Setelah Radhis menutup telepon itu Radhis segera menghidupkan mobilnya, dia memutar mobilnya den berjalan kearah sebelumnya.
Dia sempat melewati sedean hitam yang dia bicarakan dengan Rocky di telepon tadi, mobil yang mengikuti dia sedari di rumah Radhis, masih sempat dia melihat kearah mobil itu dalam sepersekian detik itu dia bisa melihat jelas 3 orang didalam mobil menggunakan pakaian hitam dan juga bertopi.
Merasa ada yang aneh dia tidak jadi pulang, setelah cukup jauh dia memacu mobilnya dia berhenti di sebuah mini market dia memarkir mobilnya sedikit lebih menepi agar tidak bisa di lihat oleh orang,
“Aku akan pulang terlambat”, ucap Radhis yang menelepon Rachel,
“Kenapa?”, tanya Rachel kawatir,
“Kamu tidak apa-apa kan?”, tanya Rachel yang tampak begitu panik.
“Tidak, aku tidak apa-apa tapi ada sesuatu yang masih harus aku kerjakan”, ucap Radhis dengan tetap memandang ke arah mobil sedan t
Kini setelah Radhis puas melihat mereka dia segera berjalan menujuh rumah,sebelumnya dia sedikit takut jika intuisinya salah, dan yang ada disana bukanlah orang yang seperti di fikirannya.Dia memastikan bahwa meraka memang orang yang ingin melakukan sesuatu kepada Ester.Setelah membuktikan intuisinya tidak salah kini dia segera kembali ke mobilnya dan memacunya untuk segerah pulang karena dia tidak ingin membuatnya kawatir.Sementara itu lewat dari tengah malam juga di Moland, goma sedang bersama dengan dua gadis duduk di suatu bar, sampai akhirnya seseorang meneleponnya,“Tuan, maaf, orang-orang yang mengikuti nona Ester kini di tangkap oleh orang yang tidak di kenal”, ucap informan Goma kepadanya.“Apa katamu??!!!”, ucap Goma Esfor kepada orang yang sedang berada ditelepon itu.“Bagaimana mungkin?!”, ucap Goma,“Saya curiga ini ada hubungannya dengan Ed Ackerley tuan”, uc
“Jadi tadi sewaktu aku mnegantarkan Ester, aku merasa ada yang mengikuti kami”, ucap Radhis yang belum selesai tapi sudah di potong oleh Rachel karena penasaran,“Terus?!, memang nya siapa yang mengikuti kalian?”, tegas Rachel.“Makanya aku akan menjelaskan dulu”,ucap Radhis yang melihat istrinya tampak begitu panik.“Jadi begini,”, Radhis yang mulai menjelaskan semua kronologi yang terjadi,“Tadi saat aku mengantar Ester, ada satu mobil yang selalu mengikuti kami”,“Dan itulah mengapa aku menitipkan Ester di tuan Ed”,“setelah aku coba berbicara dengan Ester ternyata memang benar, beberapa hari ini dia merasa sedang ada yang mengawasinya”,“Setelah itu apa yang kamu lakukan?”, tanya Rachel sedikit kawatir, “Kamu jangan menghadapi orang-orang yang berbahaya sendirian”, ucap Rachel dengan tampak begitu kawatir akan keselamatan Suaminya
“Apa semuanya sudah siap?”, ucap nenek Xion kepada Nori.“Tinggal beberapa barang yang belum aku masukkan Bu”, ucap Nori yang masih menyiapkan sarapan untuk keluarga itu, karena sesibuk apapun mereka tetaplah butuh makan dan sarapan pagi.“Jika memang begitu siapkan semuanya, nanti aku akan keluar terlebih dahullu dengan suamimu untuk melakukan sesuatu, termasuk memesaan tiket untuk keberangkatan kita”, jelas nenek Xion yang kemudian duduk di ruang tamu untuk menunggu Marot keluar dari kamarnya.“Iya Bu, biar aku panggilan Suamiku dulu”, ucap Nori yang seoalh paham keinginan mertuanya.“Suamiku kamu dusah di tunggu oleh Ibu di luar”, kata Nori yang sudah berada dalam kamar dan melihat suaminya sedang memakai bajunya.“Iya aku akan segera keluar”, ucap Marot dengan mengancingkan kemejanya satu-persatu.Setelah mendengarnya Nori segera keluar untuk memberitahu nenek Xion k
“Jadi bagaimana Nyonya mau type rumah seperti apa?”, ucap Wanita itu dengan semangat setelah melihat tampilan dari nenek Xion dan juga Marot yang begitu tampak mewah.“Ohh tidak-tidak, justru saya kesini berencana mau menyewakan rumah”, ucap nenek Xion.“Oh.. jadi seperti itu, kalau boleh tau alasan nyonya menyewakan Rumah kenapa?”, ucap Wanita itu karena merasa untuk orang dengan tampilan semewah mereka tak mungkin jika kekurangan uang, pikirnya.“Saya berencana mau pergi keluar negeri untuk cukup lama, jadi property saya jika di sewakan itu akan sangat berguna, di sisi lain ada yang merawat juga akan mendapatkan benefit pastinya”, jelas nenek Xion.“Nyonya bertindak tepat jika datang kekami dan mempercayakan semuanya kepada kami”, “Kalau boleh tahu dimana letak property Nyonya?”, tambah Wanita pegawai property itu bertanya.“Rumah saya berada di Perumahan Glory&rd
“Maafkan saya Tuan”, ucap orang itu dengan bersujud kepada Rocky.“Jaga mereka”, ucap Rocky yang ekmudian meninggalkan mereka semua.Kini Radhis dan keluarganya sedang menikmati sarapan paginya di saat Ester sudah mulai bersiap menuju kantor, Begitu Ester keluar dari ruangan hotel, sudah ada beberapa orang di depan pintu kamar tempa Ester menginap.“Selamat pagi Nona” ucap Ed yang sudah menunggunya di depan pintu bersama beberapa orang tadi.“Iya Ed, kenapa kamu menungguku disini”, tanya Ester dengan tangan masih memegang gagang pintu.“Sesuai dari instruksi Tuan Muda, saya akan mengawal Nona untuk sementara, sampai Tuan Muda memberikan intruksi selanjutnya”, ucap Ed dengan sedikit membungkukan badannya.“Oh baiklah kalau memang begitu”, ucap Ester yang kemudian dia berjalan dengan di ikuti oleh beberapa orang itu sampai Ester sampai di Geneve.Sementa
“Jangan dipotong dahulu, aku belum selesai berbicara”, ucap Tania dengan melotot kepada anaknya satu-satunya itu.“Jadi waktu itu Radhis berdebat dengannya”, ucap Tania.“Berdebat masalah apa?”, tanya Rachel dengan tampang tidak berdosanya.“Apa lagi, anak teman ibu ingin mencoba merayuku agar aku mau mengenalkannya kepadamu, bahkan dia ingin menggantika posisi Radhis di rumah tanggamu”, ucap Tania lagi.“Kenapa ada orang seperti itu?”, tanya Rachel dengan muka bingung nya,“Bukan tentang ada atau tidaknya, tapi dia berani mengaku mengenal direktur Geneve dan menghasutku agar aku percaya itulah mungkin yang membuat Radhis marah, seoalh Radhis juga mengenal siap Direktur Geneve itu”, ucap Tania dengan wajahnya yang tampak begitu bingung dengan menantunya meskipun hal ini sudah berlalu.“Terus setelah itu apa yang terjadi?”, tanya Rachel kepada Tania.&l
Disaat yang bersamaan kini Goma sedang berada di suatu kamar Hotel.Dia di peluk satu orang wanita yang sangat muda dengan tanpa busana hanya bertutupkan selimut putih sebatas leher dan lutut keduanya.Sampai tiba-tiba teleponnya berbunyi, “Hoooaammm”, kini Goma terbangun, dan menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan secara perlahan.Dering telepon masih berbunyi, Goma melihat kelayar ponselnya ada nama istrinya disana,“Dimana kamu?”, tanya istrinya , “Kenapa semalam kamu tidak pulang” tambah Istrinya bertanya.“Oh.. Istriku, iya aku bermalam di hotel dekat kantor Dave di Austry”, ucap Goma mencari alasan.“Dengan siapa kamu?”, ucap Istrinya,“Sendirian pastinya mau dengan siapa?”, ucap Goma berbohong dengan tangan meraba-raba gadis yang sedang tertidur di dadanya.“kapan kamu akan pulang?”, tanya Istrinya dengan ketus.“N
“Wah dia sangat Sexy”, ucap Dave kepada Goma, saat melihat gadis yang bersandar di sandaran tempat tidurcuma dengan bertutupkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya,Bahkan menunjukkan belahan didadanya yang terang saja melihat mata laki-laki akan berbinar saat melihatnya.“Kalau kau mau coba saja, aku akan mandi dulu”, ucap Goma seolah gadis itu hanya mainan yang bisa dia pinjamkan kesiapapun sesuka hatinya.“Aku membawa orangku jadi kapan-kapan saja”, ucap Dave kepada Goma yang berjalan menuju kamar mandi, dengan menunjuk kepada dua orang yang ada dibelakangnya.“Kau dengar itu sayang?” tannya Goma kepada gadis itu,“Iya, aku dengar”, ucap gadis itu kepada Goma, dan kemudian dengan menatap Dave dia berkata lagi,“Hubungi aku kapanpun Tuan mau”, dengan sedikit menurunkan selimut yang menutupidadanya membuat bagian bulatan indah itu sedikit lebi terekspose.
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia