Mendengar apa yang diucapkan oleh Adams, hampir saja Nanny dan Boas berdiri dari tempat duduk mereka. Tapi hal itu terhenti disaat Radhis dengan cepat mengarahkan tatapan matanya ke arah keduanya. Boas dan Nanny sadar jika tuannya tidak ingin semua yang dilakukan olehnya selama ini menjadi sia-sia. Akhirnya mereka mendiamkan Adams seperti apa yang diperintahkan oleh Radhis dalam sorotan matanya. Semua nya berlangsung sampai akhirnya mereka semua selesai makan siang dan hendak pulang. Masih sempat Adams mengulangi pertanyaannya.“Apa kau serius tidak ingin bergabung di dalam perusahaan ku?” Adams sebenarnya bermaksud, jika Radhis bergabung di dalam perusahaan miliknya, maka dirinya bisa mengontrol Radhis sesuai dengan apa yang dia inginkan. Dengan begitu dirinya bisa mendekati Rachel kapanpun dia mau, dan dapat mengatur keberadaan Radhis agar tidak menghalangi setiap rencananya untuk melakukan aksinya. Dengan tersenyum yang menurut Adams sangat menghina dirinya, Radhis menjawab,
Kakek zond masih duduk di sofa miliknya dari saat Ester masuk ke dalam kamar dengan beberapa Maid perempuan tadi, sampai kini disaat hari sudah mulai gelap. Kakek Zond tidak beranjak dari sofa dia duduk, dan juga sesekali melihat jam tangannya yang terbalut kilauan emas murni. seolah sedang menunggu seseorang datang. Sementara itu, di waktu yang sama, kini di Auckland, Radhis sedang membereskan beberapa pakaian miliknya. Dengan dibantu oleh Rachel.Radhis memasukkan pakaian-pakaian miliknya kedalam koper. Saat seperti itu, masih sempat Rachel bertanya, “Haruskah kamu pergi?” Radhis mengerti apa yang mengganggu pikiran Rachel.Baru saja mereka bertemu, kurang dari dua hari.Tapi kini suaminya itu sudah harus pergi lagi sampai waktu yang sepertinya tidak dia ketahui. Radhis memang berkata jika dirinya hanya akan pergi sebentar, tapi Rachel merasa jika semuanya tidak semudah itu. Rachel merasa jika kepergian sang suami kali ini akan cukup lama, seperti kepergian Radhis yang sebelumn
“Dimana dirimu?” Teriak Nori. “Anakmu selalu menangis! Sepertinya dia mencarimu!” Tambahnya dengan masih diiringi oleh suara tangisan yang jelas terdengar oleh Sea. Sea masih sama dengan sebelumnya, kini masih dibalut selimut berwarna putih dengan tubuh tanpa busana, menjawab dengan santainya, “Sepertinya aku tidak akan kembali malam ini, jadi tolong jaga dia.” Setelah itu dengan masih menempelkan ponsel di telinga, Sea menoleh kepada seseorang yang sedang tertidur di sampingnya.Jelas sekali, orang itu adalah Adams yang sedang tertidur dan sepertinya dia sedang kelelahan. “Apa yang kau bicarakan?” tanya Nori dengan berteriak. “Bagaimana kau bisa menelantarkan anakmu seperti ini?” Tambahnya. Nori berkata seperti itu bukanlah karena dirinya memikirkan nasib sang cucu.Itu lebih karena dirinya merasa capek harus mengurus balita. Dia benar-benar merasa ingin bebas dari setan kecil yang selalu menangis itu. Sea terdiam untuk beberapa saat sampai akhirnya dia berkata dengan keras kep
Disaat yang sama dengan waktu pergumulan Sea dan Adams, ibunya kini tidak tahu harus mencari Sea dimana.Akhirnya Nori berbicara kepada mertuanya, nenek Xion. Dari itu, nenek Xion akhirnya memanggil Rachel.Bagaimanapun juga mereka tahu jika Rachel dan Sea keluar di waktu yang bersamaan.Tidak menutup kemungkinan jika, mereka berdua memanglah pergi bersama. Malam itu, dengan dibantu oleh Tania, tentunya. Nenek Xion berhasil membuat Rachel keluar dari dalam kamarnya bersama dengan sang suami, Radhis. Setelah adanya mereka berdua di ruang tamu, nenek Xion bertanya kepada Rachel terkait dimana keberadaan Sea saat ini. “Kenapa dia sampai berkata jika dirinya tidak akan pulang malam ini?” Tambah nenek Xion dengan ekspresi wajah yang penuh amarah. Tapi amarah itu terlihat jelas ditujukan kepada Sea, bukan untuk Rachel.Selain memang yang membuatnya kesal kali ini adalah cerita dari Nori perihal Sea yang “menyalahkan” dirinya tentang anak yang dilahirkan oleh Sea. Nenek Xion juga tidak
