“Jika memang bukan hanya itu, lantas apa lagi tuan?” tanya Ed lagi kepada Radhis.
“Alasannya adalah, aku berpikir jika mungkin saja mereka masih mengawasi kita di depan kantor ini,” ucap Radhis kepada Ed lagi.
“Saya mengerti Tuan. Jadi Tuan tidak ingin mereka tahu, jika kita sudah mengetahui jika mereka mengirimkan Bom kepada kita.”
“Iya kali benar, jadi aku ingin mereka berpikir jika kita masih belum tahu jika kita sudah mendapatkan bom yang mereka letakkan,” ucap Radhis dengan menyatukan jarinya dan menjadikannya sebagai penopang dagu.
Ed jadi semakin sadar jika Tuan Mudanya kini semakin berkembang, dia merasa jika pemikiran dari Tuan mudanya kini menjadi lebih tajam, dan berkat itu Ed semakin kagum deng
“Mungkin yang aku inginkan saat ini adalah sebuah Villa atau tempat tinggal yang cukup besar lainnya sejenis itu,” ucap Radhis kepada Ed dengan tatapan orang yang yang sedang penuh pertimbangan.“Jika memang begitu aku ada saran lagi untuk tuan.”Belum selesai Ed berkata Radhis kembali memotong ucapan Ed, “Tapi ingat, sebelum kau memberikan saran kepadaku aku ingin tempat itu tidak jauh-jauh dari sini, karena kau tahu jika istriku adalah penggila kerja, aku tidak ingin dia berkendara malam terlalu jauh saat dia ingin lembur atau mungkin saat dia ada pertemuan dengan klien,” jelas Radhis kepada Ed.“Iya Tuan Muda, saya paham akan itu,” ucap Ed dalam sikap yang sangat serius.“Terimakasih jika kamu sudah paham, jadi ada
“Apa kabar Rachel?” Ester mencoba untuk membuka percakapan dengan Radhis, karena seperti yang diketahui Ester sebenarnya berada disini karena untuk menjadi calon IStri Radhis yang dipilihkan oleh Kakek Zond.Bahkan Kakek Zond, atau kakek RAdhis sangat mendukung jika RAdhis memiliki Istri lain selain Rachel, atau bisa dibilang memiliki dua orang Istri, yaitu Rachel dan juga Ester.sayangnya Radhis adalah orang yang setia, belum lagi dia adalah laki-laki yang sangat bertanggung jawab dengan pilihannya, dia akan melakukan setiap hal dengan penuh pertimbangan, bahkan jika itu urusan hati.“Baik,” jawab Radhis singkat, bukan karena Radhis tidak ingin berbicara dengan ESter, namun karena memang dia tidak tahu apa yang ingin dibicarakan dengan Ester.&ld
“Bagaimana aku harus menjelaskan tentang tanggapan istriku waktu itu?” ucap Radhis yang terhenti sejenak hanya untuk sekedar menarik nafas sebelum dia melanjutkan ucapannya. “Yang aku tahu waktu itu mungkin karena Beberapa hari sebelumnya sempat terjadi kesalahpahaman antara kami sehingga membuat Rachel seolah mengabaikan Deon waktu itu,” Lanjut Radhis menjelaskan. “Aku minta maaf sebelumnya jika terdengar kurang sopan. Tapi aku mau bertanya, kenapa kamu tidak segera memberitahu Rachel Jika kamu adalah pemilik dari perusahaan Geneve Itu?” Ester mencoba untuk memancing agar Radhis mau menjelaskan kepadanya alasan sebenarnya Kenapa Radhis tidak mau mengakui dirinya Yang kini menjadi kepala keluarga Zond. Mendapat pertanyaan dari Ester yang seperti itu, Radhis Menjelaskan alasan kenapa dia tidak mau memb
“Selamat datang Tuan, ada yang bisa saya bantu?” ucap salah seorang dari agen properti itu kepada Radhis.“Saya sedang melihat-lihat hunian Tuan untuk saya dan keluarga,” ucap Radhis kepada orang itu.“Silahkan Tuan, kamu punya banyak contoh hunian disini, Tuan bisa memilih sendiri jenis mana yang sekiranya cocok untuk Tuan dan keluarga.”Radhis yang mendengar itu merasa jika pelayanan mereka sangat bagus, untuk kelas Agen Properti yang cukup besar, karena seperti yang diketahui sedari awal jika Radhis datang kesini langsung dari Geneve, dan saat dia pergi ke Geneve menggunakan pakaian yang tidak terlalu mewah, karena dia merasa lelah mencari alasan untuk istri dan mertuanya.Hal itu membuat Radhis berpakaian seperti biasa cukup kaos dan celana panjang, tidak menunjukan
