***Jam 3 sore, sekitar 45 menit setelah Rachel di bawah pergi.Radhis hendak pergi ke Mansion, itu karena dia ingin menemui Kimy, bagaimanapun jua Kimy adalah pendatang di Auckland. Karena itu Radhis hendak menemui Kimy sebelum dia kembali ke Villa.Setelahnya, Radhis kini hendak beranjak dari tempat duduknya.Radhis begitu tenang dan santai, tanpa dia tahu kini istrinya sedang dalam kondisi yang tidak menguntungkan.Rachel meringkuk di sebuah ruangan bersama dengan Tania.Keduanya meringkuk dengan kondisi mulut disumpal kain dan tangan terikat.kembali ke tempat Radhis, saat ini Radhis hendak bangkit dari tempat duduknya dan akan pergi Mansion. Baru saja Radhis mengangkat badannya, teleponnya berdering. Itu adalah panggilan dari Boas.Anak buahnya itu mengabarkan jika Rachel saat ini sedang dalam masalah.Setelah Radhis menanyakan apa yang sudah terjadi, Boas menjelaskan segala kronologinya.Sebelumnya Boas mewakili dirinya dan Nanny yang merasa tidak bisa menjaga Rachel dengan baik
Disaat Tania mendengar B berkata suami kepada Rachel, secara tiba-tiba Tania bergerak tidak beraturan dan seolah ingin B melepaskan sumpalan di mulutnya.“Ada apa?” Taya B kepada Tania.Tania hanya bergumam karena memang dirinya saat ini dalam kondisi mulut yang disumpal oleh B dan anak buahnya.Tania sebenarnya saat itu merasa kesal kepada Radhis.Itu semata-mata karena dia merasa telah dilibatkan dalam masalah hanya karena menantunya itu.Karena itu, Tania saat ini merasa kesal dan ingin sekali memaki ke arah Radhis, andainya ada disana.Rachel hanya bisa membelalakan matanya. Dia takut jika apa yang dikatakan oleh B benar. Dia takut jika sampai terjadi sesuatu kepada Suaminya.“Sudah! kalian nikmati saja, setelah semuanya selesai aku akan melepaskan kalian. Ipun jika orang itu mengijinkan aku untuk melepaskan kalian.” Ucap B yang saat itu pergi dari ruangan Rachel dan Tania disekap.Pada saat yang sama, saat ini di Villa A1, Dere juga dalam kondisi kebingungan.Dia mencoba untuk
Disaat B dan C1 berbisik guna berunding, Radhis kembali bertanya kepada keduanya.“Dimana Istriku?” Tanya Radhis yang tatapannya tampak begitu dingin.B tersenyum jahat dan mengabaikan apa yang ditanyakan oleh Radhis.B justru tertawa dan mulai bergerak, berjalan kesana kemari. B mulai mengoceh.Setiap perkataannya terdengar santai, tapi seolah ingin menekan dan mencari cela untuk mengamankan Radhis.Tidak semuda itu, Radhis menyadari apa yang sedang direncanakan oleh B, karena itu Radhis segera melepaskan tembakan ke arah beberapa centimeter di depan kaki B, membuat B menghentikan langkahnya.“Bisakah kau tunjukkan dimana istriku saat ini?” Tanya Radhis yang masih mencoba untuk bertanya baik-baik. Meskipun hal itu tidak bisa menutupi kekejaman di ekspresi wajahnya.B melepaskan tembakan ke arah Radhis karena sudah merasa jika Radhis akan menjadi ancaman untuk keselamatannya. Tapi, dengan cepat Radhis mengangkat orang yang tadi di tahan olehnya untuk berdiri dan menjadi tameng hidup
Untuk sesaat, Radhis merasa kesal.Itu karena, dengan tewasnya C1 berarti dia tidak akan mendapatkan informasi tentang orang yang memiliki keinginan untuk menghapuskan dirinya dari dunia ini.Kali ini hampir semua orang mati, hanya tersisa satu dari dua, orang yang tadi ditembak kakinya oleh Radhis.Laki-laki itu adalah C4.Disaat yang lain sudah tenang tidak bernafas, dia hanya bisa meringis merasakan kakinya yang telah di tembus dengan timah panas.Radhis berjalan perlahan ke arahnya.“Aku tidak akan buka mulut!” Bentak laki-laki kode C4 itu.Merasa jika C4 tidak akan bersikap kondusif, Radhis memilih untuk memberikan sebuah tembakan di betis miliknya yang lain.Merasa jika Radhis benar-benar seperti seorang psikopat, C4 menyerah.Namun, ternyata C4 berkata jika dirinya tidak tahu.Tidak tahu, siapa orang yang telah memberikan perintah kepada bosnya, B.“Bilang yang sebenarnya!” Bentak Radhis.Ternyata C4 benar-benar tidak tahu.Bahkan, merasa dirinya sekarang sudah sendiri disana,
