Disaat B dan C1 berbisik guna berunding, Radhis kembali bertanya kepada keduanya.“Dimana Istriku?” Tanya Radhis yang tatapannya tampak begitu dingin.B tersenyum jahat dan mengabaikan apa yang ditanyakan oleh Radhis.B justru tertawa dan mulai bergerak, berjalan kesana kemari. B mulai mengoceh.Setiap perkataannya terdengar santai, tapi seolah ingin menekan dan mencari cela untuk mengamankan Radhis.Tidak semuda itu, Radhis menyadari apa yang sedang direncanakan oleh B, karena itu Radhis segera melepaskan tembakan ke arah beberapa centimeter di depan kaki B, membuat B menghentikan langkahnya.“Bisakah kau tunjukkan dimana istriku saat ini?” Tanya Radhis yang masih mencoba untuk bertanya baik-baik. Meskipun hal itu tidak bisa menutupi kekejaman di ekspresi wajahnya.B melepaskan tembakan ke arah Radhis karena sudah merasa jika Radhis akan menjadi ancaman untuk keselamatannya. Tapi, dengan cepat Radhis mengangkat orang yang tadi di tahan olehnya untuk berdiri dan menjadi tameng hidup
Untuk sesaat, Radhis merasa kesal.Itu karena, dengan tewasnya C1 berarti dia tidak akan mendapatkan informasi tentang orang yang memiliki keinginan untuk menghapuskan dirinya dari dunia ini.Kali ini hampir semua orang mati, hanya tersisa satu dari dua, orang yang tadi ditembak kakinya oleh Radhis.Laki-laki itu adalah C4.Disaat yang lain sudah tenang tidak bernafas, dia hanya bisa meringis merasakan kakinya yang telah di tembus dengan timah panas.Radhis berjalan perlahan ke arahnya.“Aku tidak akan buka mulut!” Bentak laki-laki kode C4 itu.Merasa jika C4 tidak akan bersikap kondusif, Radhis memilih untuk memberikan sebuah tembakan di betis miliknya yang lain.Merasa jika Radhis benar-benar seperti seorang psikopat, C4 menyerah.Namun, ternyata C4 berkata jika dirinya tidak tahu.Tidak tahu, siapa orang yang telah memberikan perintah kepada bosnya, B.“Bilang yang sebenarnya!” Bentak Radhis.Ternyata C4 benar-benar tidak tahu.Bahkan, merasa dirinya sekarang sudah sendiri disana,
“Siapa?” Tanya Rachel.Radhis tersenyum.Dia mencoba untuk tetap menenangkan istrinya, tidak ingin Radhis membuat Rachel semakin merasa ketakutan.“Bukan siapa-siapa… Ayo kita ke rumah sakit.” Jawab Radhis.“Bagaimana dengan ibu?” Tanya Rachel.“Kita pergi menggunakan mobilku. Biarkan ibu diantarkan oleh Nanny dan Boas.” Jawab Radhis yang saat itu melihat Boas ada di luar, di sekitar mobil miliknya.Rachel hanya bisa menjawab, “Baiklah kalau begitu.”“Boas.” Panggil Radhis agar Boas mendekat kepadanya.“Saya Tuan!” Jawab Boas dengan begitu sopan.“Di dalam ada ibu mertuaku. Setelah ini tolong kamu antarkan dia ke rumah sakit, dengan Nanny.” Ucap Radhis yang berpesan kepada Radhis.“Siap Tuan! Saya akan melakukan semuanya sesuai dengan apa yang Tuan perintahkan kepada saya.” Jawab Boas dengan membukukkan badannya kepada Radhis.Radhis dan Rachel merasa cukup dan masuk ke dalam mobil.Disaat yang sama, di rumah lama, yang pernah ditinggali oleh Rachel.Nenek Xion dan Marot sedang membic
“Kenapa, istriku?” Tanya Radhis kepada Rachel yang sedang duduk di sampingnya, Samping dirinya yang sedang mengemudikan mobil miliknya.“Tidak…” Ucap Rachel yang kemudian memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.Rachel merasa jika dirinya akan percuma bertanya kepada Radhis. Karena, meskipun dia bertanya kepada Radhis, Suaminya itu tidak akan menjawabnya. Itu pikirnya.Akhirnya mereka terdiam dan melanjutkan perjalanan ke rumah sakit.Beberapa waktu berselang.Kini keduanya sudah berada di rumah sakit.Satu hal yang langsung dilakukan oleh Radhis adalah membawa Istrinya untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.Disaat menunggu Istrinya yang sedang melakukan pemeriksaan, Radhis ditemui oleh Boas Nanny dan Tania.“Tuan!” Ucap Nanny dan Boas secara bersamaan.Disaat itu, Tania tiba-tiba saja menampar Radhis.Nanny dan Boas terperanjat. Namun, mereka berdua sama-sama terdiam karena tatapan mata Radhis kepada keduanya yang mengisyaratkan agar mereka tidak berbuat apa-apa.Setelah t
“Bagaimana Dokter?” Tanya Rachel kepada Dokter yang sedang memeriksa kesehatannya.“Nona tidak apa-apa. Hanya perlu istirahat dan menenangkan pikiran, saja.” Jawab sang dokter.“Obat-obat ini juga akan membuat Nona cepat merasa lebih sehat…” Tambah sang dokter dengan memberikan resep kepada Rachel.Setelah dirasa cukup, Rachel segera bangkit dari tempat duduk yang ditempati olehnya, tepat di depan sang dokter.“kalau begitu saya permisi…” Ucap Rachel sebelum dia pergi dari sana.Di koridor rumah sakit, Rachel tidak lagi menjumpai suaminya.Dia tidak bisa mendapati keberadaan suaminya disana, melainkan yang menunggunya kala itu hanyalah Tania seorang saja.“Bagaimana keadaanmu?” Tanya Tania kepada Rachel.Rachel tidak segera menjawab apa yang ditanyakan oleh ibunya.Kepalanya menoleh beberapa kali, meloloskan pandangan melewati tubuh ibunya, dengan tujuan mencari keberadaan sang suami, Radhis.“Apa yang sedang kau cari?” tanya Tania lagi disaat dirinya tidak merasa mendapatkan jawaban
Tepat di depan rumah sakit, Rachel menemui adanya Boas dan Nanny.Rachel seketika berlari mendekat ke arah keduanya, lepas dari dekapan Tania.“Kalian? Kalian ada disini? Apa suamiku juga ada disini?” Tanya Rachel kepada Boas dan juga Nanny.Kedua orang itu hanya bisa menunduk.Mereka berdua seolah tidak bisa berkata apa-apa kepada Rachel.“Kenapa kalian berdua terdiam?” Tanya Rachel.“K–kami…”“Kenapa?” Tanya Rachel dengan tegas, selain itu, Rachel juga bertanya lagi kepada keduanya. “Dimana suamiku sekarang?!”“Bagaimanapun juga ini adalah perintah terakhir dari Tuan… kita harus melakukannya.” Ucap Boas kepada Nanny.“Ada apa ini sebenarnya? kenapa kalian saling berbisik seperti itu?!” Bentak Rachel yang merasa sedih dan juga kesal.“saya tidak tahu keberadaan Tuan Radhis sekarang!” Jawab Boas dan Nanny secara bersamaan bagaikan dipandu oleh seseorang.“Satu hal yang ditugaskan kepada kami sebelum beliau pergi adalah untuk mengabdikan diri kepada Nona Rachel…” Tambah Nanny atas apa
Di Mansion Consolatoria Hill.Radhis sedang duduk di ruang baca miliknya.Pada saat ini, secara tiba-tiba Kimy masuk bersama dengan Nora yang sedang membawakan sebuah minuman untuk Radhis.Ada rasa penasaran dalam pikiran Nora.Siapa Kimy sebenarnya?“Kenapa kau tidak pulang? Sedari tadi kau mengurung diri di ruangan ini, tidakkah Istrimu akan mencarimu?” Tanya Kimy dengan berdiri di samping Rak buku dan membuka beberapa halaman buku yang dia temukan di saat yang sama dengan saat dia bertanya kepada Radhis.“Aku tidak akan kembali kesana dari sekarang.”Kimy kaget sampai-sampai buku yang dia pegang lepas dari tangannya dan terjatuh dengan sendirinya. Itu semua karena jawaban Radhis.Padahal, pada saat Radhis menjawab barusan dia berkata dengan sangat santai dan tetap menatap ke arah buku yang dia baca.“Apa maksud Tuan?” Tanya Nora yang tidak bisa menahan mulutnya untuk bertanya kepada Radhis.Kimy terhenyak dan seketika melayangkan pandangan tidak percaya kepada Nora, seolah Kimy ber
***Matahari pagi telah terbit.Ini adalah hari ketiga setelah Rachel mengalami penyekapan, dan hari ketiga sejak terakhir kali dirinya melihat wajah suaminya.Ini juga hari ketiga Rachel mengurung diri dalam kamarnya.Rachel masih saja merasa sedih dan sesak dalam hati, mengingat ibunya yang berkata jika Suaminya, Radhis, berkata akan pergi dari hidupnya.Nanny selalu setia menemani Rachel saat diri nya pulang dari urusan Wish Corp.Bagaimanapun juga Wish Corp masih perlu di urus. Karena itu, meskipun Rachel mengurung diri dalam kamarnya Nanny masih harus pergi ke kanto untuk melakukan pekerjaan, sekaligus mengurus tugas-tugasnya dan juga Rachel untuk keberlangsungan Wish Corp.Proyek-proyek Wish Corp sepertinya berjalan lancar. Mulai dari pembangunan Mighty Mall dan yang lainnya.Sedangkan Radhis, sudah mulai rajin datang ke Geneve.Meskipun masih dengan dandanan lamanya, gaya berpakaian lama yang biasa dia pakai. Pakaian casual, sama sekali tidak mencerminkan jika dirinya adalah s
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia