Rachel lebih memilih untuk diam dan kembali duduk.Meskipun, kali ini dia sembari mengepalkan tangannya.“Berapa hari?” Tanya Rachel dengan ketus.Sementara Nanny hanya berdiri di belakangnya, Rachel dengan terpaksa bertanya seperti itu.Dirinya harus bertanya, agar tahu seberapa lama dirinya harus menampung keberadaan nenek Xion.Selain itu, Rachel masih sempat bertanya alasan kenapa nenek Xion menumpang di Villa A1.Dengan menangis nenek Xion berbicara.Dirinya menjelaskan jika ini adalah salah dirinya dan juga Marot.Dengan air mata yang seolah ingin tumpah, nenek Xion menjelaskan jika, setelah Rachel menyerahkan perusahaannya Wish Corp kepada dirinya, tidak perlu waktu lama, ada seseorang yang ingin menghancurkan perusahaan itu.Dengan penuh antusias sekaligus tidak menyangka.Rachel bertanya, “Siapa?”Nenek Xion terdiam.“Sepertinya itu adalah Radhis! Dia pasti tidak ingin keluarga kita semakin berkembang!”Dengan penuh percaya diri, Marot berbicara mewakili nenek Xion.“Kalian!!
Radhis mengunjungi tempat Ed Ackerley.Sudah lama dirinya tidak kesana. Karena itu, ternyata banyak orang-orang baru yang belum pernah dilihat olehnya ataupun melihat dirinya.Terakhir, kedatangan Radhis adalah, saat dirinya mengurusi seseorang yang mengganggu dirinya di Bar milik seseorang yang biasa dipanggil Uncle.Namun, tetap saja.Meskipun sebagian orang tidak mengenal Radhis, masih ada beberapa orang pekerja Ed yang mengenalnya.Alhasil, karena itu, kini Radhis langsung disambut dan di antarkan ke ruangan biasa, tempat dirinya bertemu dengan Ed.Dengan menikmati segelas anggur kualitas terbaik, dirinya sedang menunggu kedatangan Brogie.Sebelumnya, Ed sudah datang keruangan Radhis. Setelah itu, diperintahkan oleh Radhis untuk menunggu kedatangan seseorang, dan itu adalah Brogie.Setelah beberapa saat, akhirnya Ed datang dengan diikuti oleh seseorang berbadan tinggi besar.“Tuan Muda, saya membawakan orang yang tadi Tuan Muda perintahkan.”Mendengar cara seorang Ed Ackerley mema
“Maaf. Anda…”Sebah suara terdengar dari arah belakang orang yang sedang memandangi Rachel dengan tatapan penuh hasrat itu tadi.Laki-laki itu akhirnya sadar jika, dirinya juga sedang di perhatikan oleh orang lain, disaat dirinya sedang memperhatikan Rachel.“Oh… Maaf, saya sedang memperhatikan salah satu aktris saya.” jawab Laki-laki itu.“Saya adalah Adams. Pemilik dari A.D Media.” ucap direktur utama dari A.D Media yang ternyata bernama Adams itu.“Oh, mohon maaf Tuan, saya adalah Nanny, asisten pribadi Nona Rachel.” Ternyata, orang yang telah membuat Adams kaget sebelumnya adalah Nanny.Sedari awal, Nanny memperhatikan Adams dari tempat yang sedikit jauh.Itu karena, sebelumnya, Nanny hendak mengambil minum untuk Nona nya.Disaat dirinya hendak kembali ke ruangan dimana Rachel sedang berlatih, saat itulah dirinya melihat Adams yang sedang memperhatikan dari arah belakang.“Baik-baik…” jawab Adams dengan tenang.Seolah dirinya tidak menunjukkan kejanggalan sedikitpun.Bahkan, saa
Di Sebuah restoran, dekat dengan Gedung kantor A.D Media.Nanny duduk di samping Rachel yang sedang memakan, makanan siang nya.Adams di depan mereka.Karena seperti yang direncanakan sebelumnya, lebih tepatnya seperti apa yang ditawarkan oleh Adams, kepada Rachel.Meskipun sebenarnya, Adams bilang jika mereka makan untuk membicarakan sesuatu, tentang pekerjaan.Namun pada akhirnya, Adams mengulur waktu disaat Rachel mencoba untuk menanyakan apa yang ingin disampaikan oleh Adams kepada dirinya.“Kita bisa membahasnya nanti. Lebih baik kita makan terlebih dahulu.” Ucap Adams.Rachel yang tidak merasa curiga hanya menjawab dengan santainya, “baiklah kalau begitu.”Tidak lupa senyumnya tampak begitu mempesona dan menggoda hati setiap laki-laki yang melihatnya.CUkup tenang makan siang yang sedang berlangsung itu, sampai pada saat secara tiba-tiba tanpa sengaja, Radhis baru saja datang ke tempat itu dan melihat Rachel yang sedang makan siang bersama dengan Adams.Sepertinya, dari tempat E
Sebelum Adams sempat menjawab, Rachel sudah lebih dulu menjawab pertanyaan Radhis.Itu lebih, seperti Rachel yang tidak ingin ada kesalahpahaman lagi, di antara mereka.“Iya.” Sahutnya.Setelah itu Rachel masih menambahkan.“Tuan Adams mengajakku makan siang sekaligus untuk membicarakan tentang pekerjaan.”Radhis melihat ke arah RAchel yang sepertinya tidak memakai riasan.Cukup lama Radhis melihat.Membuat Rachel sedikit paham dan tanpa perlu di tanya lagi, dia segera berbicara.“Aku baru selesai latihan. Ini untuk pekerjaan baru ku. Karena, aku…”Rachel tampak ragu untuk berterus terang kepada Radhis jika dirinya saat ini sedang mencoba keberuntungan di dunia entertain.“Sudah… Kalau begitu kalian lanjut saja, aku akan pergi kesana dulu.” Ucap Radhis dengan menunjuk sebuah meja yang ada di sudut ruangan.“Kalau begitu, aku juga permisi.” Ucap Ester kepada Rachel.Melihat Radhis dan Ester yang menuju satu meja yang sama. Rachel bergumam lirih, “Kalian?”Terang saja saat itu, Rachel
“Ada yang ingin aku bicarakan dengan sua—”“Aku akan ikut denganmu.” Ucapan Radhis yang terburu-buru memotong ucapan Rachel, kepada Adams.Mendengar ucapan Radhis, Rachel merasa senang dan segera menggandeng tangan suaminya itu.Radhis hanya menurut, dibawa pergi dari sana oleh Rachel.Adams yang merasa kesal dan penasaran mencoba untuk mengikuti Rachel, dan Radhis.Namun, dengan sigap, Nanny menahan Adams disana.“Maaf Tuan, lebih baik Tuan tetap berada disini.” Ucap Nanny dengan membentangan satu tangannya menahan langkah Adams.Setelah itu, Nanny masih menambahkan.“Nona Rachel ingin memiliki waktu pribadi dengan tuan Radhis, jadi tolong Tuan Adams mengerti.”Adams membiarkan Rachel pergi menjauh dari beberapa orang itu.Sementara itu, Ester mencoba untuk bertanya kepada Nanny terkait kegiatan Rachel akhir-akhir ini.Seperti layaknya kepada seorang atasan.Bagaimanapun juga Nanny sadar jika Ester adalah Asisten sekaligus wakil dari Tuan nya di kantor Geneve.Dengan itu, dengan gamb
Dalam perjalanan mereka, disaat hendak menuju ke tempat dimana, mereka memarkirkan mobil. Adams masih mencoba untuk bertanya lagi kepada Rachel.“Benarkah kamu dan Asistenmu, tidak ikut berada satu mobil denganku?”Meskipun reaksi Radhis kepada dirinya seolah biasa saja.Rachel tetap ingin diantarkan oleh suaminya itu. Selain merasa lebih [pantas karena dia adalah suami sah nya, dia juga ingin tetap bersama dengan Radhis untuk sementara, untuk mengobati rasa rindunya kepada sang suami.“Tidak perlu Tuan Adams… Saya akan pergi bersama suami saya.”Akhirnya Rachel berbicara kepada Adams jika Radhis adalah suaminya.“Suami?” Tanya Adams yang tersentak kaget.Informasi ini adalah salah satu informasi terpenting yang belum di ketahui oleh Adams.Namun, meskipun begitu, Adams tidak mau ambil pusing dan tidak ingin terlihat lebih kaget lagi.“Jadi tuan Radhis ini adalah suami anda?”“Baiklah kalau begitu, mari kita pergi bersama, kalian bisa mengikuti aku dari belakang.” Tambah Adams dengan
***Masih dihari yang sama, jam delapan malam.Rachel baru saja hendak pulang dari kantor.Di tempat parkir Boas sudah menunggu dirinya.Sedangkan kini Rachel sedang diajak berbicara oleh Adams, sebelum dirinya keluar dari kantor A.D Media.“Kemana Nona?” Tanya Boas kepada Nanny.Nanny pergi ke tempat parkir lebih dulu.Sedangkan Rachel masih di depan lobi A.D Media, dikarenakan Adams menahannya untuk bertanya sesuatu secara pribadi.Karena itulah Nanny pergi ke tempat parkir lebih dulu.“Nona akan menunggu kita di depan, ayo.” Ucap Nanny kepada Boas yang kemudian segera masuk ke mobil Rachel, Mobil yang diberi oleh Radhis untuk dirinya.Adams mencoba untuk bertanya kepada Rachel perihal tentang Radhis.Benarkah Radhis itu adalah suaminya?Rachel menjawab dengan santai jika itu benar.Setalah itu, Adams kembali bertanya kepada Rachel perihal pekerjaan Radhis.Rachel sendiri bingung harus menjawab apa.Itu karena dirinya tidak paham benar, dengan apa yang menjadi pekerjaan suaminya.Ya