“Ester.” Jawab Radhis dengan santai.“Apakah itu Ester cucu dari keluarga Esfor itu?” Tanya Kimy yang sepertinya tahu siapa Ester dan latar belakang belakang keluarganya.“Seperti yang kamu tahu, dia adalah cucu dari keluarga Esfor yang digadang akan menjadi penerus keluarga itu juga.” Jawab Radhis membenarkan apa yang diucapkan oleh Kimy.“Ngomong-ngomong, apa kita bisa berangkat sekarang?” Radhis bertanya kepada Kimy.“Apakah kita akan pergi ke tempat yang kamu bilang sebelumnya?” Tanya Kimy..“Benar… aku butuh kamu dan produk itu untuk membangkitkan salah-satu perusahaan yang telah ku akuisisi di Auckland ini.” kata Radhis yang sedang memaparkan keinginannya.“Kalau begitu, mari kita kesana dulu, biarkan aku melihat dulu bagaimana tanggapan mereka…” jawab Kimy.Radhis menuruti apa yang dikatakan oleh Kimy, karena Radhis tidak mau terlalu memaksa kepada Kimy, gadis yang tidak diketahui oleh orang lain siapa sebenarnya dia untuk Radhis.Kedua orang itu kini berada di dalam mobil, mob
Radhis memasuki gedung Hi-Hant bersama dengan Kimy.Sebelum itu, Radhis tidak semena-mena masuk meskipun sebenarnya tanpa diketahui oleh banyak orang jika dia adalah pemegang saham terbesar di Hi-Hant saat ini.Radhis melakukan semuanya sesuai dengan standar operasional perusahaan, dimana tamu akan melapor dulu di resepsionis, menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke Hi-Hant.“Ada yang bisa saya bantu Tuan?” Tanya resepsionis wanita dengan tatapan matanya yang melihat Radhis dari ujung kaki sampai ke ujung rambutnya.“Saya ingin bertemu dengan Tuan Gienis, saya sudah membuat janji dengannya.” Jawab Radhis masih bersikap sopan.“Hey Bukankah—”“Tolong, panggilkan dia.” Sahut Radhis saat Kimy hendak me-maki Resepsionis yang menyadari jika Resepsionis itu melihat Radhis dari ujung kaki sampai ke ujung rambut dengan tatapan yang seperti meremehkan.Radhis menarik Kimy menjauh dari meja resepsionis dan duduk di sebuah sofa tunggu.Kimy masih saja menggerutu dengan melirik ke arah reseps
“Saya mengerti, kalian mungkin tidak akan percaya. Tapi saya ada disini karena saya tahu jika perusahaan ini sudah hampir jatuh pada titik terendah.” Ucap Radhis saat dirinya kembali duduk di kursi yang seharusnya kursi itu biasa diduduki oleh Gienis.Semuanya terdiam saat mendengar apa ayng baru saja di ucapkan oleh Radhis.Beberapa orang disana sudah mulai tenang. Dari pada tenang, mereka lebih pantas di sebut takut akan sesuatu. Hal itu tergambar dari ekspresi mereka yang hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa.Ketakutan itu akrena apa yang sudah disampaikan oleh Radhis adalah sebuah fakta yang benar-benar nyata, dimana sesuai dengan apa yang sudah di sampaikan oleh Gienis sebelumnya, yaitu perusahaan memang benar-benar dalam kondisi jatuh. Kesalahan yang telah terjadi pada produk membuat perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar.“Keberadaanku di sini saat ini selain untuk menunjukkan kepada kalian semua jika aku adalah pemegang saham terbesar disini, aku juga berniat
Dalam perjalanan keluar gedung perkantoran Hi-Hant, Jolly ikut mengantarkan Radhis dan dua wanita tadi.Jolly berjalan dengan Ester di bagian belakang Radhis yang berjalan dengan Gienis di samping kirinya dan Kimy di samping kanannya.Jolly mengajak Ester berbicara dengan nada pelan, itu karena dia tidak ingin membuat Radhis merasa kesal kepadanya.Jolly bertanya kepada Ester, “Adakah waktu untuk mereka makan malam?”Ester menjawab dengan tersenyum, “Sepertinya tidak…”Jolly menunduk menahan rasa kecewa.Ester menyadari jika Jolly kecewa, Ester segera berkata kepada Jolly jika mereka mungkin tidak bisa makan malam berdua, akan tetapi mereka masih bisa bertemu dengan agenda penyerahan berkas kerjasama antara Hi-Hant dengan Geneve.Ester tidak tahu jika hal itu akan dianggap peluang oleh Jolly untuk mendekati dirinya.wajah Jolly kembali bercahaya.Meskipun Jolly sudah sedikit berubah, Ester sebenarnya tidak menyukai Jolly.Akan tetapi, Ester juga tidak mau jika perkataan yang keluar da
“Ayah tahu kau masih merasa kesal karena tuan Radhis telah memiliki Rachel.” Ucap Gienis yang segera merubah ekspresi wajahnya saat berkata seperti itu kepada Jolly.“Ingat… kita bukan siapa-siapa untuknya… aku bahkan menyesal pernah membantu orang-orang dari Moland waktu itu….” Ucap Gienis kepada Jolly.“Aku tahu Ayah….” jawab Jolly atas peringatan yang diberikan oleh ayahnya.“Jika sampai melakukan kesalahan lagi, aku tidak yakin kita masih bisa selamat.” Gienis masih menambahkan peringatan kepada Jolly.“Aku mengerti Ayah… Aku juga tidak ada niatan untuk kembali mengganggu Rachel… Aku hanya merasa penasaran, kenapa Nona kimberly begitu terlihat dekat dengan Radhis—”“Panggil dia Tuan!” ketus Gienis kepada anaknya.“Iya ayah, ‘Tu-an Ra-dhis’, akan aku ingat.” ucap Jolly yang saat ini benar-benar menuruti apa yang diucapkan oleh ayahnya.“Baguslah kalau begitu…” ucap Gienis yang kemudian masuk ke dalam kantornya.“Satu hal lagi yang harus kamu ingat-ingat. Siapapun Nona Kimy, dan apa
Di Geneve.Lebih tepatnya di ruangan milik Radhis. Laki-laki itu sedang mengerjakan beberapa berkas.Ester masuk ke ruangannya dengan ekspresi wajah yang tampak begitu kesal.Radhis tidak mempermasalahkan hal itu, mengingat apa yang telah disampaikan oleh Kimy kepadanya.pada saat ini, Ester tidak terlalu banyak bicara.Setelah memberikan beberapa berkas, Ester lanjut berjalan pergi dari ruangan Radhis.Sebelum Ester benar-benar pergi dari sana, Radhis memanggil namanya.Membuat Ester menghentikan langkahnya dan memutar badannya menghadap ke arah Radhis.“Ada yang Tuan butuhkan?” Tanya Ester dengan nada dan mimik wajah yang seolah menyindir Radhis.Radhis berkata jika Dia tidak butuh apa-apa.Namun, setelahnya Radhis kembali berkata jika dia ingin Ester membantunya.“Apa yang harus saya lakukan?” tanya Ester.Radhis berkata kepada Ester jika Radhis ingin agar dirinya menemani Kimy saat Ester memiliki waktu luang.“Kenapa Tidak Tuan saja yang menemani?” Tanya Ester yang tampak sekali j
***Jam 3 sore, sekitar 45 menit setelah Rachel di bawah pergi.Radhis hendak pergi ke Mansion, itu karena dia ingin menemui Kimy, bagaimanapun jua Kimy adalah pendatang di Auckland. Karena itu Radhis hendak menemui Kimy sebelum dia kembali ke Villa.Setelahnya, Radhis kini hendak beranjak dari tempat duduknya.Radhis begitu tenang dan santai, tanpa dia tahu kini istrinya sedang dalam kondisi yang tidak menguntungkan.Rachel meringkuk di sebuah ruangan bersama dengan Tania.Keduanya meringkuk dengan kondisi mulut disumpal kain dan tangan terikat.kembali ke tempat Radhis, saat ini Radhis hendak bangkit dari tempat duduknya dan akan pergi Mansion. Baru saja Radhis mengangkat badannya, teleponnya berdering. Itu adalah panggilan dari Boas.Anak buahnya itu mengabarkan jika Rachel saat ini sedang dalam masalah.Setelah Radhis menanyakan apa yang sudah terjadi, Boas menjelaskan segala kronologinya.Sebelumnya Boas mewakili dirinya dan Nanny yang merasa tidak bisa menjaga Rachel dengan baik
Disaat Tania mendengar B berkata suami kepada Rachel, secara tiba-tiba Tania bergerak tidak beraturan dan seolah ingin B melepaskan sumpalan di mulutnya.“Ada apa?” Taya B kepada Tania.Tania hanya bergumam karena memang dirinya saat ini dalam kondisi mulut yang disumpal oleh B dan anak buahnya.Tania sebenarnya saat itu merasa kesal kepada Radhis.Itu semata-mata karena dia merasa telah dilibatkan dalam masalah hanya karena menantunya itu.Karena itu, Tania saat ini merasa kesal dan ingin sekali memaki ke arah Radhis, andainya ada disana.Rachel hanya bisa membelalakan matanya. Dia takut jika apa yang dikatakan oleh B benar. Dia takut jika sampai terjadi sesuatu kepada Suaminya.“Sudah! kalian nikmati saja, setelah semuanya selesai aku akan melepaskan kalian. Ipun jika orang itu mengijinkan aku untuk melepaskan kalian.” Ucap B yang saat itu pergi dari ruangan Rachel dan Tania disekap.Pada saat yang sama, saat ini di Villa A1, Dere juga dalam kondisi kebingungan.Dia mencoba untuk