dia inginkan. Dengan begitu dirinya bisa mendekati Rachel kapanpun dia mau, dan dapat mengatur keberadaan Radhis agar tidak menghalangi setiap rencananya untuk melakukan aksinya. Dengan tersenyum yang menurut Adams sangat menghina dirinya, Radhis menjawab,
Kakek zond masih duduk di sofa miliknya dari saat Ester masuk ke dalam kamar dengan beberapa Maid perempuan tadi, sampai kini disaat hari sudah mulai gelap. Kakek Zond tidak beranjak dari sofa dia duduk, dan juga sesekali melihat jam tangannya yang terbalut kilauan emas murni. seolah sedang menunggu seseorang datang. Sementara itu, di waktu yang sama, kini di Auckland, Radhis sedang membereskan beberapa pakaian miliknya. Dengan dibantu oleh Rachel.Radhis memasukkan pakaian-pakaian miliknya kedalam koper. Saat seperti itu, masih sempat Rachel bertanya, “Haruskah kamu pergi?” Radhis mengerti apa yang mengganggu pikiran Rachel.Baru saja mereka bertemu, kurang dari dua hari.Tapi kini suaminya itu sudah harus pergi lagi sampai waktu yang sepertinya tidak dia ketahui. Radhis memang berkata jika dirinya hanya akan pergi sebentar, tapi Rachel merasa jika semuanya tidak semudah itu. Rachel merasa jika kepergian sang suami kali ini akan cukup lama, seperti kepergian Radhis yang sebelumn
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia