Kedatangan Sea disana cukup membuat Rachel merasa syok.Baru saja pagi tadi dirinya membiarkan nenek dan pamannya untuk sementara tinggal disana.Tapi apa yang harus dilihatnya saat ini.“Sepupu ku …” Panggil Sea dengan senyumnya yang tampak tersenyum.Nanny ikut merasa kaget dengan apa yang dilihat oleh dirinya.Itu karena, Dirinya belum sempat bertemu dengan Sea sebelumnya.Dulu kepergian Sea dan keluarganya ke daratan China adalah sebelum bergabungnya Nanny menjadi bawahan Radhis.Saat ini sudah berkumpul orang-orang di villa A1 milik Radhis itu.Termasuk Dere dan juga Tania ada disana.Akan tetapi, pada saat ini mereka semua seolah diam.Tidak ada yang berani berbicara sepatah katapun.Utamanya Dere, dia sangat tahu jika villa ini adalah milik Radhis.Karena itu, dirinya sama sekali tidak mau berkomentar apapun.Mungkin jika untuk nenek Xion dan Marot dirinya masih bisa membantu untuk membiarkan mereka menumpang untuk beberapa hari. Akan tetapi, disaat kini secara tiba-tiba Sea, d
Setelah Rachel memasuki kamarnya.Nenek Xion dan anggota keluarga kesayangannya mencoba untuk menanyakan kamar yang akan mereka tempati.Villa A1 memanglah besar, tentunya banyak kamar yang tidak dipakai.Tapi seperti biasanya, bukan anggota keluarga kesayangan nenek Xion namanya jika mereka semua bisa dengan mudah untuk merendahkan kelas serta hatinya.Itu dapat diartikan saat mereka kini meminta tiga kamar.Satu untuk Marot dan Nori. Satu untuk nenek Xion, dan satu lagi untuk Sea dan putrinya.“Ibu … Itu ….” DEre tampak ragu untuk melanjutkan bicaranya.“Sudah! cepat suruh pembantu-pembantumu untuk menyiapkan semuanya!” Ucap nenek Xion, yang seolah tidak memperdulikan apa yang telah diucapkan oleh Dere.Akhirnya, Dere memerintahkan pada asisten rumah tangga yang ada di Villa itu untuk membersihkan beberapa kamar, sesuai dengan apa yang diminta oleh nenek Xion.Alhasil kini mereka mendapatkan kamar sesuai dengan apa yang mereka inginkan.Nenek Xion meminta kamar yang cukup luas dan h
Nanny berjalan, hendak menuju ke kamar Rachel.“Kalau Anda tidak memyingkir, maka akan aku patahkan lenganmu!” Ancam Nanny saat Marot menghalangi jalannya.“Ibu…” Ucap Marot saat dirinya membiarkan Nanny berlalu meninggalkan mereka untuk naik ke lantai dua.Nanny mengetuk pintu kamar Rachel.Setelah Nanny masuk kamar Rachel, beberapa saat kemudian keduanya keluar.Mereka langsung keluar dari Villa.Tepat disaat mereka berada di luar Villa A1.Suara khas knalpot mobil sport terdengar bergemuruh.Itu adalah Mobil milik Radhis.“Dia …” Sea dan yang lainnya seolah terperangah dengan kedatangan Radhis yang membawa sebuah mobil sport terbaru.“Ke–kenapa kau datang kesini?!” Teriak nenek Xion disaat, Radhis turun dari mobilnya.Sementara Sea, dia kini memandangi Radhis.Seolah ada sesuatu yang sedang dipikirkan olehnya.Sepertinya, Sea sedang mengagumi Radhis beserta mobilnya.Terbesit sebuah pikiran, “Kenapa bajingan ini begitu tampan?”“Kamu pulang …?” ucap Rachel disaat Radhis mendekat k
“Radhis …” Dere mencoba untuk berbicara baik-baik kepada Radhis.Dere sadar jika, Radhis seperti ini karena perlakuan ibu dan saudara tertuanya kepada Rachel selama ini. Bahkan Dere juga paham pasti Radhis akan sangat membenci mereka, karena baru kemarin juga nenek Xion merebut kembali jabatan direktur WIsh Corp dengan cara yang sangat tidak pantas.“Ayah … Tenang saja. Aku akan menyelesaikan masalah ini.” Jawab Radhis yang mengerti maksud dari Dere.“Hey Kau!” Nenek Xion mulai naik pitam.“Tunggu dulu, Dimana mereka akan tidur, ayah?” Ucap Radhis yang mengabaikan ucapan nenek tua itu, dan justru bertanya kepada ayah mertuanya, Dere.“Seperti apa yang sudah di bicarakan sebelumnya …”Diawali dengan kata itu, Dere menjelaskan kepada Radhis.Dimana mereka akan tidur sedari malam ini.Dere menjelaskan jika, nenek Xion ingin tidur di kamar utama kedua, di lantai tiga.Sedangkan Sea akan tidur di kamar yang dulu ditempati oleh Vivian.“Dan pamanmu, Marot, dan Tantemu, Tania. Akan tidur di
