***Malam hari di sebuah hotel.“Ini adalah satu hal yang tidak sehat!” Ucap Nori yang sedang dalam kondisi tidak memakai busana.“Kenapa kau berkata seperti itu disaat kau sendiri menikmatinya?” jawab Huang yang sedang duduk di sebuah sofa dengan menghisap rokoknya.Nori berkata seperti itu karena baru saja siang tadi dirinya menggugurkan kandungannya.Disaat malam hari, Huang sudah menyalurkan hasratnya kepada dirinya.Mendengar apa yang diucapkan oleh Huang, Nori hanya bisa terdiam dan menunduk.Dia merasa jika yang dikatakan oleh Huang tidaklah sepenuhnya salah.Nori menahan sakit di beberapa bagian pribadinya karena apa yang sudah dilakukan oleh Huang kepada dirinya.Disaat seperti itu, Nori menagih janji Huang atas penjelasannya perihal apa yang dialami oleh nenek Xion dan juga suaminya, Marot.Huang segera menjelaskan semuanya.Dengan satu batang rokok di sela jarinya, Huang berkata kepada Nori jika mertuanya telah mendapatkan kembali, Wish Corp.Akan tetapi, sangat disayangkan
“Kau belum tidur?” Tanya Radhis yang melihat adanya Kimy disana.“Sebenarnya aku sengaja mencarimu, untuk berbicara sesuatu denganmu.” Jawabnya.“Tapi sebelum itu …” Kimy menghentikan ucapanya.“Apa kamu tadi menyebutkan A.D.Media?” Tanya Kimy dengan mendekat ke arah Radhis yang sedang duduk di meja kerja, atau bisa disebut juga meja baca, karena tempatnya yang ada dalam ruang baca, atau perpustakaan pribadi miliknya.Radhis segera menanyakan kepada Kimy, apa yang dia tahu tentang A.D.Media.Kimy dengan dibarengi berpikir, dia menceritakan apa yang dia tahu tentang A.D. Media.Sepertinya sebelum kedatangan Kimy di Auckland, A.D. Media sudah pernah mencoba untuk menjalin kontrak dengan dirinya.Seperti sebelumnya, tanpa diketahui jati diri aslinya, Kimy adalah seorang wanita, pemilik “Schon,” Sebuah produk kecantikan cukup terkenal. Disaat itu, A.D Media mencoba untuk menjalin kontrak, dan membuat Kimy diam-diam melihat kualitas dari perusahaan itu. Pada saat itu, Kimy tahu jika A.D
Hari sudah kembali berganti.Setelah malam yang cukup tenang, dimana siang harinya dia baru saja menandatangani kontrak dengan A.D Media.Kini Rachel baru saja terbangun dari tidurnya.Dirinya begitu tenang, seolah menemukan jati diri baru.“Selamat pagi!” Sapa Rachel kepada Nanny yang sedang menunggu dirinya di ruang tamu villa A1, milik Rachel.Lebih tepatnya itu adalah sebuah villa yang dimiliki oleh Radhis dan ditinggali oleh Rachel beserta keluarga nya.“Nona… Nona sudah bangun?” tanya Nanny untuk menjawab ucapan selamat pagi dari Rachel.Ketenangan itu hanya berlangsung sementara.Itu karena pagi itu, Rachel melihat adanya nenek Xion dan Marot di sana.Rachel mengernyitkan dahinya seraya bertanya kepada keduanya, “sedang apa kalian disini?”“Cucuku…!” Teriak nenek Xion dengan berlari mendekat ke arah Rachel, tentu saja dengan posturnya yang sedikit membungkuk karena usianya yang sudah tua.“Maafkan nenekmu ini, cucuku!” Ucap nenek Xion dengan menggenggam tangan Rachel.Sebenarny
Rachel lebih memilih untuk diam dan kembali duduk.Meskipun, kali ini dia sembari mengepalkan tangannya.“Berapa hari?” Tanya Rachel dengan ketus.Sementara Nanny hanya berdiri di belakangnya, Rachel dengan terpaksa bertanya seperti itu.Dirinya harus bertanya, agar tahu seberapa lama dirinya harus menampung keberadaan nenek Xion.Selain itu, Rachel masih sempat bertanya alasan kenapa nenek Xion menumpang di Villa A1.Dengan menangis nenek Xion berbicara.Dirinya menjelaskan jika ini adalah salah dirinya dan juga Marot.Dengan air mata yang seolah ingin tumpah, nenek Xion menjelaskan jika, setelah Rachel menyerahkan perusahaannya Wish Corp kepada dirinya, tidak perlu waktu lama, ada seseorang yang ingin menghancurkan perusahaan itu.Dengan penuh antusias sekaligus tidak menyangka.Rachel bertanya, “Siapa?”Nenek Xion terdiam.“Sepertinya itu adalah Radhis! Dia pasti tidak ingin keluarga kita semakin berkembang!”Dengan penuh percaya diri, Marot berbicara mewakili nenek Xion.“Kalian!!
Radhis mengunjungi tempat Ed Ackerley.Sudah lama dirinya tidak kesana. Karena itu, ternyata banyak orang-orang baru yang belum pernah dilihat olehnya ataupun melihat dirinya.Terakhir, kedatangan Radhis adalah, saat dirinya mengurusi seseorang yang mengganggu dirinya di Bar milik seseorang yang biasa dipanggil Uncle.Namun, tetap saja.Meskipun sebagian orang tidak mengenal Radhis, masih ada beberapa orang pekerja Ed yang mengenalnya.Alhasil, karena itu, kini Radhis langsung disambut dan di antarkan ke ruangan biasa, tempat dirinya bertemu dengan Ed.Dengan menikmati segelas anggur kualitas terbaik, dirinya sedang menunggu kedatangan Brogie.Sebelumnya, Ed sudah datang keruangan Radhis. Setelah itu, diperintahkan oleh Radhis untuk menunggu kedatangan seseorang, dan itu adalah Brogie.Setelah beberapa saat, akhirnya Ed datang dengan diikuti oleh seseorang berbadan tinggi besar.“Tuan Muda, saya membawakan orang yang tadi Tuan Muda perintahkan.”Mendengar cara seorang Ed Ackerley mema
“Maaf. Anda…”Sebah suara terdengar dari arah belakang orang yang sedang memandangi Rachel dengan tatapan penuh hasrat itu tadi.Laki-laki itu akhirnya sadar jika, dirinya juga sedang di perhatikan oleh orang lain, disaat dirinya sedang memperhatikan Rachel.“Oh… Maaf, saya sedang memperhatikan salah satu aktris saya.” jawab Laki-laki itu.“Saya adalah Adams. Pemilik dari A.D Media.” ucap direktur utama dari A.D Media yang ternyata bernama Adams itu.“Oh, mohon maaf Tuan, saya adalah Nanny, asisten pribadi Nona Rachel.” Ternyata, orang yang telah membuat Adams kaget sebelumnya adalah Nanny.Sedari awal, Nanny memperhatikan Adams dari tempat yang sedikit jauh.Itu karena, sebelumnya, Nanny hendak mengambil minum untuk Nona nya.Disaat dirinya hendak kembali ke ruangan dimana Rachel sedang berlatih, saat itulah dirinya melihat Adams yang sedang memperhatikan dari arah belakang.“Baik-baik…” jawab Adams dengan tenang.Seolah dirinya tidak menunjukkan kejanggalan sedikitpun.Bahkan, saa
Di Sebuah restoran, dekat dengan Gedung kantor A.D Media.Nanny duduk di samping Rachel yang sedang memakan, makanan siang nya.Adams di depan mereka.Karena seperti yang direncanakan sebelumnya, lebih tepatnya seperti apa yang ditawarkan oleh Adams, kepada Rachel.Meskipun sebenarnya, Adams bilang jika mereka makan untuk membicarakan sesuatu, tentang pekerjaan.Namun pada akhirnya, Adams mengulur waktu disaat Rachel mencoba untuk menanyakan apa yang ingin disampaikan oleh Adams kepada dirinya.“Kita bisa membahasnya nanti. Lebih baik kita makan terlebih dahulu.” Ucap Adams.Rachel yang tidak merasa curiga hanya menjawab dengan santainya, “baiklah kalau begitu.”Tidak lupa senyumnya tampak begitu mempesona dan menggoda hati setiap laki-laki yang melihatnya.CUkup tenang makan siang yang sedang berlangsung itu, sampai pada saat secara tiba-tiba tanpa sengaja, Radhis baru saja datang ke tempat itu dan melihat Rachel yang sedang makan siang bersama dengan Adams.Sepertinya, dari tempat E
Sebelum Adams sempat menjawab, Rachel sudah lebih dulu menjawab pertanyaan Radhis.Itu lebih, seperti Rachel yang tidak ingin ada kesalahpahaman lagi, di antara mereka.“Iya.” Sahutnya.Setelah itu Rachel masih menambahkan.“Tuan Adams mengajakku makan siang sekaligus untuk membicarakan tentang pekerjaan.”Radhis melihat ke arah RAchel yang sepertinya tidak memakai riasan.Cukup lama Radhis melihat.Membuat Rachel sedikit paham dan tanpa perlu di tanya lagi, dia segera berbicara.“Aku baru selesai latihan. Ini untuk pekerjaan baru ku. Karena, aku…”Rachel tampak ragu untuk berterus terang kepada Radhis jika dirinya saat ini sedang mencoba keberuntungan di dunia entertain.“Sudah… Kalau begitu kalian lanjut saja, aku akan pergi kesana dulu.” Ucap Radhis dengan menunjuk sebuah meja yang ada di sudut ruangan.“Kalau begitu, aku juga permisi.” Ucap Ester kepada Rachel.Melihat Radhis dan Ester yang menuju satu meja yang sama. Rachel bergumam lirih, “Kalian?”Terang saja saat itu, Rachel