“Bagaimana aku harus menjelaskan tentang tanggapan istriku waktu itu?” ucap Radhis yang terhenti sejenak hanya untuk sekedar menarik nafas sebelum dia melanjutkan ucapannya.
“Yang aku tahu waktu itu mungkin karena Beberapa hari sebelumnya sempat terjadi kesalahpahaman antara kami sehingga membuat Rachel seolah mengabaikan Deon waktu itu,” Lanjut Radhis menjelaskan.
“Aku minta maaf sebelumnya jika terdengar kurang sopan. Tapi aku mau bertanya, kenapa kamu tidak segera memberitahu Rachel Jika kamu adalah pemilik dari perusahaan Geneve Itu?” Ester mencoba untuk memancing agar Radhis mau menjelaskan kepadanya alasan sebenarnya Kenapa Radhis tidak mau mengakui dirinya Yang kini menjadi kepala keluarga Zond.
Mendapat pertanyaan dari Ester yang seperti itu, Radhis Menjelaskan alasan kenapa dia tidak mau memb
“Selamat datang Tuan, ada yang bisa saya bantu?” ucap salah seorang dari agen properti itu kepada Radhis.“Saya sedang melihat-lihat hunian Tuan untuk saya dan keluarga,” ucap Radhis kepada orang itu.“Silahkan Tuan, kamu punya banyak contoh hunian disini, Tuan bisa memilih sendiri jenis mana yang sekiranya cocok untuk Tuan dan keluarga.”Radhis yang mendengar itu merasa jika pelayanan mereka sangat bagus, untuk kelas Agen Properti yang cukup besar, karena seperti yang diketahui sedari awal jika Radhis datang kesini langsung dari Geneve, dan saat dia pergi ke Geneve menggunakan pakaian yang tidak terlalu mewah, karena dia merasa lelah mencari alasan untuk istri dan mertuanya.Hal itu membuat Radhis berpakaian seperti biasa cukup kaos dan celana panjang, tidak menunjukan
“Kenapa kau tersenyum?!” kini wanita yang tadi membentak kepada orang Agen Properti yang memandu Radhis beralih membentak Radhis yang tadi tersenyum saat melihat sikap sombong darinya.“Maaf,” ucap Radhis dengan tersenyum.“Apa kau tidak pernah melihat orang sepertiku?” tanya wanita itu kembali kepada Radhis dengan menyipitkan matanya seolah menghina penampilan Radhis.selain itu wanita itu menutup mulut dan hidungnya seraya mendekatkan mukanya ke arah Radhis disertai berkata, “Apa yang sedang dicari orang sepertimu disini?”“Maaf, bukankah anda orang pintar dan berpendidikan,” jawab Radhis dengan ekspresi tanpa dosa.“Apa maksudmu?” tanya wanita itu lagi
“Tidak, belum.” jawab Radhis dengan ekspresi wajah datar tanpa ada emosi.“Lantas kenapa Tuan Mudah ingin pergi dari sini?” tanya ESter penasaran dengan apa yang sudah terjadi saat di pergi kekamar mandi tadi."Sebenarnya begini," ucap Radhis kepada Ester dengan satu tangan berusaha menarik knok pintu mobil untuk membukanya.Setelah itu Radhis menjelaskan semuanya kepada Ester saat mereka berdua kini berada di dalam mobil Radhis. Mulai awal saat Ester masuk dan Radhis dilayani oleh seorang wanita yang ternyata bernama Bianca. Wanita itu cukup ramah kepada Radhis, namun ada seorang wanita tampak sesuai dengan mertuanya yang tidak sopan kepada Radhis. Bahkan wanita meminta pelayan lain untuk memanggil manajer tempat itu.Tanpa terkecuali kini Radhis
Dari itu Ester kini mengerti jika orang yang di maksud oleh Radhis adalah kedua orang yang berada di sampingnya, dari itu Ester sebenarnya marah kepada kedua orang itu,namun Ester juga mengingat apa instruksi dari Radhis, yang diinginkan Radhis saat ini adalah Ester kesana untuk membelikan sebuah hunian untuk dirinya dan keluarganya.“Jadi Nona bagaimana?” tanya manajer kepada Ester yang terdiam mendengar apa yang dibicarakan oleh manajer itu dengan wanita judas yang tidak tahu siapa namanya tadi, namun meskipun begitu sepertinya wanita itu terlalu bersikap arogan sehingga membuat ESter penasaran siapa dirinya, kenapa sampai dia berani menilai orang lain berada di bawahnya.“Aku ingin yang ini,” ucap Ester dengan menunjuk salah satu dari contoh hunian kelas A itu yang ternyata bertuliskan “A1”.
Semua orang bergerombol dan saling berbincang satu sama lain, mereka semua berbincang untuk membicarakan Sandra, manajer acara, dan juga Ester. mereka bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, dan sebagian sudah paham dan menjelaskan kepada yang lainnya.mendapat perlawanan dari Sandra tentu saja Ester tidak tinggal diam, bukan tentang Villa yang mereka kejar untuk mereka miliki, namun disini lebih ke pelajaran untuk Sandra jika masih ada orang yang lebih di atasnya agar dia tidak berkata seenak hatinya.“1,5 Miliar Dolar!” ucap Ester dengan keras.semua orang riuh, sebagian mereka tahu siapa Ester, dia adalah orang yang menjadi orang kepercayaan dari pemimpin Geneve, namun sebagian juga tidak tahu. yang diketahui sebagian orang itu adalah Ester wanita mudah cantik dengan penampilan yang menunjukkan diriny
Ditanya seperti itu oleh Ester dan merasa tidak pernah pernah mengenal siapa wanita yang sudah memanggilnya itu, terang saja Bianca merasa takut dan hanya bisa menunduk.“Maaf jika saya salah Nona,” ucap Bianca kepada Ester.Bianca meminta maaf kepada Ester karena dia merasa takut jika kalau-kalau dia melakukan sebuah kesalahan kepada Ester, seseorang yang mampu memerintah manajer yang menjadi atasan Bianca memanggil dirinya tadi.Ester yang melihat Bianca merasa jika apa yang dikatakan oleh Radhis adalah benar, dia tidak merasakan adanya kebencian dari Bianca, justru Bianca tampak seperti seseorang yang sangat berkasih, dan memiliki sikap sopan kepada orang lain.“Apa kamu tahu kenapa aku meminta kepada manajer untuk memanggilmu?” tanya Ester.&nb
“Bagus, Jika memang begitu segera lakukan,” ucap Ester yang kemudian di dengar oleh semua orang.Sandra disini bingung, dia merasa kenapa Ester melakukan itu, sementara itu Sandra juga masih bingung kenapa ESter bisa begitu kuat sampai-sampai direktur dari perusahaan Properti itu.“Satu lagi,” ucap Ester yang kemudian segera di sahut oleh sang direktur dari perusahaan itu, “Apa itu Nona?” tanya sang Direktur.“Sebelum kamu menelepon Manajer disini, aku ingin kau bilang kepadanya jika Bianca menjadi Supervisor yang berada di bawah naunganmu, dan pastikan jika Bianca tidak akan mendapatkan diskriminasi lagi.”“Siap Nona!” jawab san
Mendengar nama Geneve, Sandra kaget dan seketika kini tahu siapa Ester, yaitu orang kepercayaan dari pemimpin Geneve.Kini Sandra sadar jika tadi dia sudah salah karena mencoba untuk bersaing dengan Ester, belum lagi Sandra tadi berkata kasar kepada Ester. Menyadari itu Sandra seketika semakin ketakutan, dia takut jika karena kesalahan yang dia lakukan akan membuat dirinya mendapatkan masalah.“Nona,” panggil Sandra kepada Ester, karena disaat itu Ester masih telepon dengan direktur perusahaan properti tentu saja Ester tidak menjawab panggilan dari Sandra, namun Ester memberikan kode kepadanya jika dia masih belum bisa berbicara dan mengangkat satu jari telunjuknya.Berbeda dengan sebelumnya kini Sandra tidak berani memprotes sikap Ester, karena kini dia tau tidak mungkin untuk dirinya bertindak se