“Siapa?” Tanya Rachel.Radhis tersenyum.Dia mencoba untuk tetap menenangkan istrinya, tidak ingin Radhis membuat Rachel semakin merasa ketakutan.“Bukan siapa-siapa… Ayo kita ke rumah sakit.” Jawab Radhis.“Bagaimana dengan ibu?” Tanya Rachel.“Kita pergi menggunakan mobilku. Biarkan ibu diantarkan oleh Nanny dan Boas.” Jawab Radhis yang saat itu melihat Boas ada di luar, di sekitar mobil miliknya.Rachel hanya bisa menjawab, “Baiklah kalau begitu.”“Boas.” Panggil Radhis agar Boas mendekat kepadanya.“Saya Tuan!” Jawab Boas dengan begitu sopan.“Di dalam ada ibu mertuaku. Setelah ini tolong kamu antarkan dia ke rumah sakit, dengan Nanny.” Ucap Radhis yang berpesan kepada Radhis.“Siap Tuan! Saya akan melakukan semuanya sesuai dengan apa yang Tuan perintahkan kepada saya.” Jawab Boas dengan membukukkan badannya kepada Radhis.Radhis dan Rachel merasa cukup dan masuk ke dalam mobil.Disaat yang sama, di rumah lama, yang pernah ditinggali oleh Rachel.Nenek Xion dan Marot sedang membic
“Kenapa, istriku?” Tanya Radhis kepada Rachel yang sedang duduk di sampingnya, Samping dirinya yang sedang mengemudikan mobil miliknya.“Tidak…” Ucap Rachel yang kemudian memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.Rachel merasa jika dirinya akan percuma bertanya kepada Radhis. Karena, meskipun dia bertanya kepada Radhis, Suaminya itu tidak akan menjawabnya. Itu pikirnya.Akhirnya mereka terdiam dan melanjutkan perjalanan ke rumah sakit.Beberapa waktu berselang.Kini keduanya sudah berada di rumah sakit.Satu hal yang langsung dilakukan oleh Radhis adalah membawa Istrinya untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.Disaat menunggu Istrinya yang sedang melakukan pemeriksaan, Radhis ditemui oleh Boas Nanny dan Tania.“Tuan!” Ucap Nanny dan Boas secara bersamaan.Disaat itu, Tania tiba-tiba saja menampar Radhis.Nanny dan Boas terperanjat. Namun, mereka berdua sama-sama terdiam karena tatapan mata Radhis kepada keduanya yang mengisyaratkan agar mereka tidak berbuat apa-apa.Setelah t
“Bagaimana Dokter?” Tanya Rachel kepada Dokter yang sedang memeriksa kesehatannya.“Nona tidak apa-apa. Hanya perlu istirahat dan menenangkan pikiran, saja.” Jawab sang dokter.“Obat-obat ini juga akan membuat Nona cepat merasa lebih sehat…” Tambah sang dokter dengan memberikan resep kepada Rachel.Setelah dirasa cukup, Rachel segera bangkit dari tempat duduk yang ditempati olehnya, tepat di depan sang dokter.“kalau begitu saya permisi…” Ucap Rachel sebelum dia pergi dari sana.Di koridor rumah sakit, Rachel tidak lagi menjumpai suaminya.Dia tidak bisa mendapati keberadaan suaminya disana, melainkan yang menunggunya kala itu hanyalah Tania seorang saja.“Bagaimana keadaanmu?” Tanya Tania kepada Rachel.Rachel tidak segera menjawab apa yang ditanyakan oleh ibunya.Kepalanya menoleh beberapa kali, meloloskan pandangan melewati tubuh ibunya, dengan tujuan mencari keberadaan sang suami, Radhis.“Apa yang sedang kau cari?” tanya Tania lagi disaat dirinya tidak merasa mendapatkan jawaban
Tepat di depan rumah sakit, Rachel menemui adanya Boas dan Nanny.Rachel seketika berlari mendekat ke arah keduanya, lepas dari dekapan Tania.“Kalian? Kalian ada disini? Apa suamiku juga ada disini?” Tanya Rachel kepada Boas dan juga Nanny.Kedua orang itu hanya bisa menunduk.Mereka berdua seolah tidak bisa berkata apa-apa kepada Rachel.“Kenapa kalian berdua terdiam?” Tanya Rachel.“K–kami…”“Kenapa?” Tanya Rachel dengan tegas, selain itu, Rachel juga bertanya lagi kepada keduanya. “Dimana suamiku sekarang?!”“Bagaimanapun juga ini adalah perintah terakhir dari Tuan… kita harus melakukannya.” Ucap Boas kepada Nanny.“Ada apa ini sebenarnya? kenapa kalian saling berbisik seperti itu?!” Bentak Rachel yang merasa sedih dan juga kesal.“saya tidak tahu keberadaan Tuan Radhis sekarang!” Jawab Boas dan Nanny secara bersamaan bagaikan dipandu oleh seseorang.“Satu hal yang ditugaskan kepada kami sebelum beliau pergi adalah untuk mengabdikan diri kepada Nona Rachel…” Tambah Nanny atas apa