Sebelum Adams sempat menjawab, Rachel sudah lebih dulu menjawab pertanyaan Radhis.Itu lebih, seperti Rachel yang tidak ingin ada kesalahpahaman lagi, di antara mereka.“Iya.” Sahutnya.Setelah itu Rachel masih menambahkan.“Tuan Adams mengajakku makan siang sekaligus untuk membicarakan tentang pekerjaan.”Radhis melihat ke arah RAchel yang sepertinya tidak memakai riasan.Cukup lama Radhis melihat.Membuat Rachel sedikit paham dan tanpa perlu di tanya lagi, dia segera berbicara.“Aku baru selesai latihan. Ini untuk pekerjaan baru ku. Karena, aku…”Rachel tampak ragu untuk berterus terang kepada Radhis jika dirinya saat ini sedang mencoba keberuntungan di dunia entertain.“Sudah… Kalau begitu kalian lanjut saja, aku akan pergi kesana dulu.” Ucap Radhis dengan menunjuk sebuah meja yang ada di sudut ruangan.“Kalau begitu, aku juga permisi.” Ucap Ester kepada Rachel.Melihat Radhis dan Ester yang menuju satu meja yang sama. Rachel bergumam lirih, “Kalian?”Terang saja saat itu, Rachel
“Ada yang ingin aku bicarakan dengan sua—”“Aku akan ikut denganmu.” Ucapan Radhis yang terburu-buru memotong ucapan Rachel, kepada Adams.Mendengar ucapan Radhis, Rachel merasa senang dan segera menggandeng tangan suaminya itu.Radhis hanya menurut, dibawa pergi dari sana oleh Rachel.Adams yang merasa kesal dan penasaran mencoba untuk mengikuti Rachel, dan Radhis.Namun, dengan sigap, Nanny menahan Adams disana.“Maaf Tuan, lebih baik Tuan tetap berada disini.” Ucap Nanny dengan membentangan satu tangannya menahan langkah Adams.Setelah itu, Nanny masih menambahkan.“Nona Rachel ingin memiliki waktu pribadi dengan tuan Radhis, jadi tolong Tuan Adams mengerti.”Adams membiarkan Rachel pergi menjauh dari beberapa orang itu.Sementara itu, Ester mencoba untuk bertanya kepada Nanny terkait kegiatan Rachel akhir-akhir ini.Seperti layaknya kepada seorang atasan.Bagaimanapun juga Nanny sadar jika Ester adalah Asisten sekaligus wakil dari Tuan nya di kantor Geneve.Dengan itu, dengan gamb
Dalam perjalanan mereka, disaat hendak menuju ke tempat dimana, mereka memarkirkan mobil. Adams masih mencoba untuk bertanya lagi kepada Rachel.“Benarkah kamu dan Asistenmu, tidak ikut berada satu mobil denganku?”Meskipun reaksi Radhis kepada dirinya seolah biasa saja.Rachel tetap ingin diantarkan oleh suaminya itu. Selain merasa lebih [pantas karena dia adalah suami sah nya, dia juga ingin tetap bersama dengan Radhis untuk sementara, untuk mengobati rasa rindunya kepada sang suami.“Tidak perlu Tuan Adams… Saya akan pergi bersama suami saya.”Akhirnya Rachel berbicara kepada Adams jika Radhis adalah suaminya.“Suami?” Tanya Adams yang tersentak kaget.Informasi ini adalah salah satu informasi terpenting yang belum di ketahui oleh Adams.Namun, meskipun begitu, Adams tidak mau ambil pusing dan tidak ingin terlihat lebih kaget lagi.“Jadi tuan Radhis ini adalah suami anda?”“Baiklah kalau begitu, mari kita pergi bersama, kalian bisa mengikuti aku dari belakang.” Tambah Adams dengan
***Masih dihari yang sama, jam delapan malam.Rachel baru saja hendak pulang dari kantor.Di tempat parkir Boas sudah menunggu dirinya.Sedangkan kini Rachel sedang diajak berbicara oleh Adams, sebelum dirinya keluar dari kantor A.D Media.“Kemana Nona?” Tanya Boas kepada Nanny.Nanny pergi ke tempat parkir lebih dulu.Sedangkan Rachel masih di depan lobi A.D Media, dikarenakan Adams menahannya untuk bertanya sesuatu secara pribadi.Karena itulah Nanny pergi ke tempat parkir lebih dulu.“Nona akan menunggu kita di depan, ayo.” Ucap Nanny kepada Boas yang kemudian segera masuk ke mobil Rachel, Mobil yang diberi oleh Radhis untuk dirinya.Adams mencoba untuk bertanya kepada Rachel perihal tentang Radhis.Benarkah Radhis itu adalah suaminya?Rachel menjawab dengan santai jika itu benar.Setalah itu, Adams kembali bertanya kepada Rachel perihal pekerjaan Radhis.Rachel sendiri bingung harus menjawab apa.Itu karena dirinya tidak paham benar, dengan apa yang menjadi pekerjaan suaminya.Ya
Kedatangan Sea disana cukup membuat Rachel merasa syok.Baru saja pagi tadi dirinya membiarkan nenek dan pamannya untuk sementara tinggal disana.Tapi apa yang harus dilihatnya saat ini.