“Kenapa kau tersenyum?!” kini wanita yang tadi membentak kepada orang Agen Properti yang memandu Radhis beralih membentak Radhis yang tadi tersenyum saat melihat sikap sombong darinya.“Maaf,” ucap Radhis dengan tersenyum.“Apa kau tidak pernah melihat orang sepertiku?” tanya wanita itu kembali kepada Radhis dengan menyipitkan matanya seolah menghina penampilan Radhis.selain itu wanita itu menutup mulut dan hidungnya seraya mendekatkan mukanya ke arah Radhis disertai berkata, “Apa yang sedang dicari orang sepertimu disini?”“Maaf, bukankah anda orang pintar dan berpendidikan,” jawab Radhis dengan ekspresi tanpa dosa.“Apa maksudmu?” tanya wanita itu lagi
“Tidak, belum.” jawab Radhis dengan ekspresi wajah datar tanpa ada emosi.“Lantas kenapa Tuan Mudah ingin pergi dari sini?” tanya ESter penasaran dengan apa yang sudah terjadi saat di pergi kekamar mandi tadi."Sebenarnya begini," ucap Radhis kepada Ester dengan satu tangan berusaha menarik knok pintu mobil untuk membukanya.Setelah itu Radhis menjelaskan semuanya kepada Ester saat mereka berdua kini berada di dalam mobil Radhis. Mulai awal saat Ester masuk dan Radhis dilayani oleh seorang wanita yang ternyata bernama Bianca. Wanita itu cukup ramah kepada Radhis, namun ada seorang wanita tampak sesuai dengan mertuanya yang tidak sopan kepada Radhis. Bahkan wanita meminta pelayan lain untuk memanggil manajer tempat itu.Tanpa terkecuali kini Radhis
Dari itu Ester kini mengerti jika orang yang di maksud oleh Radhis adalah kedua orang yang berada di sampingnya, dari itu Ester sebenarnya marah kepada kedua orang itu,namun Ester juga mengingat apa instruksi dari Radhis, yang diinginkan Radhis saat ini adalah Ester kesana untuk membelikan sebuah hunian untuk dirinya dan keluarganya.“Jadi Nona bagaimana?” tanya manajer kepada Ester yang terdiam mendengar apa yang dibicarakan oleh manajer itu dengan wanita judas yang tidak tahu siapa namanya tadi, namun meskipun begitu sepertinya wanita itu terlalu bersikap arogan sehingga membuat ESter penasaran siapa dirinya, kenapa sampai dia berani menilai orang lain berada di bawahnya.“Aku ingin yang ini,” ucap Ester dengan menunjuk salah satu dari contoh hunian kelas A itu yang ternyata bertuliskan “A1”.
Semua orang bergerombol dan saling berbincang satu sama lain, mereka semua berbincang untuk membicarakan Sandra, manajer acara, dan juga Ester. mereka bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, dan sebagian sudah paham dan menjelaskan kepada yang lainnya.mendapat perlawanan dari Sandra tentu saja Ester tidak tinggal diam, bukan tentang Villa yang mereka kejar untuk mereka miliki, namun disini lebih ke pelajaran untuk Sandra jika masih ada orang yang lebih di atasnya agar dia tidak berkata seenak hatinya.“1,5 Miliar Dolar!” ucap Ester dengan keras.semua orang riuh, sebagian mereka tahu siapa Ester, dia adalah orang yang menjadi orang kepercayaan dari pemimpin Geneve, namun sebagian juga tidak tahu. yang diketahui sebagian orang itu adalah Ester wanita mudah cantik dengan penampilan yang menunjukkan diriny