Dari itu Ester kini mengerti jika orang yang di maksud oleh Radhis adalah kedua orang yang berada di sampingnya, dari itu Ester sebenarnya marah kepada kedua orang itu,namun Ester juga mengingat apa instruksi dari Radhis, yang diinginkan Radhis saat ini adalah Ester kesana untuk membelikan sebuah hunian untuk dirinya dan keluarganya.
“Jadi Nona bagaimana?” tanya manajer kepada Ester yang terdiam mendengar apa yang dibicarakan oleh manajer itu dengan wanita judas yang tidak tahu siapa namanya tadi, namun meskipun begitu sepertinya wanita itu terlalu bersikap arogan sehingga membuat ESter penasaran siapa dirinya, kenapa sampai dia berani menilai orang lain berada di bawahnya.
“Aku ingin yang ini,” ucap Ester dengan menunjuk salah satu dari contoh hunian kelas A itu yang ternyata bertuliskan “A1”.
Semua orang bergerombol dan saling berbincang satu sama lain, mereka semua berbincang untuk membicarakan Sandra, manajer acara, dan juga Ester. mereka bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, dan sebagian sudah paham dan menjelaskan kepada yang lainnya.mendapat perlawanan dari Sandra tentu saja Ester tidak tinggal diam, bukan tentang Villa yang mereka kejar untuk mereka miliki, namun disini lebih ke pelajaran untuk Sandra jika masih ada orang yang lebih di atasnya agar dia tidak berkata seenak hatinya.“1,5 Miliar Dolar!” ucap Ester dengan keras.semua orang riuh, sebagian mereka tahu siapa Ester, dia adalah orang yang menjadi orang kepercayaan dari pemimpin Geneve, namun sebagian juga tidak tahu. yang diketahui sebagian orang itu adalah Ester wanita mudah cantik dengan penampilan yang menunjukkan diriny
Ditanya seperti itu oleh Ester dan merasa tidak pernah pernah mengenal siapa wanita yang sudah memanggilnya itu, terang saja Bianca merasa takut dan hanya bisa menunduk.“Maaf jika saya salah Nona,” ucap Bianca kepada Ester.Bianca meminta maaf kepada Ester karena dia merasa takut jika kalau-kalau dia melakukan sebuah kesalahan kepada Ester, seseorang yang mampu memerintah manajer yang menjadi atasan Bianca memanggil dirinya tadi.Ester yang melihat Bianca merasa jika apa yang dikatakan oleh Radhis adalah benar, dia tidak merasakan adanya kebencian dari Bianca, justru Bianca tampak seperti seseorang yang sangat berkasih, dan memiliki sikap sopan kepada orang lain.“Apa kamu tahu kenapa aku meminta kepada manajer untuk memanggilmu?” tanya Ester.&nb
“Bagus, Jika memang begitu segera lakukan,” ucap Ester yang kemudian di dengar oleh semua orang.Sandra disini bingung, dia merasa kenapa Ester melakukan itu, sementara itu Sandra juga masih bingung kenapa ESter bisa begitu kuat sampai-sampai direktur dari perusahaan Properti itu.“Satu lagi,” ucap Ester yang kemudian segera di sahut oleh sang direktur dari perusahaan itu, “Apa itu Nona?” tanya sang Direktur.“Sebelum kamu menelepon Manajer disini, aku ingin kau bilang kepadanya jika Bianca menjadi Supervisor yang berada di bawah naunganmu, dan pastikan jika Bianca tidak akan mendapatkan diskriminasi lagi.”“Siap Nona!” jawab san
