Disaat yang sama, sekarang Marot sedang bersama dengan ibunya, nenek XIon.Marot tidak tahu dengan apa yang sudah terjadi kepada Istrinya dan menantunya.Yang diketahui oleh Marot saat ini hanyalah Mereka sedang ada di china di kediaman milik Huang, seperti sebelumnya, karena memang dari sebelumnya mereka semua berada di China untuk memulihkan keuangan mereka.Dengan cara menumpang hidup di tempat milik Huang, nenek Xion dan keluarganya yaitu Marot beserta anak dan istrinya, membangkitkan perekonomian mereka untuk menuntut balas atas apa yang dilakukan oleh Radhis kepada mereka.Meskipun sebenarnya saat itu Radhis hanya berusaha untuk membela sang istri, akan tetapi nenek Xion menganggap hal itu sebagai bentuk penghinaan Radhis kepada dirinya.“Apa kamu sudah mengabari kepada Anak dan Istrimu?” Tanya nenek Xion kepada Marot.“Aku berencana memberikan kabar kepada mereka, tapi tidak sekarang. Ini sudah terlalu malam, aku yakin mereka sedang beristirahat.” Jawab Marot yang tidak tahu ji
Tidak terasa matahari sudah terlihat sebagian.Dapat dipastikan sudah menjadi pagi hari.Mata yang masih sedikit lengket tidak menghalangi niat Radhis untuk mandi, pagi itu.Rachel masih berbaring di sampingnya, tapi ikut terbangun saat merasakan tempat tidur yang sedikit bergerak karena Radhis turun dari sana.Rachel melihat suami nya yang mulai berjalan pergi ke kamar mandi.“Kenapa akhir-akhir ini dia selalu pergi di pagi hari?” Tanya Rachel dengan mengusap matanya.“Apakah…” Rachel tidak jadi melanjutkan pikirannya.“Tidak mungkin… aku yakin dia adalah seorang suami yang baik untukku…” Ucap Rachel bergumam pelan, hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.Saat ini Rachel duduk dengan meregangkan tangannya, menarik badan, kenikmatan tersendiri di pagi hari.Rachel menguap dengan menutup mulutnya dengan sebelah tangannya sampai, tiba-tiba dia mendengar notifikasi dari ponsel Radhis.Rachel tidak mau ambil pusing dengan hal itu, meskipun dia tahu jika itu adalah notifikasi dari pesan
Rachel memberikan izin kepada Radhis untuk pergi.Meskipun berat dalam hatinya, wanita ini mencoba untuk tetap tegar.Dia masih bersikap seolah-olah tidak tahu pesan apa yang didapatkan oleh Radhis.Rachel hanya bisa menunduk lemas, dia merasa dirinya telah di bohongi oleh suaminya, akan tetapi dia masih mencoba untuk berpikir jernih.Dia takut jika sebenarnya pesan penjemputan yang harus dilakukan oleh Radhis adalah perintah dari Ed sebagai bentuk pekerjaannya.“Apa aku harus mengikutinya?” Tanya Rachel pada dirinya sendiri.Rachel mendapati suaminya sudah tidak berada disana, dia baru saja sadar jika Radhis ternyata sudah pergi keluar kamar. Dengan cepat Rachel merapikan sisa dandannya, dilanjutkan dengan memakai baju kerja sebagian. disebut sebagian karena saat itu Rachel hanya memakai kemejanya dan rok.Blazer dipegang dengan tangan kanan dan beberapa berkas pekerjaan dengan tangan kiri.Rachel berlari dengan cepat, berlari turun dari kamar nya.Dia berteriak memanggil Nora, dia i
Kini waktu telah berlalu, Radhis bertanya kepada sang istri, “Apakah kamu tidak berangkat?” Rachel merasa bingung dengan jawaban yang akan diucapkan.Itu karena Rachel ingin bisa mengetahui siapa yang akan ditemui oleh Radhis.Namun, Rachel tentu tidak bisa berbicara yang sebenarnya kepada sang suami.Akhirnya, dengan terpaksa Rachel berkata jika dirinya akan segera berangkat.Dia terpaksa berdiri saat itu juga karena merasa malu, takut ketahuan oleh Radhis jika sebenarnya dia menunggu Radhis untuk pergi agar bisa mengikutinya. Bahkan, jika memang bisa Rachel berharap agar dirinya dapat ikut dengan Radhis.“Ehh? Kamu mau kemana?” Tanya Radhis yang melihat istrinya pergi dengan terburu-buru.“Aku akan pergi ke kantor!” Jawab Rachel dengan ketus karena dia merasa cemburu dengan sang suami.Rachel merasa kesal.Dengan berjalan pergi menuju ke mobilnya, Rachel menggerutu. “Kenapa kau masih saja tidak jujur kepadaku? Bahkan kau tidak ada niatan memintaku untuk ikut.”“Nona? Kenapa nona t
Radhis mengendarai mobil Sportnya menuju ke Bandara.Entah sadar atau tidak jika, dia sedang diikuti sang istri.Namun, satu yang pasti saat itu, Radhis tampak begitu tenang dan biasa saja.Rachel masih mengikuti Radhis dari belakang, sampai akhirnya mereka semua kini berada di bandara Auckland.Radhis turun dari mobil menyambut seorang wanita yang sedang membawa sebuah koper.Rachel melihat itu, berharap Radhis tidak akan berbuat lebih jauh terhadap wanita yang sedang dia jemput.Harapannya sia-sia.Karena saat itu Rachel melihat sendiri dari jauh, Radhis dan wanita itu melakukan salam dengan cara mencium kedua pipi Radhis dengan pipinya sendiri.Rachel tersentak melihat itu.Seketika Rachel menjadi lemas. Dia merasa sangat cemburu dengan apa yang dilihat olehnya.Nora melihat hal itu, dan dia berusaha untuk menenangkan Nona nya itu.Nora dengan begitu perhatian memeluk Rachel yang sedang menangis.“Nona…” “Aku tidak menyangka jika Radhis bisa melakukan ini kepadaku…” Ucap rachel sa
Di Wish Corp. Rachel duduk di sofa yang ada di ruangannya, saat ini dia ditemani oleh Nany.Sementara Nora kembali ke Villa dengan menaiki Taxi karena ada sesuatu yang harus dia lakukan, termasuk untuk melihat kinerja para asisten rumah tangga yang lainnya. Dia berada disana karena dia mengikuti Radhis, tapi karena itu juga dia tetap harus memasak untuk Radhis dan juga Rachel. Saat ini, terkadang Nora juga diberikan beberapa jadwal Rachel, oleh Nanny. Itu dikarenakan Nanny sekarang sudah benar-benar Fokus untuk pekerjaan sebagai sekretaris Rachel di kantor, dan juga menjaga keselamatannya. Karena itulah tadi pagi Rachel memanggil Nora dan meminta kepada Nora untuk ikut bersamanya ke kantor karena Nanny sudah berangkat lebih dulu dari dirinya karena sebuah pekerjaan yang harus dia lakukan. ***Kembali ke Rachel yang sedang berada di Wish Corp. Sementara Nanny menenangkan Nonanya yang sedang menangis, Boas hanya berdiri di sampingnya dengan posisi tegap. Menjaga kedua wanita itu. D
Saat ini Radhis sudah berada di Consolatoria Hill, bersama dengan Kimy.“Wahhh… besar sekali…” celetuk Kimy saat pertama dia sampai di Consolatoria Hill, Mansion milik Radhis.Radhis hanya terdiam dan tersenyum saat melihat Kimy yang begitu ceria masuk ke dalam Mansion meninggalkan dirinya, dan membiarkan Radhis menarik koper miliknya.Gadis itu seolah menggoda Radhis dengan gurauannya.Karena itu, Radhis memilih untuk diam dan tidak menanggapinya.Justru kali ini, Radhis pergi mencari Loren, kepala Maid di Mansion Consolatoria Hill.“Selamat datang Tuan muda, saya disini siap menerima perintah Tuan Muda!” Ucap Loren dengan sedikit membungkuk kepada Radhis.“Antarkan Dia ke kamar kosong di lantai dua.” Ucap dengan mengulurkan gagang koper ke tangan Loren.“Baik Tuan!” jawab Loren dengan menerima uluran koper dari tangan Radhis.“Hai!! Panggil saya Kimy.” Kimy menyapa Loren, kepala Maid di Mansion Radhis.“Saya Loren, Nona Kimy. Nona Bisa panggil saya Loren.” Jawab Loren dengan membun
“Ester.” Jawab Radhis dengan santai.“Apakah itu Ester cucu dari keluarga Esfor itu?” Tanya Kimy yang sepertinya tahu siapa Ester dan latar belakang belakang keluarganya.“Seperti yang kamu tahu, dia adalah cucu dari keluarga Esfor yang digadang akan menjadi penerus keluarga itu juga.” Jawab Radhis membenarkan apa yang diucapkan oleh Kimy.“Ngomong-ngomong, apa kita bisa berangkat sekarang?” Radhis bertanya kepada Kimy.“Apakah kita akan pergi ke tempat yang kamu bilang sebelumnya?” Tanya Kimy..“Benar… aku butuh kamu dan produk itu untuk membangkitkan salah-satu perusahaan yang telah ku akuisisi di Auckland ini.” kata Radhis yang sedang memaparkan keinginannya.“Kalau begitu, mari kita kesana dulu, biarkan aku melihat dulu bagaimana tanggapan mereka…” jawab Kimy.Radhis menuruti apa yang dikatakan oleh Kimy, karena Radhis tidak mau terlalu memaksa kepada Kimy, gadis yang tidak diketahui oleh orang lain siapa sebenarnya dia untuk Radhis.Kedua orang itu kini berada di dalam mobil, mob
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia