Kini waktu telah berlalu, Radhis bertanya kepada sang istri, “Apakah kamu tidak berangkat?” Rachel merasa bingung dengan jawaban yang akan diucapkan.Itu karena Rachel ingin bisa mengetahui siapa yang akan ditemui oleh Radhis.Namun, Rachel tentu tidak bisa berbicara yang sebenarnya kepada sang suami.Akhirnya, dengan terpaksa Rachel berkata jika dirinya akan segera berangkat.Dia terpaksa berdiri saat itu juga karena merasa malu, takut ketahuan oleh Radhis jika sebenarnya dia menunggu Radhis untuk pergi agar bisa mengikutinya. Bahkan, jika memang bisa Rachel berharap agar dirinya dapat ikut dengan Radhis.“Ehh? Kamu mau kemana?” Tanya Radhis yang melihat istrinya pergi dengan terburu-buru.“Aku akan pergi ke kantor!” Jawab Rachel dengan ketus karena dia merasa cemburu dengan sang suami.Rachel merasa kesal.Dengan berjalan pergi menuju ke mobilnya, Rachel menggerutu. “Kenapa kau masih saja tidak jujur kepadaku? Bahkan kau tidak ada niatan memintaku untuk ikut.”“Nona? Kenapa nona t
Radhis mengendarai mobil Sportnya menuju ke Bandara.Entah sadar atau tidak jika, dia sedang diikuti sang istri.Namun, satu yang pasti saat itu, Radhis tampak begitu tenang dan biasa saja.Rachel masih mengikuti Radhis dari belakang, sampai akhirnya mereka semua kini berada di bandara Auckland.Radhis turun dari mobil menyambut seorang wanita yang sedang membawa sebuah koper.Rachel melihat itu, berharap Radhis tidak akan berbuat lebih jauh terhadap wanita yang sedang dia jemput.Harapannya sia-sia.Karena saat itu Rachel melihat sendiri dari jauh, Radhis dan wanita itu melakukan salam dengan cara mencium kedua pipi Radhis dengan pipinya sendiri.Rachel tersentak melihat itu.Seketika Rachel menjadi lemas. Dia merasa sangat cemburu dengan apa yang dilihat olehnya.Nora melihat hal itu, dan dia berusaha untuk menenangkan Nona nya itu.Nora dengan begitu perhatian memeluk Rachel yang sedang menangis.“Nona…” “Aku tidak menyangka jika Radhis bisa melakukan ini kepadaku…” Ucap rachel sa
Di Wish Corp. Rachel duduk di sofa yang ada di ruangannya, saat ini dia ditemani oleh Nany.Sementara Nora kembali ke Villa dengan menaiki Taxi karena ada sesuatu yang harus dia lakukan, termasuk untuk melihat kinerja para asisten rumah tangga yang lainnya. Dia berada disana karena dia mengikuti Radhis, tapi karena itu juga dia tetap harus memasak untuk Radhis dan juga Rachel. Saat ini, terkadang Nora juga diberikan beberapa jadwal Rachel, oleh Nanny. Itu dikarenakan Nanny sekarang sudah benar-benar Fokus untuk pekerjaan sebagai sekretaris Rachel di kantor, dan juga menjaga keselamatannya. Karena itulah tadi pagi Rachel memanggil Nora dan meminta kepada Nora untuk ikut bersamanya ke kantor karena Nanny sudah berangkat lebih dulu dari dirinya karena sebuah pekerjaan yang harus dia lakukan. ***Kembali ke Rachel yang sedang berada di Wish Corp. Sementara Nanny menenangkan Nonanya yang sedang menangis, Boas hanya berdiri di sampingnya dengan posisi tegap. Menjaga kedua wanita itu. D
Saat ini Radhis sudah berada di Consolatoria Hill, bersama dengan Kimy.“Wahhh… besar sekali…” celetuk Kimy saat pertama dia sampai di Consolatoria Hill, Mansion milik Radhis.Radhis hanya terdiam dan tersenyum saat melihat Kimy yang begitu ceria masuk ke dalam Mansion meninggalkan dirinya, dan membiarkan Radhis menarik koper miliknya.Gadis itu seolah menggoda Radhis dengan gurauannya.Karena itu, Radhis memilih untuk diam dan tidak menanggapinya.Justru kali ini, Radhis pergi mencari Loren, kepala Maid di Mansion Consolatoria Hill.“Selamat datang Tuan muda, saya disini siap menerima perintah Tuan Muda!” Ucap Loren dengan sedikit membungkuk kepada Radhis.“Antarkan Dia ke kamar kosong di lantai dua.” Ucap dengan mengulurkan gagang koper ke tangan Loren.“Baik Tuan!” jawab Loren dengan menerima uluran koper dari tangan Radhis.“Hai!! Panggil saya Kimy.” Kimy menyapa Loren, kepala Maid di Mansion Radhis.“Saya Loren, Nona Kimy. Nona Bisa panggil saya Loren.” Jawab Loren dengan membun
“Ester.” Jawab Radhis dengan santai.“Apakah itu Ester cucu dari keluarga Esfor itu?” Tanya Kimy yang sepertinya tahu siapa Ester dan latar belakang belakang keluarganya.“Seperti yang kamu tahu, dia adalah cucu dari keluarga Esfor yang digadang akan menjadi penerus keluarga itu juga.” Jawab Radhis membenarkan apa yang diucapkan oleh Kimy.“Ngomong-ngomong, apa kita bisa berangkat sekarang?” Radhis bertanya kepada Kimy.“Apakah kita akan pergi ke tempat yang kamu bilang sebelumnya?” Tanya Kimy..“Benar… aku butuh kamu dan produk itu untuk membangkitkan salah-satu perusahaan yang telah ku akuisisi di Auckland ini.” kata Radhis yang sedang memaparkan keinginannya.“Kalau begitu, mari kita kesana dulu, biarkan aku melihat dulu bagaimana tanggapan mereka…” jawab Kimy.Radhis menuruti apa yang dikatakan oleh Kimy, karena Radhis tidak mau terlalu memaksa kepada Kimy, gadis yang tidak diketahui oleh orang lain siapa sebenarnya dia untuk Radhis.Kedua orang itu kini berada di dalam mobil, mob
Radhis memasuki gedung Hi-Hant bersama dengan Kimy.Sebelum itu, Radhis tidak semena-mena masuk meskipun sebenarnya tanpa diketahui oleh banyak orang jika dia adalah pemegang saham terbesar di Hi-Hant saat ini.Radhis melakukan semuanya sesuai dengan standar operasional perusahaan, dimana tamu akan melapor dulu di resepsionis, menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke Hi-Hant.“Ada yang bisa saya bantu Tuan?” Tanya resepsionis wanita dengan tatapan matanya yang melihat Radhis dari ujung kaki sampai ke ujung rambutnya.“Saya ingin bertemu dengan Tuan Gienis, saya sudah membuat janji dengannya.” Jawab Radhis masih bersikap sopan.“Hey Bukankah—”“Tolong, panggilkan dia.” Sahut Radhis saat Kimy hendak me-maki Resepsionis yang menyadari jika Resepsionis itu melihat Radhis dari ujung kaki sampai ke ujung rambut dengan tatapan yang seperti meremehkan.Radhis menarik Kimy menjauh dari meja resepsionis dan duduk di sebuah sofa tunggu.Kimy masih saja menggerutu dengan melirik ke arah reseps
“Saya mengerti, kalian mungkin tidak akan percaya. Tapi saya ada disini karena saya tahu jika perusahaan ini sudah hampir jatuh pada titik terendah.” Ucap Radhis saat dirinya kembali duduk di kursi yang seharusnya kursi itu biasa diduduki oleh Gienis.Semuanya terdiam saat mendengar apa ayng baru saja di ucapkan oleh Radhis.Beberapa orang disana sudah mulai tenang. Dari pada tenang, mereka lebih pantas di sebut takut akan sesuatu. Hal itu tergambar dari ekspresi mereka yang hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa.Ketakutan itu akrena apa yang sudah disampaikan oleh Radhis adalah sebuah fakta yang benar-benar nyata, dimana sesuai dengan apa yang sudah di sampaikan oleh Gienis sebelumnya, yaitu perusahaan memang benar-benar dalam kondisi jatuh. Kesalahan yang telah terjadi pada produk membuat perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar.“Keberadaanku di sini saat ini selain untuk menunjukkan kepada kalian semua jika aku adalah pemegang saham terbesar disini, aku juga berniat
Dalam perjalanan keluar gedung perkantoran Hi-Hant, Jolly ikut mengantarkan Radhis dan dua wanita tadi.Jolly berjalan dengan Ester di bagian belakang Radhis yang berjalan dengan Gienis di samping kirinya dan Kimy di samping kanannya.Jolly mengajak Ester berbicara dengan nada pelan, itu karena dia tidak ingin membuat Radhis merasa kesal kepadanya.Jolly bertanya kepada Ester, “Adakah waktu untuk mereka makan malam?”Ester menjawab dengan tersenyum, “Sepertinya tidak…”Jolly menunduk menahan rasa kecewa.Ester menyadari jika Jolly kecewa, Ester segera berkata kepada Jolly jika mereka mungkin tidak bisa makan malam berdua, akan tetapi mereka masih bisa bertemu dengan agenda penyerahan berkas kerjasama antara Hi-Hant dengan Geneve.Ester tidak tahu jika hal itu akan dianggap peluang oleh Jolly untuk mendekati dirinya.wajah Jolly kembali bercahaya.Meskipun Jolly sudah sedikit berubah, Ester sebenarnya tidak menyukai Jolly.Akan tetapi, Ester juga tidak mau jika perkataan yang keluar da