“Kau belum tidur?” Tanya Radhis yang melihat adanya Kimy disana.“Sebenarnya aku sengaja mencarimu, untuk berbicara sesuatu denganmu.” Jawabnya.“Tapi sebelum itu …” Kimy menghentikan ucapanya.“Apa kamu tadi menyebutkan A.D.Media?” Tanya Kimy dengan mendekat ke arah Radhis yang sedang duduk di meja kerja, atau bisa disebut juga meja baca, karena tempatnya yang ada dalam ruang baca, atau perpustakaan pribadi miliknya.Radhis segera menanyakan kepada Kimy, apa yang dia tahu tentang A.D.Media.Kimy dengan dibarengi berpikir, dia menceritakan apa yang dia tahu tentang A.D. Media.Sepertinya sebelum kedatangan Kimy di Auckland, A.D. Media sudah pernah mencoba untuk menjalin kontrak dengan dirinya.Seperti sebelumnya, tanpa diketahui jati diri aslinya, Kimy adalah seorang wanita, pemilik “Schon,” Sebuah produk kecantikan cukup terkenal. Disaat itu, A.D Media mencoba untuk menjalin kontrak, dan membuat Kimy diam-diam melihat kualitas dari perusahaan itu. Pada saat itu, Kimy tahu jika A.D
Hari sudah kembali berganti.Setelah malam yang cukup tenang, dimana siang harinya dia baru saja menandatangani kontrak dengan A.D Media.Kini Rachel baru saja terbangun dari tidurnya.Dirinya begitu tenang, seolah menemukan jati diri baru.“Selamat pagi!” Sapa Rachel kepada Nanny yang sedang menunggu dirinya di ruang tamu villa A1, milik Rachel.Lebih tepatnya itu adalah sebuah villa yang dimiliki oleh Radhis dan ditinggali oleh Rachel beserta keluarga nya.“Nona… Nona sudah bangun?” tanya Nanny untuk menjawab ucapan selamat pagi dari Rachel.Ketenangan itu hanya berlangsung sementara.Itu karena pagi itu, Rachel melihat adanya nenek Xion dan Marot di sana.Rachel mengernyitkan dahinya seraya bertanya kepada keduanya, “sedang apa kalian disini?”“Cucuku…!” Teriak nenek Xion dengan berlari mendekat ke arah Rachel, tentu saja dengan posturnya yang sedikit membungkuk karena usianya yang sudah tua.“Maafkan nenekmu ini, cucuku!” Ucap nenek Xion dengan menggenggam tangan Rachel.Sebenarny
Rachel lebih memilih untuk diam dan kembali duduk.Meskipun, kali ini dia sembari mengepalkan tangannya.“Berapa hari?” Tanya Rachel dengan ketus.Sementara Nanny hanya berdiri di belakangnya, Rachel dengan terpaksa bertanya seperti itu.Dirinya harus bertanya, agar tahu seberapa lama dirinya harus menampung keberadaan nenek Xion.Selain itu, Rachel masih sempat bertanya alasan kenapa nenek Xion menumpang di Villa A1.Dengan menangis nenek Xion berbicara.Dirinya menjelaskan jika ini adalah salah dirinya dan juga Marot.Dengan air mata yang seolah ingin tumpah, nenek Xion menjelaskan jika, setelah Rachel menyerahkan perusahaannya Wish Corp kepada dirinya, tidak perlu waktu lama, ada seseorang yang ingin menghancurkan perusahaan itu.Dengan penuh antusias sekaligus tidak menyangka.Rachel bertanya, “Siapa?”Nenek Xion terdiam.“Sepertinya itu adalah Radhis! Dia pasti tidak ingin keluarga kita semakin berkembang!”Dengan penuh percaya diri, Marot berbicara mewakili nenek Xion.“Kalian!!
Radhis mengunjungi tempat Ed Ackerley.Sudah lama dirinya tidak kesana. Karena itu, ternyata banyak orang-orang baru yang belum pernah dilihat olehnya ataupun melihat dirinya.Terakhir, kedatangan Radhis adalah, saat dirinya mengurusi seseorang yang mengganggu dirinya di Bar milik seseorang yang biasa dipanggil Uncle.Namun, tetap saja.Meskipun sebagian orang tidak mengenal Radhis, masih ada beberapa orang pekerja Ed yang mengenalnya.Alhasil, karena itu, kini Radhis langsung disambut dan di antarkan ke ruangan biasa, tempat dirinya bertemu dengan Ed.Dengan menikmati segelas anggur kualitas terbaik, dirinya sedang menunggu kedatangan Brogie.Sebelumnya, Ed sudah datang keruangan Radhis. Setelah itu, diperintahkan oleh Radhis untuk menunggu kedatangan seseorang, dan itu adalah Brogie.Setelah beberapa saat, akhirnya Ed datang dengan diikuti oleh seseorang berbadan tinggi besar.“Tuan Muda, saya membawakan orang yang tadi Tuan Muda perintahkan.”Mendengar cara seorang Ed Ackerley mema
“Maaf. Anda…”Sebah suara terdengar dari arah belakang orang yang sedang memandangi Rachel dengan tatapan penuh hasrat itu tadi.Laki-laki itu akhirnya sadar jika, dirinya juga sedang di perhatikan oleh orang lain, disaat dirinya sedang memperhatikan Rachel.“Oh… Maaf, saya sedang memperhatikan salah satu aktris saya.” jawab Laki-laki itu.“Saya adalah Adams. Pemilik dari A.D Media.” ucap direktur utama dari A.D Media yang ternyata bernama Adams itu.“Oh, mohon maaf Tuan, saya adalah Nanny, asisten pribadi Nona Rachel.” Ternyata, orang yang telah membuat Adams kaget sebelumnya adalah Nanny.Sedari awal, Nanny memperhatikan Adams dari tempat yang sedikit jauh.Itu karena, sebelumnya, Nanny hendak mengambil minum untuk Nona nya.Disaat dirinya hendak kembali ke ruangan dimana Rachel sedang berlatih, saat itulah dirinya melihat Adams yang sedang memperhatikan dari arah belakang.“Baik-baik…” jawab Adams dengan tenang.Seolah dirinya tidak menunjukkan kejanggalan sedikitpun.Bahkan, saa
Di Sebuah restoran, dekat dengan Gedung kantor A.D Media.Nanny duduk di samping Rachel yang sedang memakan, makanan siang nya.Adams di depan mereka.Karena seperti yang direncanakan sebelumnya, lebih tepatnya seperti apa yang ditawarkan oleh Adams, kepada Rachel.Meskipun sebenarnya, Adams bilang jika mereka makan untuk membicarakan sesuatu, tentang pekerjaan.Namun pada akhirnya, Adams mengulur waktu disaat Rachel mencoba untuk menanyakan apa yang ingin disampaikan oleh Adams kepada dirinya.“Kita bisa membahasnya nanti. Lebih baik kita makan terlebih dahulu.” Ucap Adams.Rachel yang tidak merasa curiga hanya menjawab dengan santainya, “baiklah kalau begitu.”Tidak lupa senyumnya tampak begitu mempesona dan menggoda hati setiap laki-laki yang melihatnya.CUkup tenang makan siang yang sedang berlangsung itu, sampai pada saat secara tiba-tiba tanpa sengaja, Radhis baru saja datang ke tempat itu dan melihat Rachel yang sedang makan siang bersama dengan Adams.Sepertinya, dari tempat E
Sebelum Adams sempat menjawab, Rachel sudah lebih dulu menjawab pertanyaan Radhis.Itu lebih, seperti Rachel yang tidak ingin ada kesalahpahaman lagi, di antara mereka.“Iya.” Sahutnya.Setelah itu Rachel masih menambahkan.“Tuan Adams mengajakku makan siang sekaligus untuk membicarakan tentang pekerjaan.”Radhis melihat ke arah RAchel yang sepertinya tidak memakai riasan.Cukup lama Radhis melihat.Membuat Rachel sedikit paham dan tanpa perlu di tanya lagi, dia segera berbicara.“Aku baru selesai latihan. Ini untuk pekerjaan baru ku. Karena, aku…”Rachel tampak ragu untuk berterus terang kepada Radhis jika dirinya saat ini sedang mencoba keberuntungan di dunia entertain.“Sudah… Kalau begitu kalian lanjut saja, aku akan pergi kesana dulu.” Ucap Radhis dengan menunjuk sebuah meja yang ada di sudut ruangan.“Kalau begitu, aku juga permisi.” Ucap Ester kepada Rachel.Melihat Radhis dan Ester yang menuju satu meja yang sama. Rachel bergumam lirih, “Kalian?”Terang saja saat itu, Rachel
“Ada yang ingin aku bicarakan dengan sua—”“Aku akan ikut denganmu.” Ucapan Radhis yang terburu-buru memotong ucapan Rachel, kepada Adams.Mendengar ucapan Radhis, Rachel merasa senang dan segera menggandeng tangan suaminya itu.Radhis hanya menurut, dibawa pergi dari sana oleh Rachel.Adams yang merasa kesal dan penasaran mencoba untuk mengikuti Rachel, dan Radhis.Namun, dengan sigap, Nanny menahan Adams disana.“Maaf Tuan, lebih baik Tuan tetap berada disini.” Ucap Nanny dengan membentangan satu tangannya menahan langkah Adams.Setelah itu, Nanny masih menambahkan.“Nona Rachel ingin memiliki waktu pribadi dengan tuan Radhis, jadi tolong Tuan Adams mengerti.”Adams membiarkan Rachel pergi menjauh dari beberapa orang itu.Sementara itu, Ester mencoba untuk bertanya kepada Nanny terkait kegiatan Rachel akhir-akhir ini.Seperti layaknya kepada seorang atasan.Bagaimanapun juga Nanny sadar jika Ester adalah Asisten sekaligus wakil dari Tuan nya di kantor Geneve.Dengan itu, dengan gamb
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia