Ester mencoba untuk menenangkan hatinya, dirinya tidak bisa menentukan apa yang dia inginkan. Satu sisi dia ingin bersama dengan Radhis.Disisi lain dia tidak bisa memaksa Radhis untuk bersama dengan dirinya. Karena itu, Ester hanya bisa diam dan tidak berani menjawab apa yang telah ditanyakan oleh kakek Zond. Kakek Zond tersenyum.Disisi lain kakek Zond juga merasa sedih, karena dirinya merasa kasihan kepada Ester. Kakek Zond sangat menyayangkan Radhis yang saat ini sudah memiliki seorang istri.Bagaimanapun juga. Jika sampai, Radhis bersama dengan Ester, itu adalah suatu perpaduan yang sangat sempurna. Selain kecantikan Ester yang tidak kalah dengan seorang model.Ester juga adalah calon penerus terkuat keluarga Esfor. Jika sampai kedua keluarga ini menjadi satu, dengan ikatan pernikahan. Maka, tidak akan ada lagi yang bisa menandingi keluarga mereka. “Aku ingin kalian untuk melakukan sesuatu.” Ucap kakek Zond. “Apa itu kek?” Tanya Ester. “Aku mempunyai undangan untuk meng
Kualitas jauh, Yang dimaksudkan oleh Adams adalah, kualitas Radhis jauh, dibawah Rachel.Itu Adams dasarkan pada hal yang akan dilakukan oleh Radhis saat ini, Adams menduga jika Radhis bahkan tidak tahu masalah reservasi di restoran Maizen. “Apa memang kita perlu makan disini?” Tanya Rachel dengan berjalan di samping sang suami. “Tidak apa-apa. Sesekali, aku ingin membawamu makan, makanan yang spesial.” Jawab Radhis dengan memegang erat tangan sang istri yang tentu saja itu didengar oleh beberapa orang yang ada disana. “Tapi kita sudah pernah makan disini, disaat kita bersama dengan Jolly dulu.” “Sepertinya mereka memang pernah benar-benar makan disini.” Ucap Adams dalam hatinya. Namun, Adams masih menganggap jika Radhis dan Rachel kala itu, makan di sini karena hanya ikut menumpang makan di tempat yang direservasi oleh Jolly Gienis. Sea hanya mengikuti Radhis dan Rachel belakang, itu karena dirinya benar-benar yakin, jika Radhis bukanlah orang yang sembarangan. Rachel menoleh k
Adams yang mendengar perbincangan Radhis dengan kepala manajer itu hanya bisa diam dan merasa kaget. Dia sama sekali tidak menyangka jika kartu yang ditunjukkan oleh Radhis dapat membuat dirinya dihormati seperti itu. Perilaku hormat yang sangat istimewa, bahkan sampai mengharuskan seorang kepala manajer membungkuk kepada dirinya. Kini mereka berenam duduk di meja yang sama.Bahkan Boas dan juga Nanny ikut makan. Itu adalah bentuk dari kebaikan Radhis kepada para bawahannya. Dirinya sama sekali tidak membeda-bedakan status seseorang. “Silahkan.” Ucap dari pelayan yang memberikan menu kepada mereka yang ada disana. “Kalian pesan saja.” Ucap Radhis. Mereka selesai memesan makanan dan ditambah Radhis meminta minuman yang tentu saja minuman terbaik di Maizen. Sambil menunggu pesanan mereka datang.Adams mulai bertanya kepada Radhis.Dia mulai membuka omongan dengan bertanya, “Apakah Radhis masih sering bertemu dengan Ester, sekretaris perusahaan Geneve.” Radhis berkata, dirinya ti
“Hm?” tanya Radhis yang kurang memperhatikan apa yang ditanyakan oleh Rachel. Rachel dengan tersenyum mengulangi pertanyaan yang dilontarkan kepada Radhis sebelumnya, “Apa yang sedang kamu pikirkan? kenapa kamu tampak sedang memikirkan sesuatu?” Radhis dengan penuh kasih, memegang tangan sang istri di hadapan semua orang yang hadir satu meja bersama mereka, termasuk Adams. Setelah itu, Radhis berkata dengan senyum di bibirnya, “Tidak ada … aku hanya berpikir, kira-kira berapa lama aku bisa menahan rasa rinduku nanti.” Tentu saja hal itu membuat Rachel merasa malu.Rachel dengan wajah merah meronah berkat kepada Radhis. “Sudah, makan makananmu.” Ucapnya dengan menambahkan sebuah potongan daging di piring makan milik sang suami. Adams yang merasa jika mereka terlalu mesrah, mencoba mengalihkan pembicaraan mereka berdua. “Radhis …” Adams berhenti sejenak, sebelum akhirnya dia kembali bertanya, “Boleh aku memanggilmu seperti itu?” tanya Adams kemudian. Adams bertanya seperti itu
Mendengar apa yang diucapkan oleh Adams, hampir saja Nanny dan Boas berdiri dari tempat duduk mereka. Tapi hal itu terhenti disaat Radhis dengan cepat mengarahkan tatapan matanya ke arah keduanya. Boas dan Nanny sadar jika tuannya tidak ingin semua yang dilakukan olehnya selama ini menjadi sia-sia. Akhirnya mereka mendiamkan Adams seperti apa yang diperintahkan oleh Radhis dalam sorotan matanya. Semua nya berlangsung sampai akhirnya mereka semua selesai makan siang dan hendak pulang. Masih sempat Adams mengulangi pertanyaannya.“Apa kau serius tidak ingin bergabung di dalam perusahaan ku?” Adams sebenarnya bermaksud, jika Radhis bergabung di dalam perusahaan miliknya, maka dirinya bisa mengontrol Radhis sesuai dengan apa yang dia inginkan. Dengan begitu dirinya bisa mendekati Rachel kapanpun dia mau, dan dapat mengatur keberadaan Radhis agar tidak menghalangi setiap rencananya untuk melakukan aksinya. Dengan tersenyum yang menurut Adams sangat menghina dirinya, Radhis menjawab,
Kakek zond masih duduk di sofa miliknya dari saat Ester masuk ke dalam kamar dengan beberapa Maid perempuan tadi, sampai kini disaat hari sudah mulai gelap. Kakek Zond tidak beranjak dari sofa dia duduk, dan juga sesekali melihat jam tangannya yang terbalut kilauan emas murni. seolah sedang menunggu seseorang datang. Sementara itu, di waktu yang sama, kini di Auckland, Radhis sedang membereskan beberapa pakaian miliknya. Dengan dibantu oleh Rachel.Radhis memasukkan pakaian-pakaian miliknya kedalam koper. Saat seperti itu, masih sempat Rachel bertanya, “Haruskah kamu pergi?” Radhis mengerti apa yang mengganggu pikiran Rachel.Baru saja mereka bertemu, kurang dari dua hari.Tapi kini suaminya itu sudah harus pergi lagi sampai waktu yang sepertinya tidak dia ketahui. Radhis memang berkata jika dirinya hanya akan pergi sebentar, tapi Rachel merasa jika semuanya tidak semudah itu. Rachel merasa jika kepergian sang suami kali ini akan cukup lama, seperti kepergian Radhis yang sebelumn
“Dimana dirimu?” Teriak Nori. “Anakmu selalu menangis! Sepertinya dia mencarimu!” Tambahnya dengan masih diiringi oleh suara tangisan yang jelas terdengar oleh Sea. Sea masih sama dengan sebelumnya, kini masih dibalut selimut berwarna putih dengan tubuh tanpa busana, menjawab dengan santainya, “Sepertinya aku tidak akan kembali malam ini, jadi tolong jaga dia.” Setelah itu dengan masih menempelkan ponsel di telinga, Sea menoleh kepada seseorang yang sedang tertidur di sampingnya.Jelas sekali, orang itu adalah Adams yang sedang tertidur dan sepertinya dia sedang kelelahan. “Apa yang kau bicarakan?” tanya Nori dengan berteriak. “Bagaimana kau bisa menelantarkan anakmu seperti ini?” Tambahnya. Nori berkata seperti itu bukanlah karena dirinya memikirkan nasib sang cucu.Itu lebih karena dirinya merasa capek harus mengurus balita. Dia benar-benar merasa ingin bebas dari setan kecil yang selalu menangis itu. Sea terdiam untuk beberapa saat sampai akhirnya dia berkata dengan keras kep
Disaat yang sama dengan waktu pergumulan Sea dan Adams, ibunya kini tidak tahu harus mencari Sea dimana.Akhirnya Nori berbicara kepada mertuanya, nenek Xion. Dari itu, nenek Xion akhirnya memanggil Rachel.Bagaimanapun juga mereka tahu jika Rachel dan Sea keluar di waktu yang bersamaan.Tidak menutup kemungkinan jika, mereka berdua memanglah pergi bersama. Malam itu, dengan dibantu oleh Tania, tentunya. Nenek Xion berhasil membuat Rachel keluar dari dalam kamarnya bersama dengan sang suami, Radhis. Setelah adanya mereka berdua di ruang tamu, nenek Xion bertanya kepada Rachel terkait dimana keberadaan Sea saat ini. “Kenapa dia sampai berkata jika dirinya tidak akan pulang malam ini?” Tambah nenek Xion dengan ekspresi wajah yang penuh amarah. Tapi amarah itu terlihat jelas ditujukan kepada Sea, bukan untuk Rachel.Selain memang yang membuatnya kesal kali ini adalah cerita dari Nori perihal Sea yang “menyalahkan” dirinya tentang anak yang dilahirkan oleh Sea. Nenek Xion juga tidak