Dalam perjalanan mereka, disaat hendak menuju ke tempat dimana, mereka memarkirkan mobil. Adams masih mencoba untuk bertanya lagi kepada Rachel.“Benarkah kamu dan Asistenmu, tidak ikut berada satu mobil denganku?”Meskipun reaksi Radhis kepada dirinya seolah biasa saja.Rachel tetap ingin diantarkan oleh suaminya itu. Selain merasa lebih [pantas karena dia adalah suami sah nya, dia juga ingin tetap bersama dengan Radhis untuk sementara, untuk mengobati rasa rindunya kepada sang suami.“Tidak perlu Tuan Adams… Saya akan pergi bersama suami saya.”Akhirnya Rachel berbicara kepada Adams jika Radhis adalah suaminya.“Suami?” Tanya Adams yang tersentak kaget.Informasi ini adalah salah satu informasi terpenting yang belum di ketahui oleh Adams.Namun, meskipun begitu, Adams tidak mau ambil pusing dan tidak ingin terlihat lebih kaget lagi.“Jadi tuan Radhis ini adalah suami anda?”“Baiklah kalau begitu, mari kita pergi bersama, kalian bisa mengikuti aku dari belakang.” Tambah Adams dengan
***Masih dihari yang sama, jam delapan malam.Rachel baru saja hendak pulang dari kantor.Di tempat parkir Boas sudah menunggu dirinya.Sedangkan kini Rachel sedang diajak berbicara oleh Adams, sebelum dirinya keluar dari kantor A.D Media.“Kemana Nona?” Tanya Boas kepada Nanny.Nanny pergi ke tempat parkir lebih dulu.Sedangkan Rachel masih di depan lobi A.D Media, dikarenakan Adams menahannya untuk bertanya sesuatu secara pribadi.Karena itulah Nanny pergi ke tempat parkir lebih dulu.“Nona akan menunggu kita di depan, ayo.” Ucap Nanny kepada Boas yang kemudian segera masuk ke mobil Rachel, Mobil yang diberi oleh Radhis untuk dirinya.Adams mencoba untuk bertanya kepada Rachel perihal tentang Radhis.Benarkah Radhis itu adalah suaminya?Rachel menjawab dengan santai jika itu benar.Setalah itu, Adams kembali bertanya kepada Rachel perihal pekerjaan Radhis.Rachel sendiri bingung harus menjawab apa.Itu karena dirinya tidak paham benar, dengan apa yang menjadi pekerjaan suaminya.Ya
Kedatangan Sea disana cukup membuat Rachel merasa syok.Baru saja pagi tadi dirinya membiarkan nenek dan pamannya untuk sementara tinggal disana.Tapi apa yang harus dilihatnya saat ini.“Sepupu ku …” Panggil Sea dengan senyumnya yang tampak tersenyum.Nanny ikut merasa kaget dengan apa yang dilihat oleh dirinya.Itu karena, Dirinya belum sempat bertemu dengan Sea sebelumnya.Dulu kepergian Sea dan keluarganya ke daratan China adalah sebelum bergabungnya Nanny menjadi bawahan Radhis.Saat ini sudah berkumpul orang-orang di villa A1 milik Radhis itu.Termasuk Dere dan juga Tania ada disana.Akan tetapi, pada saat ini mereka semua seolah diam.Tidak ada yang berani berbicara sepatah katapun.Utamanya Dere, dia sangat tahu jika villa ini adalah milik Radhis.Karena itu, dirinya sama sekali tidak mau berkomentar apapun.Mungkin jika untuk nenek Xion dan Marot dirinya masih bisa membantu untuk membiarkan mereka menumpang untuk beberapa hari. Akan tetapi, disaat kini secara tiba-tiba Sea, d
Setelah Rachel memasuki kamarnya.Nenek Xion dan anggota keluarga kesayangannya mencoba untuk menanyakan kamar yang akan mereka tempati.Villa A1 memanglah besar, tentunya banyak kamar yang tidak dipakai.Tapi seperti biasanya, bukan anggota keluarga kesayangan nenek Xion namanya jika mereka semua bisa dengan mudah untuk merendahkan kelas serta hatinya.Itu dapat diartikan saat mereka kini meminta tiga kamar.Satu untuk Marot dan Nori. Satu untuk nenek Xion, dan satu lagi untuk Sea dan putrinya.“Ibu … Itu ….” DEre tampak ragu untuk melanjutkan bicaranya.“Sudah! cepat suruh pembantu-pembantumu untuk menyiapkan semuanya!” Ucap nenek Xion, yang seolah tidak memperdulikan apa yang telah diucapkan oleh Dere.Akhirnya, Dere memerintahkan pada asisten rumah tangga yang ada di Villa itu untuk membersihkan beberapa kamar, sesuai dengan apa yang diminta oleh nenek Xion.Alhasil kini mereka mendapatkan kamar sesuai dengan apa yang mereka inginkan.Nenek Xion meminta kamar yang cukup luas dan h
Nanny berjalan, hendak menuju ke kamar Rachel.“Kalau Anda tidak memyingkir, maka akan aku patahkan lenganmu!” Ancam Nanny saat Marot menghalangi jalannya.“Ibu…” Ucap Marot saat dirinya membiarkan Nanny berlalu meninggalkan mereka untuk naik ke lantai dua.Nanny mengetuk pintu kamar Rachel.Setelah Nanny masuk kamar Rachel, beberapa saat kemudian keduanya keluar.Mereka langsung keluar dari Villa.Tepat disaat mereka berada di luar Villa A1.Suara khas knalpot mobil sport terdengar bergemuruh.Itu adalah Mobil milik Radhis.“Dia …” Sea dan yang lainnya seolah terperangah dengan kedatangan Radhis yang membawa sebuah mobil sport terbaru.“Ke–kenapa kau datang kesini?!” Teriak nenek Xion disaat, Radhis turun dari mobilnya.Sementara Sea, dia kini memandangi Radhis.Seolah ada sesuatu yang sedang dipikirkan olehnya.Sepertinya, Sea sedang mengagumi Radhis beserta mobilnya.Terbesit sebuah pikiran, “Kenapa bajingan ini begitu tampan?”“Kamu pulang …?” ucap Rachel disaat Radhis mendekat k
“Radhis …” Dere mencoba untuk berbicara baik-baik kepada Radhis.Dere sadar jika, Radhis seperti ini karena perlakuan ibu dan saudara tertuanya kepada Rachel selama ini. Bahkan Dere juga paham pasti Radhis akan sangat membenci mereka, karena baru kemarin juga nenek Xion merebut kembali jabatan direktur WIsh Corp dengan cara yang sangat tidak pantas.“Ayah … Tenang saja. Aku akan menyelesaikan masalah ini.” Jawab Radhis yang mengerti maksud dari Dere.“Hey Kau!” Nenek Xion mulai naik pitam.“Tunggu dulu, Dimana mereka akan tidur, ayah?” Ucap Radhis yang mengabaikan ucapan nenek tua itu, dan justru bertanya kepada ayah mertuanya, Dere.“Seperti apa yang sudah di bicarakan sebelumnya …”Diawali dengan kata itu, Dere menjelaskan kepada Radhis.Dimana mereka akan tidur sedari malam ini.Dere menjelaskan jika, nenek Xion ingin tidur di kamar utama kedua, di lantai tiga.Sedangkan Sea akan tidur di kamar yang dulu ditempati oleh Vivian.“Dan pamanmu, Marot, dan Tantemu, Tania. Akan tidur di
“Dere! Lihat kelakuan menantumu!” Teriak nenek Xion lagi.Nenek tua itu masih saja tidak mau merasa rendah dihadapan Dere dan Radhis.Seolah-olah dirinya masih ingin tetap dihormati dan menjadi orang yang mengambil keputusan dalam Villa itu.Dia berbicara seolah-olah dirinya adalah orang yang berkuasa di dalam Villa A1.“Kenapa kau membentak ayah mertua ku?” Tanya Radhis yang sepertinya tidak terima dengan ucapan nenek Xion kepada Marot.Radhis sangat ingin mencari perkara dengan nenek Xion.Karena itulah Radhis sengaja memancing emosi dari nenek tua itu.“Tuan! Kamar Tuan, dan Nona sudah selesai disiapkan.” Ucap Nanny yang baru datang.“‘Bagus.” Jawab Radhis.Setelah itu, Radhis masih lanjut berbicara kepada wanita yang kini telah menjadi asisten Rachel itu.“Mereka menginginkan kamar mu.”“Iya Tuan.” Jawab Nanny sembari membungkukkan badannya.“Berikan.” JAwab Radhis singkat.Wajah Marot berubah cukup cerah.Tapi seketika, kecerahan ekspresi Marot itu seketika sirna saat, Radhis ber
“Ibu … Aku minta maaf …” Ucap Dere kepada nenek Xion, yang saat ini sedang menantikan apa yang akan dilakukan oleh Dere itu sendiri, untuk membantu dirinya.“Apa maksudmu?” Tanya nenek Xion dengan nada membentak.“Kau sudah benar-benar tidak mampu untuk berkata apa-apa di hadapan menantumu itu?” Tanya nenek Xion menambahkan.“Ibu … Seperti yang ibu lihat barusan, Radhis adalah pemegang kendali penuh di Villa ini.” Ucap dere yang kemudian menunduk karena masih berusaha untuk sedikit menghormati ibunya.“Nanny, Kamu istirahatlah. Aku akan meminta asisten rumah tangga untuk mengantarkan mereka ke kamarnya masing-masing.” Dere mencoba untuk menenangkan Nanny yang sudah tampak ingin memberikan pelajaran kepada nenek Xion.Sementara Dere dan Tania pergi menuju ke kamar mereka, di kamar utama kedua di lantai tiga, kamar Radhis dan Rachel.Rachel sedang duduk di pinggiran tempat tidur sedangkan, Radhis baru saja selesai mandi, membersihkan badannya.Rachel menatap suaminya itu dengan wajahnya