“Sepupu ku …” Panggil Sea dengan senyumnya yang tampak tersenyum.Nanny ikut merasa kaget dengan apa yang dilihat oleh dirinya.Itu karena, Dirinya belum sempat bertemu dengan Sea sebelumnya.Dulu kepergian Sea dan keluarganya ke daratan China adalah sebelum bergabungnya Nanny menjadi bawahan Radhis.Saat ini sudah berkumpul orang-orang di villa A1 milik Radhis itu.Termasuk Dere dan juga Tania ada disana.Akan tetapi, pada saat ini mereka semua seolah diam.Tidak ada yang berani berbicara sepatah katapun.Utamanya Dere, dia sangat tahu jika villa ini adalah milik Radhis.Karena itu, dirinya sama sekali tidak mau berkomentar apapun.Mungkin jika untuk nenek Xion dan Marot dirinya masih bisa membantu untuk membiarkan mereka menumpang untuk beberapa hari. Akan tetapi, disaat kini secara tiba-tiba Sea, d
Setelah Rachel memasuki kamarnya.Nenek Xion dan anggota keluarga kesayangannya mencoba untuk menanyakan kamar yang akan mereka tempati.Villa A1 memanglah besar, tentunya banyak kamar yang tidak dipakai.Tapi seperti biasanya, bukan anggota keluarga kesayangan nenek Xion namanya jika mereka semua bisa dengan mudah untuk merendahkan kelas serta hatinya.Itu dapat diartikan saat mereka kini meminta tiga kamar.Satu untuk Marot dan Nori. Satu untuk nenek Xion, dan satu lagi untuk Sea dan putrinya.“Ibu … Itu ….” DEre tampak ragu untuk melanjutkan bicaranya.“Sudah! cepat suruh pembantu-pembantumu untuk menyiapkan semuanya!” Ucap nenek Xion, yang seolah tidak memperdulikan apa yang telah diucapkan oleh Dere.Akhirnya, Dere memerintahkan pada asisten rumah tangga yang ada di Villa itu untuk membersihkan beberapa kamar, sesuai dengan apa yang diminta oleh nenek Xion.Alhasil kini mereka mendapatkan kamar sesuai dengan apa yang mereka inginkan.Nenek Xion meminta kamar yang cukup luas dan h
Nanny berjalan, hendak menuju ke kamar Rachel.“Kalau Anda tidak memyingkir, maka akan aku patahkan lenganmu!” Ancam Nanny saat Marot menghalangi jalannya.“Ibu…” Ucap Marot saat dirinya membiarkan Nanny berlalu meninggalkan mereka untuk naik ke lantai dua.Nanny mengetuk pintu kamar Rachel.Setelah Nanny masuk kamar Rachel, beberapa saat kemudian keduanya keluar.Mereka langsung keluar dari Villa.Tepat disaat mereka berada di luar Villa A1.Suara khas knalpot mobil sport terdengar bergemuruh.Itu adalah Mobil milik Radhis.“Dia …” Sea dan yang lainnya seolah terperangah dengan kedatangan Radhis yang membawa sebuah mobil sport terbaru.“Ke–kenapa kau datang kesini?!” Teriak nenek Xion disaat, Radhis turun dari mobilnya.Sementara Sea, dia kini memandangi Radhis.Seolah ada sesuatu yang sedang dipikirkan olehnya.Sepertinya, Sea sedang mengagumi Radhis beserta mobilnya.Terbesit sebuah pikiran, “Kenapa bajingan ini begitu tampan?”“Kamu pulang …?” ucap Rachel disaat Radhis mendekat k
“Radhis …” Dere mencoba untuk berbicara baik-baik kepada Radhis.Dere sadar jika, Radhis seperti ini karena perlakuan ibu dan saudara tertuanya kepada Rachel selama ini. Bahkan Dere juga paham pasti Radhis akan sangat membenci mereka, karena baru kemarin juga nenek Xion merebut kembali jabatan direktur WIsh Corp dengan cara yang sangat tidak pantas.“Ayah … Tenang saja. Aku akan menyelesaikan masalah ini.” Jawab Radhis yang mengerti maksud dari Dere.“Hey Kau!” Nenek Xion mulai naik pitam.“Tunggu dulu, Dimana mereka akan tidur, ayah?” Ucap Radhis yang mengabaikan ucapan nenek tua itu, dan justru bertanya kepada ayah mertuanya, Dere.“Seperti apa yang sudah di bicarakan sebelumnya …”Diawali dengan kata itu, Dere menjelaskan kepada Radhis.Dimana mereka akan tidur sedari malam ini.Dere menjelaskan jika, nenek Xion ingin tidur di kamar utama kedua, di lantai tiga.Sedangkan Sea akan tidur di kamar yang dulu ditempati oleh Vivian.“Dan pamanmu, Marot, dan Tantemu, Tania. Akan tidur di