“Jangan dipotong dahulu, aku belum selesai berbicara”, ucap Tania dengan melotot kepada anaknya satu-satunya itu.
“Jadi waktu itu Radhis berdebat dengannya”, ucap Tania.
“Berdebat masalah apa?”, tanya Rachel dengan tampang tidak berdosanya.
“Apa lagi, anak teman ibu ingin mencoba merayuku agar aku mau mengenalkannya kepadamu, bahkan dia ingin menggantika posisi Radhis di rumah tanggamu”, ucap Tania lagi.
“Kenapa ada orang seperti itu?”, tanya Rachel dengan muka bingung nya,
“Bukan tentang ada atau tidaknya, tapi dia berani mengaku mengenal direktur Geneve dan menghasutku agar aku percaya itulah mungkin yang membuat Radhis marah, seoalh Radhis juga mengenal siap Direktur Geneve itu”, ucap Tania dengan wajahnya yang tampak begitu bingung dengan menantunya meskipun hal ini sudah berlalu.
“Terus setelah itu apa yang terjadi?”, tanya Rachel kepada Tania.
&l
Disaat yang bersamaan kini Goma sedang berada di suatu kamar Hotel.Dia di peluk satu orang wanita yang sangat muda dengan tanpa busana hanya bertutupkan selimut putih sebatas leher dan lutut keduanya.Sampai tiba-tiba teleponnya berbunyi, “Hoooaammm”, kini Goma terbangun, dan menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan secara perlahan.Dering telepon masih berbunyi, Goma melihat kelayar ponselnya ada nama istrinya disana,“Dimana kamu?”, tanya istrinya , “Kenapa semalam kamu tidak pulang” tambah Istrinya bertanya.“Oh.. Istriku, iya aku bermalam di hotel dekat kantor Dave di Austry”, ucap Goma mencari alasan.“Dengan siapa kamu?”, ucap Istrinya,“Sendirian pastinya mau dengan siapa?”, ucap Goma berbohong dengan tangan meraba-raba gadis yang sedang tertidur di dadanya.“kapan kamu akan pulang?”, tanya Istrinya dengan ketus.“N
“Wah dia sangat Sexy”, ucap Dave kepada Goma, saat melihat gadis yang bersandar di sandaran tempat tidurcuma dengan bertutupkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya,Bahkan menunjukkan belahan didadanya yang terang saja melihat mata laki-laki akan berbinar saat melihatnya.“Kalau kau mau coba saja, aku akan mandi dulu”, ucap Goma seolah gadis itu hanya mainan yang bisa dia pinjamkan kesiapapun sesuka hatinya.“Aku membawa orangku jadi kapan-kapan saja”, ucap Dave kepada Goma yang berjalan menuju kamar mandi, dengan menunjuk kepada dua orang yang ada dibelakangnya.“Kau dengar itu sayang?” tannya Goma kepada gadis itu,“Iya, aku dengar”, ucap gadis itu kepada Goma, dan kemudian dengan menatap Dave dia berkata lagi,“Hubungi aku kapanpun Tuan mau”, dengan sedikit menurunkan selimut yang menutupidadanya membuat bagian bulatan indah itu sedikit lebi terekspose.
Kini keluarga nenek Xion yang sudah selesai dengan tawar-menawar sudah bersiap untuk berangkat ke China,“Baik Nyonya, kita sekarang sepakat jadi saya akan segera menghubungi nyonya setelah saya menyiapkan penyewa untuk rumah ini” , ucap pegawai property yang kini di rumah itu untuk berunding dengan nenek Xion.“Tentu saja Nona, senang berbisnis dengan nona”, ucap bebek Xion.“Kalau begitu saya kembali ke kantor dulu Nyonya”, ucap sang pegawai property.“Silahkan Nona”, ucap nenek Xion, dan kini wanita itu pergi meninggalkan keluarga nenek Xion.Setelah wanita itu pergi kini mereka bersiap untuk berangkat, “Kita akan berangkat sekarang”, ucap nenek Xion.“Iya nek”, ucap Sea yang menyeret kopernya sambil menoleh ke arah rumah yang mereka tinggalkan.Kini mereka berempat pergi menuju kebandara untuk selanjutnya terbang ke China.Sementara itu oRadhis ju
Kini Radhis membaringkan tubuh istrinya, setelahnya dia berdiri melihat istri cantiknya berbaring pasrah menunggu serangan yang akan dilakukan olehnya,“Sayang ini masih siang”, ucap Rachel.“Tidak masalah sayang, kita akan menghabiskan wakti liburmu”, ucap Radhis yang segera menindih tubuh istrinya.Dan kini mereka bergumul di waktu itu juga tidak perduli itu mau masih siang atau ada Dere dan Tania dirumah.Di tempat lain nenek Xion sudah berada disalam pesawat menuju China,“Apa kau sudah menghubungi Huang?”, tanya nenek Xion kepada Marot.“Sudah Bu, nanti dia akan menjemput kita di bandara”.“Bagus”, ucap nenek Xion yang kemudian menyandarkan punggungnya menikmati sisah sekitar 45 menit perjalanan itu.Dan di Auckland sendiri kini sebuh pesawat pribadi mendarat dengan membawa penumpang delapan orang, disaat mereka keluar dari bandara, tiga orang di antaranya menarik
“Sudah-sudah, cukup bercandanya” ucap Ester yang membenahi posisi duduknya.“Siapa yang bercanda.. aku serius bertanya...”, ucap Rachel.“Sudahlah..”, ucap Ester.“Berarti memang benar kau menyukai Direkturmu?”, ucap Rachel memastikan.Dengan berat hati akhirnya Ester menjawab dengan benar, “Iya.. bisa dibilang aku jatuh hati kepadanya semenjak pertama ketemudia di kantor”, ucap Ester.“Ohh.. sukurlah”, ucap Rachel seolah lega.“Kenapa?, apa itu ada hubungan denganmu?”, tanyas Ester yang bingung dengan sikap Rachel.“Tidak kok.. aku hanya takut jika kamu menyukai suamiku”, Rachel tertawa renyah. Sedangkan Radhis tiba-tiba saja terbatuk.“Tapi jika memang kamu menyukai direkturmu aku jadi sedikit lega”, ucap Rachel dengan tersenyum polos percaya dengan semua yang di bicarakan dengan Ester.“Aku akan pula
“Iya.. yauda makan lagi makananmu, nanti keburu dingin”, ucap Radhis dengan penuh perhatian ke istrinya.“He hem”, ucap Rachel yang semakin manja kesuaminya.Kini mereka melanjutkan makan sampai selesai dan habis, tinggal eskrim yang masih tersisah di gelas Rachel saja.“Sayang aku ketoilet dulu ya?”, ucap Radhis yang merasa ingin kencing.“Iya.. jangan lama-lama”, ucap Rachel dengan menikmati eskrim pencuci mulutnya.Setelah Radhis tidak lagi disana, tiba-tiba ada suara, “Bukankah ini Rachel Wish”,Seketika Rachel menatap kemana arah suara itu berasal.“Maaf...”, ucap Rachel yang sepertinya tidak mengenal siapa dia.“Aku Sasha.. ingat??, teman SMA mu”, ucap Wanita itu yang ternyata bernama Sasha.“Oh.. Sasha, apa kabar?”, tanya Rachel dengan polos.“Baik.. Kenalkan ini suamiku Jack.. ingat?, dia juga teman SMA ki
“Kalian sudah dengar kan?”, ucap Rachel kepada Jack dan Sasha.“Baiklah jika kalian ingin pulang, biar kami antarkan”, ucap Sasha.“Antar?”, tanya Rachel dengan tampang nya yang begitu polos.“Iya.. kami antar.. aku takut kalian tidak menemukan Taksi untuk pulang”, ucap Sasha kepada Rachel.“Maaf.. tapi kami membawa mobil sendiri”, ucap Rachel.“Dimana?, yang benar saja, sedari tadi kami tidak melihat mobil parkir di dekat sini selain mobil A8 di depan restoran”, ucap Sasha.“Tidak mungkin mereka membawa mobil semewah itu sayang, pasti ada di tempat lain”, ucap Jack yang belum tau kenyataanya namun sudah berani merendahkan Radhis.“Terserah kalian”,ucap Rachel yang kemudian berpamitan lagi.“Aku pulang dulu”, ucap Rachel yang kemudian menarik tangan suaminya untuk keluar dari kantor itu,Dengan berjalan kaki Rachel
“Sudah pergi sana!, dasar orang miskin!”, teriak Jack yang sudah tersulut emosi, sementara Radhis kini sudah masuk kedalam mobil dan bersiap untuk pulang.“Ada apa Suamiku?”, tanay Rachel.“Tidak apa-apa”, ucap Radhis.“Iya sudah kalau begitu mari kita pulang”, ucap Radhis.“Iya..”Dan kini Radhis memacu mobilnya, masih sempat dijalan Radhis dan Rachel berbincang tentang temannya tadi.“Memangnya siapa mereka?, kenapa mereka seolah punya dendam kepadamu”, tanya Radhis.“Mereka adalah teman sekolahku”,“Dulu itu Jack pernah mendekati aku, tapi aku menolaknya karena aku memang ingin fokus sekolah”,“Ohh seperti itu”, ucapRAdhis menangapi datar penjelasan Istrinya.“Iya.. dan sepertinya mereka berhubungan setelah kami lulus dan kini mereka menikah”, ucap Rachel lagi.“Sepertinya?, jadi