“Apa semuanya sudah siap?”, ucap nenek Xion kepada Nori.
“Tinggal beberapa barang yang belum aku masukkan Bu”, ucap Nori yang masih menyiapkan sarapan untuk keluarga itu, karena sesibuk apapun mereka tetaplah butuh makan dan sarapan pagi.
“Jika memang begitu siapkan semuanya, nanti aku akan keluar terlebih dahullu dengan suamimu untuk melakukan sesuatu, termasuk memesaan tiket untuk keberangkatan kita”, jelas nenek Xion yang kemudian duduk di ruang tamu untuk menunggu Marot keluar dari kamarnya.
“Iya Bu, biar aku panggilan Suamiku dulu”, ucap Nori yang seoalh paham keinginan mertuanya.
“Suamiku kamu dusah di tunggu oleh Ibu di luar”, kata Nori yang sudah berada dalam kamar dan melihat suaminya sedang memakai bajunya.
“Iya aku akan segera keluar”, ucap Marot dengan mengancingkan kemejanya satu-persatu.
Setelah mendengarnya Nori segera keluar untuk memberitahu nenek Xion k
“Jadi bagaimana Nyonya mau type rumah seperti apa?”, ucap Wanita itu dengan semangat setelah melihat tampilan dari nenek Xion dan juga Marot yang begitu tampak mewah.“Ohh tidak-tidak, justru saya kesini berencana mau menyewakan rumah”, ucap nenek Xion.“Oh.. jadi seperti itu, kalau boleh tau alasan nyonya menyewakan Rumah kenapa?”, ucap Wanita itu karena merasa untuk orang dengan tampilan semewah mereka tak mungkin jika kekurangan uang, pikirnya.“Saya berencana mau pergi keluar negeri untuk cukup lama, jadi property saya jika di sewakan itu akan sangat berguna, di sisi lain ada yang merawat juga akan mendapatkan benefit pastinya”, jelas nenek Xion.“Nyonya bertindak tepat jika datang kekami dan mempercayakan semuanya kepada kami”, “Kalau boleh tahu dimana letak property Nyonya?”, tambah Wanita pegawai property itu bertanya.“Rumah saya berada di Perumahan Glory&rd
“Maafkan saya Tuan”, ucap orang itu dengan bersujud kepada Rocky.“Jaga mereka”, ucap Rocky yang ekmudian meninggalkan mereka semua.Kini Radhis dan keluarganya sedang menikmati sarapan paginya di saat Ester sudah mulai bersiap menuju kantor, Begitu Ester keluar dari ruangan hotel, sudah ada beberapa orang di depan pintu kamar tempa Ester menginap.“Selamat pagi Nona” ucap Ed yang sudah menunggunya di depan pintu bersama beberapa orang tadi.“Iya Ed, kenapa kamu menungguku disini”, tanya Ester dengan tangan masih memegang gagang pintu.“Sesuai dari instruksi Tuan Muda, saya akan mengawal Nona untuk sementara, sampai Tuan Muda memberikan intruksi selanjutnya”, ucap Ed dengan sedikit membungkukan badannya.“Oh baiklah kalau memang begitu”, ucap Ester yang kemudian dia berjalan dengan di ikuti oleh beberapa orang itu sampai Ester sampai di Geneve.Sementa
“Jangan dipotong dahulu, aku belum selesai berbicara”, ucap Tania dengan melotot kepada anaknya satu-satunya itu.“Jadi waktu itu Radhis berdebat dengannya”, ucap Tania.“Berdebat masalah apa?”, tanya Rachel dengan tampang tidak berdosanya.“Apa lagi, anak teman ibu ingin mencoba merayuku agar aku mau mengenalkannya kepadamu, bahkan dia ingin menggantika posisi Radhis di rumah tanggamu”, ucap Tania lagi.“Kenapa ada orang seperti itu?”, tanya Rachel dengan muka bingung nya,“Bukan tentang ada atau tidaknya, tapi dia berani mengaku mengenal direktur Geneve dan menghasutku agar aku percaya itulah mungkin yang membuat Radhis marah, seoalh Radhis juga mengenal siap Direktur Geneve itu”, ucap Tania dengan wajahnya yang tampak begitu bingung dengan menantunya meskipun hal ini sudah berlalu.“Terus setelah itu apa yang terjadi?”, tanya Rachel kepada Tania.&l
Disaat yang bersamaan kini Goma sedang berada di suatu kamar Hotel.Dia di peluk satu orang wanita yang sangat muda dengan tanpa busana hanya bertutupkan selimut putih sebatas leher dan lutut keduanya.Sampai tiba-tiba teleponnya berbunyi, “Hoooaammm”, kini Goma terbangun, dan menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan secara perlahan.Dering telepon masih berbunyi, Goma melihat kelayar ponselnya ada nama istrinya disana,“Dimana kamu?”, tanya istrinya , “Kenapa semalam kamu tidak pulang” tambah Istrinya bertanya.“Oh.. Istriku, iya aku bermalam di hotel dekat kantor Dave di Austry”, ucap Goma mencari alasan.“Dengan siapa kamu?”, ucap Istrinya,“Sendirian pastinya mau dengan siapa?”, ucap Goma berbohong dengan tangan meraba-raba gadis yang sedang tertidur di dadanya.“kapan kamu akan pulang?”, tanya Istrinya dengan ketus.“N
“Wah dia sangat Sexy”, ucap Dave kepada Goma, saat melihat gadis yang bersandar di sandaran tempat tidurcuma dengan bertutupkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya,Bahkan menunjukkan belahan didadanya yang terang saja melihat mata laki-laki akan berbinar saat melihatnya.“Kalau kau mau coba saja, aku akan mandi dulu”, ucap Goma seolah gadis itu hanya mainan yang bisa dia pinjamkan kesiapapun sesuka hatinya.“Aku membawa orangku jadi kapan-kapan saja”, ucap Dave kepada Goma yang berjalan menuju kamar mandi, dengan menunjuk kepada dua orang yang ada dibelakangnya.“Kau dengar itu sayang?” tannya Goma kepada gadis itu,“Iya, aku dengar”, ucap gadis itu kepada Goma, dan kemudian dengan menatap Dave dia berkata lagi,“Hubungi aku kapanpun Tuan mau”, dengan sedikit menurunkan selimut yang menutupidadanya membuat bagian bulatan indah itu sedikit lebi terekspose.
Kini keluarga nenek Xion yang sudah selesai dengan tawar-menawar sudah bersiap untuk berangkat ke China,“Baik Nyonya, kita sekarang sepakat jadi saya akan segera menghubungi nyonya setelah saya menyiapkan penyewa untuk rumah ini” , ucap pegawai property yang kini di rumah itu untuk berunding dengan nenek Xion.“Tentu saja Nona, senang berbisnis dengan nona”, ucap bebek Xion.“Kalau begitu saya kembali ke kantor dulu Nyonya”, ucap sang pegawai property.“Silahkan Nona”, ucap nenek Xion, dan kini wanita itu pergi meninggalkan keluarga nenek Xion.Setelah wanita itu pergi kini mereka bersiap untuk berangkat, “Kita akan berangkat sekarang”, ucap nenek Xion.“Iya nek”, ucap Sea yang menyeret kopernya sambil menoleh ke arah rumah yang mereka tinggalkan.Kini mereka berempat pergi menuju kebandara untuk selanjutnya terbang ke China.Sementara itu oRadhis ju
Kini Radhis membaringkan tubuh istrinya, setelahnya dia berdiri melihat istri cantiknya berbaring pasrah menunggu serangan yang akan dilakukan olehnya,“Sayang ini masih siang”, ucap Rachel.“Tidak masalah sayang, kita akan menghabiskan wakti liburmu”, ucap Radhis yang segera menindih tubuh istrinya.Dan kini mereka bergumul di waktu itu juga tidak perduli itu mau masih siang atau ada Dere dan Tania dirumah.Di tempat lain nenek Xion sudah berada disalam pesawat menuju China,“Apa kau sudah menghubungi Huang?”, tanya nenek Xion kepada Marot.“Sudah Bu, nanti dia akan menjemput kita di bandara”.“Bagus”, ucap nenek Xion yang kemudian menyandarkan punggungnya menikmati sisah sekitar 45 menit perjalanan itu.Dan di Auckland sendiri kini sebuh pesawat pribadi mendarat dengan membawa penumpang delapan orang, disaat mereka keluar dari bandara, tiga orang di antaranya menarik
“Sudah-sudah, cukup bercandanya” ucap Ester yang membenahi posisi duduknya.“Siapa yang bercanda.. aku serius bertanya...”, ucap Rachel.“Sudahlah..”, ucap Ester.“Berarti memang benar kau menyukai Direkturmu?”, ucap Rachel memastikan.Dengan berat hati akhirnya Ester menjawab dengan benar, “Iya.. bisa dibilang aku jatuh hati kepadanya semenjak pertama ketemudia di kantor”, ucap Ester.“Ohh.. sukurlah”, ucap Rachel seolah lega.“Kenapa?, apa itu ada hubungan denganmu?”, tanyas Ester yang bingung dengan sikap Rachel.“Tidak kok.. aku hanya takut jika kamu menyukai suamiku”, Rachel tertawa renyah. Sedangkan Radhis tiba-tiba saja terbatuk.“Tapi jika memang kamu menyukai direkturmu aku jadi sedikit lega”, ucap Rachel dengan tersenyum polos percaya dengan semua yang di bicarakan dengan Ester.“Aku akan pula