“Dere! Lihat kelakuan menantumu!” Teriak nenek Xion lagi.Nenek tua itu masih saja tidak mau merasa rendah dihadapan Dere dan Radhis.Seolah-olah dirinya masih ingin tetap dihormati dan menjadi orang yang mengambil keputusan dalam Villa itu.Dia berbicara seolah-olah dirinya adalah orang yang berkuasa di dalam Villa A1.“Kenapa kau membentak ayah mertua ku?” Tanya Radhis yang sepertinya tidak terima dengan ucapan nenek Xion kepada Marot.Radhis sangat ingin mencari perkara dengan nenek Xion.Karena itulah Radhis sengaja memancing emosi dari nenek tua itu.“Tuan! Kamar Tuan, dan Nona sudah selesai disiapkan.” Ucap Nanny yang baru datang.“‘Bagus.” Jawab Radhis.Setelah itu, Radhis masih lanjut berbicara kepada wanita yang kini telah menjadi asisten Rachel itu.“Mereka menginginkan kamar mu.”“Iya Tuan.” Jawab Nanny sembari membungkukkan badannya.“Berikan.” JAwab Radhis singkat.Wajah Marot berubah cukup cerah.Tapi seketika, kecerahan ekspresi Marot itu seketika sirna saat, Radhis ber
“Ibu … Aku minta maaf …” Ucap Dere kepada nenek Xion, yang saat ini sedang menantikan apa yang akan dilakukan oleh Dere itu sendiri, untuk membantu dirinya.“Apa maksudmu?” Tanya nenek Xion dengan nada membentak.“Kau sudah benar-benar tidak mampu untuk berkata apa-apa di hadapan menantumu itu?” Tanya nenek Xion menambahkan.“Ibu … Seperti yang ibu lihat barusan, Radhis adalah pemegang kendali penuh di Villa ini.” Ucap dere yang kemudian menunduk karena masih berusaha untuk sedikit menghormati ibunya.“Nanny, Kamu istirahatlah. Aku akan meminta asisten rumah tangga untuk mengantarkan mereka ke kamarnya masing-masing.” Dere mencoba untuk menenangkan Nanny yang sudah tampak ingin memberikan pelajaran kepada nenek Xion.Sementara Dere dan Tania pergi menuju ke kamar mereka, di kamar utama kedua di lantai tiga, kamar Radhis dan Rachel.Rachel sedang duduk di pinggiran tempat tidur sedangkan, Radhis baru saja selesai mandi, membersihkan badannya.Rachel menatap suaminya itu dengan wajahnya
***Pagi hari berikutnya.Rachel baru saja terbangun di jam 8 pagi.Dirinya terbangun dengan kondisi tubuh tanpa busana.Wanita cantik itu, kini mencoba untuk mengingat apa yang sudah terjadi semalam.Semua berawal dari dirinya yang baru selesai mandi.Kecanggungan di antara dirinya dan Radhis membuat dirinya berpikir untuk mengambil sebotol anggur, untuk mereka berdua.Rachel minum anggur bersama dengan suaminya, Radhis.Pada mulanya, Radhis bertanya kepada Rachel.Kenapa dirinya mengeluarkan sebotol anggur.Dengan wajah merah Rachel berkata kepada suaminya jika, dirinya ingin minum bersama dengan sang suami, “karena … sudah lama kamu tidak pulang.” Ucap Rachel di penghujung kalimatnya, dengan kepala yang menunduk.Radhis mengerti apa yang dimaksudkan oleh Rachel.Sejujurnya Radhis juga merindukan masa mereka bersama, akan tetapi dia sendiri juga sedikit malu terhadap istrinya.Karena itu, Radhis mengiyakan Rachel untuk minum anggur bersama.Kondisi fisik mereka yang sedikit lelah, m
Suara teriakan itu, ternyata adalah suara dari Tania yang memanggil Rachel, dan entah untuk apa, yang jelas, saat itu Tania dengan tergesah-gesah memanggil Rachel.“Iya Bu!!” Jawab Rachel yang sama-sama berupa teriakan kepada ibunya.Rachel dengan berbalut selimut, meraih piyamanya yang berserakan di lantai. setelah dirinya memakai piyama itu, segera keluar dari kamarnya.Sementara Radhis hanya bisa melihatnya dengan senyum yang terukir di bibirnya.“Ada apa Bu?” tanya Rachel.“Ada orang yang sedang mencarimu …” jawab Rachel.Rachel tentu saja merasa bingung.Siapa orang yang sekiranya mencari dirinya.Rachel hanya bisa menebak-nebak.“kalau begitu biar aku berganti baju dulu.” Ucap Rachel.“Jangan! Lebih baik kau temui dulu dia. Setelah itu, baru kau berganti baju.” Ucap Tania kepada putri satu-satunya itu.“Tidak baik membuat tamu menunggu.” Tambah Tania.Rachel merasa ragu.Tapi, saat dirinya melihat ibunya, akhirnya Rachel menuruti apa yang disampaikan oleh sang ibu.Rachel segera
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia