Kini sangat terlihat di hadapan Rachel dan Dere, jika Tania ingin sekali menjodohkan Rachel dengan Deon.
Untuk kalangan kelas atas, hal-hal seperti perjodohan bisnis mungkin memang merupakan hal yang sering dilakukan denganlumrah dan biasa. Perjodohan di antara kedua keluarga itu diharapkan akan berdampak baik untuk keduanya.
Perjodohan itu akan menjadikan hubungan dua keluarga, yang seringnya diawali kedekatan sahabat menjadi semakin dekat dengan terikat dalam ikatan besan, setelah ikatan itu terjalin maka, mereka akan langsung mengalokasikan dana masing-masing untuk bisnis keduanya agar semakin besar, dengan ditopang oleh satu sama lain. Namun untuk kalangan menengah seperti keluarga ini, adanya hanya pikiran untuk saling memanfaatkan. Keduanya akan berusaha untuk menginjak satu sama lain seolah-olah mereka semua saling menyayangi, tapi sebenarnya
“Apa yang kau la–”Ed mencoba untuk menegur Jolly yang kini berlutut dengan meluk kaki Radhis.Disaat yang sangat tepat Radhis mengangkat satu tangannya untuk memberitahu Ed agar tidak melakukannya.“Tuan! Atas nama ayahku. Aku mohon kepada tuan, tolong tuan memberikan pengampunan kepada beliau,” ucap Jolly dengan masih tetap memeluk kaki Radhis yang berdiri laksana patung di hadapannya.Pada saat ini sebenarnya Radhis adalah seseorang yang paling tidak baik untuk di ganggu di seluruh Auckland. Itu berkaitan dengan hubungannya dengan sang istri. Namun anehnya kali ini Ed sebagai seseorang yang selalu ada didekatnya dan selalu melihatnya, merasa jika kali ini Radhis tampak sedang ingin memberikan kes
Setelah beberapa saat berlalu Ed kembali sekaligus membawakan secangkir latte panas.“Silahkan Tuan Muda,” ucap Ed dengan meletakkan latte di meja kerja Radhis.“Terimakasih.” Ucap Radhis, yang kemudian meraih cangkir kopi di meja kerjanya itu.Setelahnya, Radhis menyeruput kopi di cangkirnya dengan menghadap ke luar gedungnya.“Maaf Tuan Muda, tapi kenapa saya merasa jika Tuan Muda sedikit lunak kepada kepala keluarga Gienis?” tanya Ed yang berdiri di samping Radhis.Dengan tatapan yang seolah tidak berujung, Radhis sesali menyeruput latte di cangkir yang sedang dipegang olehnya.Ed yang melihat Tuan mudanya seperti itu tidak berani untuk mengulangi pertanyaannya. Ed hanya bisa menunggu sampai Tuan mudanya itu berbicara sendiri.Setelah puas menatap, Radhis mula
Suara tawa riang Alin terdengar ringan di telepon itu.Itu karena Alin merasa jika Rachel, direktur dari Wish Corp memiliki satu sikap yang lucu menurutnya.“Sebenarnya saya sekarang sedang berada di Auckland, saya berencana untuk bertemu dengan Nona besok. Apakah Nona bisa?” tanya Alin."Bagaimana kalau sekarang saja? Kebetulan aku tidak sibuk hari ini. Kalau besok, Saya tidak bisa memastikan kapan ada waktu luang, jadi sebaiknya–sekarang saja!"“Sekarang?” Tanya Alin yang tampaknya sedikit keberatan, itu terdengar dari nada bertanya-nnya.“Nona, Sebenarnya …” Rachel sepertinya ragu-ragu untuk berbicara.
Kini Saryn sudah sampai di depan hotel tempat Alin berada, begitu cepat Rachel berkendara , sampai dirinya tidak menyadari jika tempat yang di tujuh olehnya adalah hotel Emperor-Lux.Awalnya Rachel tidak begitu memperdulikannya, tapi, beberapa langkah Rachel mendekat ke hotel itu, dia mengingat bahwa sebenarnya ini adalah Hotel Ed. Dimana yang dia tahu Ed adalah orang yang sudah bertanggung jawab atas suaminya. Bahkan yang diketahui oleh Rachel dan keluarganya adalah Radhis bekerja untuk menjadi bawahan Ed.Rachel merenung, dia hanya bisa berdiri mematung dan menunduk sambil melihat ke arah dua kakinya yang yang kini sejajar tertutup rapat-rapat. “Apa – Radhis ada di dalam?” Rachel bergumam pelan untuk dirinya sendiri.
“Tuan, tolong jangan libatkan Anak Saya dalam urusan ini!” Gienis masih mencoba untuk berbicara kepada Ed.Sampai sekarang Gienis masih meragukan status Radhis di hadapannya, dia sama sekali tidak tahu jika Radhis adalah keluarga Zond dan direktur dari Geneve. Gienis hanya bisa berpikir bahwa cara satu-satunya agar Jolly tidak mendapatkan masalah adalah dengan memohon kepada Ed, tanpa dia sadari jika Radhis adalah orang yang paling berpengaruh disini.“Bukan hak ku untuk menentukan keselamatanmu dan juga anakmu.” ucap Ed dengan dingin.“Lantas kepada siapa saya harus memohon agar dibiarkan hidup? Haruskah saya memohon kepada menantu Wish ini?” ucap Gienis yang berusaha menunjuk Radhis dengan
“Nona Ester!” Panggil Radhis.“Saya disini, Tuan Muda!” Jawab Ester dengan mendekat ke arah Radhis.“Tetap dekat ku, catat semuanya.” Ucap Radhis lagi, yang tentu saja disanggupi oleh Ester.Kini Radhis sedang mencoba untuk berunding dengan Gienis.Radhis tampak memang sudah menyiapkan semuanya, itu terbukti dari Hadirnya Ester disana.“Tuan Gienis, apa kau benar-benar ingin melakukan apapun agar aku mengampuni nyawamu?” Tanya Radhis.“Tentu saja Tuan!”“Jika memang begitu,” Radhis menahan sebentar perkataannya. Sampai akh
Di Ruangan direktur Geneve, Radhis, Ester dan Ed sedang berada di dalam sana bertiga.Radhis duduk di kursi direkturnya, sedangkan Ed dan Ester duduk di sofa yang tersedia disana."Maaf Tuan Muda." Ucap Ed.Setelah meminta maaf yang entah kenapa, Ed kembali bertanya. "Bukannya mengampuni nyawa Gienis itu terlalu ringan, mengingat apa apa yang sudah dilakukan olehnya?"Radhis berdiri dan berjalan mendekati Ed. Radhis duduk di sofa yang berbeda dengan Ed dan Ester. Jika yang diduduki oleh Ed adalah sofa panjang yang tentunya berbagi dengan Ester, Radhis duduk di sofa tunggal yang diduduki sendiri sebagai bentuk kuasanya di ruangan itu."Tidak. Aku sendiri sudah memperhitungkan segala sesuatunya," Radhis tersen
“Nenek, Ayah, Bukankah kita lebih baik pergi ke Auckland disaat Sea sudah melahirkan?” Ucap Huang.Kepergian keluarga nenek Xion ke China baru memasuki hitungan beberapa bulan. Namun kini kandungan Sea sudah hendak menginjak sembilan bulan. yang menandakan tidak lama lagiMeskipun nenek Xion sudah menjadi mertua dari Huang tapi, Huang tetaplah orang yang berkuasa disana. Itu karena Huang adalah orang yang sudah menanggung dan membangun usaha yang baru ini. Hal itu tentu saja membuat nenek Xion seperti kerbau yang dicocok hidungnya.“Kalau memang kamu mau seperti itu, baiklah.” Ucap nenek Xion menuruti.“Marot, kita undur dulu kepulangan kita. Huang, benar lebih baik kita menunggu sampai Sea melahirkan, dan itu juga termasuk tambahan wa