Mendapati dirinya di beritahu seperti itu oleh Suaminya, Tania hanya bisa terdiam da menunduk.
Dia tahu jika suaminya seperti itu tandanya jika Suaminya sudah sangat marah.
Tania bisa saja protes jika saat suaminya membentaknya, namun jika suaminya sudah menatap seperti itu maka dia tidak berani memberontak karena dia tahu jika suaminya seperti itu tandanya adalah suaminya sangat berbahaya, atau bisa dibilang suaminya kini sangat marah kepadanya.
Sementara itu Radhis hanya bisa terdiam melihat ayah dan ibu mertuanya.dia terdiam melihat mereka berdua yang kini sedang saling menekan satu sama lain, lebih tepatnya sang ayah mertua yang menekan Tania, yaitu ibu mertuanya.
Sampai akhirnya Radhis buka suara, “Tuan Ed memang bilang ada kemungkinan yang mendapatkan ancaman
sementara itu kini RAchel sudah sampai di kantornya dengan selamat dan diantarkan oleh Boaz supir barunya.“Terima kasih,” Ucap Rachel kepada Boaz yang baru saja membukakan pintu mobil untuk dia turun.“Siap Nona, saya mohon izin untuk berjaga di sekitar kantor sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh Tuan Ed.”“Silakan dan jika ada keperluan kau bisa menghubungi sekretarisku.”“Baik Nona.”Setelah itu kini Rachel memasuki kantornya untuk melakukan pekerjaan nya. Sementara Boaz Berjaga di sekitar kantor dan di sekeliling Rachel untuk menjaga keamanan Rachel tentunya.Setelah cukup lama Boaz Berkeliling di sekitar kantor
disaat Radhis pergi menuju ke tempat Ed ternyata di waktu yang sama orang-orang suruhan laki-laki misterius itu kini sedang menyelesaikan urusan mereka masing-masing.beberapa orang dengan kode nama “B,” “C2 dan juga 3” sedang berbicara dengan laki-laki dengan tampilan usia yang sedikit tua.Tidak begitu jelas siapa laki-laki tua itu, karena kini mereka berbincang dengan berhadapan dan juga yang tampak kini hanya sebuah punggung yang tampak sedikit berumur namun suaranya masih menunjukkan jika dia menunjukan dirinya bekas dari orang yang berwibawa.“Jadi seperti itu, jika kau mau membantuku kau juga akan sama-sama bisa membalaskan dendammu atas anak tersayang-mu kepada laki-laki itu.”“Benarkah kalian akan membantuku
Bertepatan saat Ester meninggalkan ruangan Radhis, disaat yang sama ternyata seperti apa yang dibilang oleh Radhis kepada Ester di awal, jika memang dirinya kini sudah berjanji bertemu dengan Ed di sana.dan itu sangatlah pas, karena disaat Ester membuka pintu untuk pergi disaat yang sama Ed akan memasuki ruangan Radhis. bahkan kini Ed dalam posisi yang akan mengetuk ruangan Radhis.“Tuan Ed?” ucap Ester yang melihat Ed ada di luar pintu ruangan Radhis dalam posisi mengangkat satu tangan seperti orang kebanyakan yang sedang ingin mengetuk pintu.“Selamat pagi menjelang siang Nona,” Ed berkata dengan ekspresi yang sedikit kaku dan seperti orang yang sedang tekanan.“Siang? ini baru saja 9:30 Tuan,” ucap Ester yang menimpali ucapan
“Jika memang bukan hanya itu, lantas apa lagi tuan?” tanya Ed lagi kepada Radhis.“Alasannya adalah, aku berpikir jika mungkin saja mereka masih mengawasi kita di depan kantor ini,” ucap Radhis kepada Ed lagi.“Saya mengerti Tuan. Jadi Tuan tidak ingin mereka tahu, jika kita sudah mengetahui jika mereka mengirimkan Bom kepada kita.”“Iya kali benar, jadi aku ingin mereka berpikir jika kita masih belum tahu jika kita sudah mendapatkan bom yang mereka letakkan,” ucap Radhis dengan menyatukan jarinya dan menjadikannya sebagai penopang dagu.Ed jadi semakin sadar jika Tuan Mudanya kini semakin berkembang, dia merasa jika pemikiran dari Tuan mudanya kini menjadi lebih tajam, dan berkat itu Ed semakin kagum deng
“Mungkin yang aku inginkan saat ini adalah sebuah Villa atau tempat tinggal yang cukup besar lainnya sejenis itu,” ucap Radhis kepada Ed dengan tatapan orang yang yang sedang penuh pertimbangan.“Jika memang begitu aku ada saran lagi untuk tuan.”Belum selesai Ed berkata Radhis kembali memotong ucapan Ed, “Tapi ingat, sebelum kau memberikan saran kepadaku aku ingin tempat itu tidak jauh-jauh dari sini, karena kau tahu jika istriku adalah penggila kerja, aku tidak ingin dia berkendara malam terlalu jauh saat dia ingin lembur atau mungkin saat dia ada pertemuan dengan klien,” jelas Radhis kepada Ed.“Iya Tuan Muda, saya paham akan itu,” ucap Ed dalam sikap yang sangat serius.“Terimakasih jika kamu sudah paham, jadi ada
“Apa kabar Rachel?” Ester mencoba untuk membuka percakapan dengan Radhis, karena seperti yang diketahui Ester sebenarnya berada disini karena untuk menjadi calon IStri Radhis yang dipilihkan oleh Kakek Zond.Bahkan Kakek Zond, atau kakek RAdhis sangat mendukung jika RAdhis memiliki Istri lain selain Rachel, atau bisa dibilang memiliki dua orang Istri, yaitu Rachel dan juga Ester.sayangnya Radhis adalah orang yang setia, belum lagi dia adalah laki-laki yang sangat bertanggung jawab dengan pilihannya, dia akan melakukan setiap hal dengan penuh pertimbangan, bahkan jika itu urusan hati.“Baik,” jawab Radhis singkat, bukan karena Radhis tidak ingin berbicara dengan ESter, namun karena memang dia tidak tahu apa yang ingin dibicarakan dengan Ester.&ld
“Bagaimana aku harus menjelaskan tentang tanggapan istriku waktu itu?” ucap Radhis yang terhenti sejenak hanya untuk sekedar menarik nafas sebelum dia melanjutkan ucapannya. “Yang aku tahu waktu itu mungkin karena Beberapa hari sebelumnya sempat terjadi kesalahpahaman antara kami sehingga membuat Rachel seolah mengabaikan Deon waktu itu,” Lanjut Radhis menjelaskan. “Aku minta maaf sebelumnya jika terdengar kurang sopan. Tapi aku mau bertanya, kenapa kamu tidak segera memberitahu Rachel Jika kamu adalah pemilik dari perusahaan Geneve Itu?” Ester mencoba untuk memancing agar Radhis mau menjelaskan kepadanya alasan sebenarnya Kenapa Radhis tidak mau mengakui dirinya Yang kini menjadi kepala keluarga Zond. Mendapat pertanyaan dari Ester yang seperti itu, Radhis Menjelaskan alasan kenapa dia tidak mau memb
“Selamat datang Tuan, ada yang bisa saya bantu?” ucap salah seorang dari agen properti itu kepada Radhis.“Saya sedang melihat-lihat hunian Tuan untuk saya dan keluarga,” ucap Radhis kepada orang itu.“Silahkan Tuan, kamu punya banyak contoh hunian disini, Tuan bisa memilih sendiri jenis mana yang sekiranya cocok untuk Tuan dan keluarga.”Radhis yang mendengar itu merasa jika pelayanan mereka sangat bagus, untuk kelas Agen Properti yang cukup besar, karena seperti yang diketahui sedari awal jika Radhis datang kesini langsung dari Geneve, dan saat dia pergi ke Geneve menggunakan pakaian yang tidak terlalu mewah, karena dia merasa lelah mencari alasan untuk istri dan mertuanya.Hal itu membuat Radhis berpakaian seperti biasa cukup kaos dan celana panjang, tidak menunjukan