Mendengar nama Geneve, Sandra kaget dan seketika kini tahu siapa Ester, yaitu orang kepercayaan dari pemimpin Geneve.Kini Sandra sadar jika tadi dia sudah salah karena mencoba untuk bersaing dengan Ester, belum lagi Sandra tadi berkata kasar kepada Ester. Menyadari itu Sandra seketika semakin ketakutan, dia takut jika karena kesalahan yang dia lakukan akan membuat dirinya mendapatkan masalah.“Nona,” panggil Sandra kepada Ester, karena disaat itu Ester masih telepon dengan direktur perusahaan properti tentu saja Ester tidak menjawab panggilan dari Sandra, namun Ester memberikan kode kepadanya jika dia masih belum bisa berbicara dan mengangkat satu jari telunjuknya.Berbeda dengan sebelumnya kini Sandra tidak berani memprotes sikap Ester, karena kini dia tau tidak mungkin untuk dirinya bertindak se
Setelah Ester mengangkat Bianca untuk berdiri, Ester mencoba untuk menata emosi Bianca.Ester tidak mau jika Bianca membuat dirinya menjadi besar kepala, “Tolong berdirilah.”“Aku sangat-sangat berterimakasih kepada Anda Nona,” ucap Bianca yang kini masih saja berlutut di hadapan Ester.Namun akhirnya Bianca mau diminta berdiri, dan kini Bianca Berdiri tepat di hadapan Ester dan mereka berdiri berdekatan.Disaat itulah Ester membisikan kepada Bianca, “Jika kamu ingin berterima kasih jangan kepadaku.”Merasa Bingung Bianca tanpa bisa menahan lagi langsung bertanya ke
Setelah cukup lama Ester di dalam gedung itu Radhis mencoba untuk meneleponnya, Radhis bertujuan bertanya apa semua tugas yang diberikan olehnya sudah selesai.“Halo Tuan Muda?” ucap Ester saat Radhis meneleponnya dari luar gedung.Radhis menelepon Ester dengan duduk di seberang gedung, di sebuah cafe dengan memegang segelas latte di tangannya. itulah yang dia lakukan kini, sementara itu dalam gedung yang diketahui Radhis, Ester sedang bernegosiasi untuk membayar Sebuah Villa untuk dapat dimiliki oleh Radhis.“Bagaimana hasilnya?” tanya Radhis dengan tenang, karena dia tahu tidak akan ada yang berani untuk menyepelekan Ester, karena dia tahu jika memang tempat ini adalah tempat yang besar maka sudah pasti mereka akan mengenal Ester.“Semuany
Ester yang mendengar ucapan Tuan Mudahnya merasa sedikit takut, dia merasa jika Radhis kecewa dengan dirinya. namun Ester juga menatap ke arah Bianca dia melihat seberapa tulus ekspresi dari Bianca, akhirnya Ester mencoba membujuk Radhis agar mau bertemu dengan Bianca. Ester Tahu jika Bianca tidak bertemu dengan Radhis maka bianca akan merasa sedih akibat dari tidak bisa bertemu dengan orang yang membantu dirinya.“Maaf Tuan Muda,” ucap Ester yang mencoba memberanikan dirinya.“Tolong Tuan Muda temui Dia,” ucap Ester menambahkan.“Kenapa?” Radhis bertanya karena dia merasa jika Ester mencoba untuk memaksa dirinya menemui Bianca.“Saya tahu bagaimana rasanya di bantu oleh seseorang namun tidak bisa mengucapkan terima kasih kepadan
“Ada apa?” tanya Dere dengan santai, meskipun Tania sudah membentak dirinya dengan kasar.Dere bukanlah takut kepada Tania, namun dia hanya tidak ingin semuanya semakin rumit, karena dia tahu jika istrinya tidak akan diam saja jika di di Dere berkata kasar kepada dirinya, akhirnya Dere tampak selalu mengalah kepada Tania istrinya.“Aku tadi bertanya kepadamu,” ucap Tania kepada suaminya yang kini sedang memegang koran di tangannya dan duduk bersilah layaknya orang kaya.“Kira-kira hunian seperti apa yang akan kita dapatkan dari Ed Ackerley?” tambah Tania mengulangi pertanyaannya kepada Dere.“Aku tidak Tahu, biarkan semuanya diurus oleh Radhis,” jawab Dere dengan sekenan hatinya.