“Apa kamu sedang bersama dengan Adams sekarang?” Tanya nenek Xion yang ternyata Sea sendiri tidak tahu jika ternyata yang menghubunginya adalah neneknya.Memang yang dipakai oleh nenek Xion adalah ponsel Nori.Tapi setelah Nori berkata jika telepon nya di jawab oleh Sea, nenek Xion dengan cepat meminta ponsel itu dan berbicara kepada Sea.“Ouh! sebentar.” Ucap Sea yang terdengar oleh nenek Xion.Setelah itu selama beberapa saat nenek Xion hanya bisa mendengar desahan desahan dari Sea.“Kenapa Nek?” Tanya Sea yang kini ternyata sudah berganti posisi dengan Adams.Dengan posisi bertumpu dengan lutut dan satu tangannya, Sea menjawab pertanyaan dari neneknya.“Aku ingin bisa bertemu dengannya karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya.”“Nenek ingin berbicara denganmu.” ucap Sea saat mengulurkan tangannya ke arah belakang.Tidak lupa suara Sea terdengar sedikit berupa desahan dan erangan manja.“Halo, ini saya Adams.” Ucap Adams saat meraih ponsel di tangan Sea.Dengan Pinggul
Radhis kini sudah pergi menuju ke Motherland.Sebelum dia berangkat, masih sempat Radhis menemui Ed Ackerley.Disana juga sudah ada Rocky dan Brogie yang kini sedang menunggunya.Mereka semua menunggu bukan tanpa sebab. Itu karena sebelumnya Radhis sudah mengirimkan pesan kepada Ed jika dirinya ingin agar semua orang nya berkumpul di VIP Diamond Emperor-Lux, hotel milik Ed Ackerley.Semua yang hadir disana segera membungkuk saat kedatangan Radhis.“Aku tidak akan lama.” Ucap Radhis saat Ed memerintahkan para pelayan hotelnya untuk mempersiapkan porsi sarapan mewah untuk tuan muda nya.“Apa yang Tuan Muda butuhkan?” tanya Ed kepada Radhis.Radhis terdiam sejenak sebelum akhirnya dia berbicara kepada Ed dan juga yang lainnya.Dia berbicara kepada yang ada disana jika dirinya akan pergi ke Motherland untuk sementara.Karena itu, Radhis ingin agar mereka memperhatikan istrinya, Rachel.“Terutama kalian, Rocky, Brogie.”“Siap Tuan! Mohon Perintah!”“Aku ingin agar kalian benar-benar mengaw
Kini Adams sedang mencoba untuk memahami arti dari pertemuan dirinya dengan anggota keluarga Sea.Adams mulai melihat pada anak kecil yang sedang digendong oleh Nori.Tapi mengingat Sea yang tidak membahasnya, Adams tidak bermaksud untuk menanyakan perihal balita itu.“Seperti yang kamu belum tahu. Sekarang aku sudah kembali memimpin Wish Corp.”“Wish Corp? Nenek-nenek …” Ucap Adams dalam hatinya, seolah dia sedang mengingat sesuatu terkait perihal kepemimpinan Wish Corp yang dia ketahui.“Jadi anda adalah Xion Wish?” Jawab Adams yang sekaligus menanyakan identitas nenek Xion.“Benar, aku adalah Pemilik sebelumnya, dan pemilik asli dari Wish Corp.” Ucap nenek Xion.“Jadi …” Adams melihat ke arah Sea.“Benar, sebenarnya Sea adalah calon penerus dari Wish Corp, andai saja waktu itu …” Nenek Xion menghentikan ucapannya.Adams merasa bingung dan tidak mengerti akan maksud dan perkataan dari nenek Xion.“Kenapa?” tanya Adams.Nenek Xion memasang wajah sedih, yang sebenarnya untuk sebagian
Ditempat lain di waktu yang sama, kini Radhis sudah hampir sampai di Motherland.Diperkirakan sekitar satu jam lagi akan sampai di Motherland.Radhis menaiki sebuah jet pribadi yang disewa sendiri karena Radhis memiliki rencana tersendiri.Entah apa yang direncanakan oleh Radhis, yang jelas saat ini Radhis sudah hampir mendarat di Motherland.Ester sudah mengirimkan pesan kepada Radhis, “kapan kamu sampai?”Beberapa menit pesan terkirim Ester masih juga belum mendapatkan notifikasi, apakah pesan itu diterima oleh Radhis atau belum.Ester sendiripun tidak tahu jika sebenarnya Radhis sudah berangkat sedari tadi.“Bagaimana? Apa dia sudah memberimu kabar?” Tanya kakek Zond kepada Ester yang saat ini sedang berada di balkon kediamannya.“Belum kek…” Ucap Ester dengan masih memegang ponselnya.Ester seperti itu seolah dirinya benar-benar khawatir kepada Radhis.Ester memang belum mendapatkan kabar dari Radhis perihal keberangkatan Radhis.Tapi, Ester sudah mendapatkan informasi dari Ed, ta