***
Radhis sudah masuk kembali ke tempat dimana Tania dan teman-temannya yang sedang berbincang.Tepat sekali, saat itu Tania dan teman-temannya sudah selesai dan berniat untuk pulang.“Hay tampan, kita bertemu lagi,” ucap Terry yang masih mencoba untuk menggoda Radhis.
“Tentu saja Nyoya, bagaimanapun juga saya harus kesini untuk menjemput ibu mertua saya,” ucap Radhis.
“Lagipula saya hanya berada di depan, di Chine tower.” Tambah Radhis.
“Chine Tower?” ketiga teman Tania bertanya dengan serius.
Tania bi
“Tania kamu sangat beruntung!” seru Terry kepadanya.“Selain menantumu tampan dia juga sangat memperhatikan keluarga istrinya,” tambah Terry kepada Tania yang kini menerima uluran kotak perhiasan berisi gelang giok dari Radhis.“Kamu benar Menantuku ini selalu mengerti,” ucap Tania yang kemudian mendekatkan tubuhnya kepada Terry yang berada di sampingnya.Tania mendekatkan tubuhnya ke Terry untuk menunjukkan gelangnya kepadanya.“Indah sekali,” ucap Terry saat memegang gelang Tania yang baru saja diberi oleh Radhis.Radhis tersenyum kepada Tania seolah Radhis benar-benar menyayangi Tania seperti ibunya sendiri di depan teman-teman Tania.
“Iya Istriku ada apa?” Radhis bertanya dengan khawatir. ini sudah melewati jam makan siang, namun Rachel baru menelepon dirinya.Kebiasaan Rachel menelepon adalah pada waktu makan siang, karena Rachel adalah Orang Yang sangat menggilai pekerjaanya.Ternyata Rachel menelepon Radhis hanya untuk memastikan apakah Radhis sudah makan siang dan juga sekaligus mengingatkan jika nanti malam Radhis harus ikut Rachel untuk menghadiri pertemuan pemilik perusahaan seperti yang sudah direncanakan.Radhis yang mendengar ucapan Istrinya yang mengingatkannya perihal makan siang cukup membuatnya tersenyum, PErhatian yang diberikan Rachel sudah membuat Radhis merasa senang, bagaimanapun juga kini dirinya dan Rachel sudah saling melengkapi. Meskipun Radhis belum bercerita keseluruhan tentang dirinya kepada Rachel nam
Rachel mengakhiri telepon dan Radhis segera menghadap kepada ibu mertuanya, “Sudah Bu.”Kini mereka berdua akhirnya pulang dengan Tania yang menenteng gelang di tangannya, gelang giok yang tampak antik dan mahal.***Sore hari sekitar jam lima, Rachel baru sampai dirumah dengan diantarkan oleh Boas, supir pribadi sekaligus orang yang ditugaskan untuk menjaga dirinya.Dengan wajah yang tampak lelah Rachel memasuki rumah, dimana saat itu Radhis masih membersihkan rumahnya dengan cara menyapu dan mengepel seperti orang bersih-bersih rumah pada umumnya.Radhis menyambut kedatangan Istrinya, dengan penuh kasih bertanya bagaimana dengan peke
Radhis menoleh kepada Tania dengan satu tangan memegang knop pintu.“Ini ada …” ucap Radhis yang terpotong saat Deon tiba-tiba nyelonong masuk dan menyapa keluarga mereka.“Hay Om, Tante.”“Dere, Tania. Apa kabar kalian?” Kini Daka juga masuk ke dalam sana dengan mengabaikan Radhis yang masih berdiri di pintu dan memegang gagang pintu.Dere seketika mendekat ke arah Daka dengan satu telunjuk mengacung seolah ingin mengingat sesuatu dengan menunjuk Daka.“Daka?” Seru Dere.“Iya ini Aku,” ucap Daka dengan membentangkan tangannya danberpelukan dengan Dere seperti seorang teman lama yang bertemu kemba
Sementara dalam mobil Radhis, Rachel dengan begitu anggun dan cantik berada di sisi suaminya. Mengenakan pakaian yang dulunya merupakan hadiah dari Radhis untuk pergi ke acara pernikahan Sea.Masih lengkap dengan kalung liontin Blue Sea yang langka. Yang dibelikan oleh Radhis di Moland.Sekarang ditambah dengan gelang emas dengan hiasan berlian di sekitarnya.Radhis juga memakai pakaian yang dibelikan oleh Rachel. Meskipun sebenarnya pakaian itu tidaklah mewah namun, Radhis tetap memakai pakaian itu karena dia ingin membuat istrinya senang."Tuan begitu terlihat tampan," ucap Boas kepada Radhis yang kini berada di kursi belakang bersama dengan Rachel.Radhis hanya tersenyum kepada Boas melalui kaca spion tengah,
“Ester maaf atas semua yang sudah terjadi ya,” ucap Rachel manja. Sementara Radhis hanya diam, seolah hanya menahan tawanya saat melihat tingkah ayah dan anak yang tidak tahu apa-apa itu.“Es, es Ester?” Deon dan Daka seolah bingung mendengar Rachel yang memanggil Ester hanya dengan nama.“Bagaimana mungkin kamu memanggil wakil direktur Geneve dengan nama saja …” Deon bertanya kepada Rachel dengan begitu khawatir, seolah-oah Deon takut jika Ester akan marah dan membuat Rachel dalam masalah.“Bisakah kamu diam dulu?” Ester berkata dengan culas kepada Deon. Pastinya itu membuat Deon ciut seketika.“Kenapa kamu tidak menungguku dulu saat kamu mau masuk, apa karena kamu ditemani pangeranmu sehingga tidak mau
“Bagus jika memang begitu, kalau begitu aku akan masuk untuk menemani istriku dulu,” ucap Radhis yang kemudian meninggalkan Ed disana dan segera masuk kedalam tempat acara.Ada beberapa orang berada disana, mulai dari yang tampak muda, sampai yang tampak sangat berumur.Radhis segera mencari dimana istrinya berada. Banyak mata yang mulai menatap Radhis. Hampir semua dari mereka menatapnya dengan tatapan yang sedikit tidak mengenakan.Ada juga dari mereka yang saling berbisik satu sama lain untuk membicarakan Radhis."Siapa laki-laki ini?""Lihatlah pakaian yang digunakan olehnya""Bagaimana mungkin orang seperti ini hadir disini? Acara yang sang
"Sudah cepat tuangkan minumanku!" Ucap Wilson berteriak.Apa gadis yang tadi terdiam kini berbicara kepada Radhis."Sudah turuti saja, lagi pula itu kan memang tugasmu.""Iya lakukan saja, meskipun kamu begitu tampan. Namun, kamu tetaplah seorang pelayan jadi layani saja kekasihku,"Kedua wanita itu sekarang sedang menutup mulut keduanya untuk sedikit tertawa.Radhis yang mendapat perlakuan itu hanya tersenyum. Setelah tersenyum kecut kepada mereka Radhis seketika mencoba untuk pergi berlalu kembali."Bisa kau lepaskan aku?" Ucap Radhis saat Wilson kembali memegang ujung jas bagian belakangnya."Untuk apa buru-b