Kini setelah Radhis puas melihat mereka dia segera berjalan menujuh rumah,
sebelumnya dia sedikit takut jika intuisinya salah, dan yang ada disana bukanlah orang yang seperti di fikirannya.Dia memastikan bahwa meraka memang orang yang ingin melakukan sesuatu kepada Ester.
Setelah membuktikan intuisinya tidak salah kini dia segera kembali ke mobilnya dan memacunya untuk segerah pulang karena dia tidak ingin membuatnya kawatir.
Sementara itu lewat dari tengah malam juga di Moland,
goma sedang bersama dengan dua gadis duduk di suatu bar, sampai akhirnya seseorang meneleponnya,“Tuan, maaf, orang-orang yang mengikuti nona Ester kini di tangkap oleh orang yang tidak di kenal”, ucap informan Goma kepadanya.
“Apa katamu??!!!”, ucap Goma Esfor kepada orang yang sedang berada ditelepon itu.
“Bagaimana mungkin?!”, ucap Goma,
“Saya curiga ini ada hubungannya dengan Ed Ackerley tuan”, uc
“Jadi tadi sewaktu aku mnegantarkan Ester, aku merasa ada yang mengikuti kami”, ucap Radhis yang belum selesai tapi sudah di potong oleh Rachel karena penasaran,“Terus?!, memang nya siapa yang mengikuti kalian?”, tegas Rachel.“Makanya aku akan menjelaskan dulu”,ucap Radhis yang melihat istrinya tampak begitu panik.“Jadi begini,”, Radhis yang mulai menjelaskan semua kronologi yang terjadi,“Tadi saat aku mengantar Ester, ada satu mobil yang selalu mengikuti kami”,“Dan itulah mengapa aku menitipkan Ester di tuan Ed”,“setelah aku coba berbicara dengan Ester ternyata memang benar, beberapa hari ini dia merasa sedang ada yang mengawasinya”,“Setelah itu apa yang kamu lakukan?”, tanya Rachel sedikit kawatir, “Kamu jangan menghadapi orang-orang yang berbahaya sendirian”, ucap Rachel dengan tampak begitu kawatir akan keselamatan Suaminya
“Apa semuanya sudah siap?”, ucap nenek Xion kepada Nori.“Tinggal beberapa barang yang belum aku masukkan Bu”, ucap Nori yang masih menyiapkan sarapan untuk keluarga itu, karena sesibuk apapun mereka tetaplah butuh makan dan sarapan pagi.“Jika memang begitu siapkan semuanya, nanti aku akan keluar terlebih dahullu dengan suamimu untuk melakukan sesuatu, termasuk memesaan tiket untuk keberangkatan kita”, jelas nenek Xion yang kemudian duduk di ruang tamu untuk menunggu Marot keluar dari kamarnya.“Iya Bu, biar aku panggilan Suamiku dulu”, ucap Nori yang seoalh paham keinginan mertuanya.“Suamiku kamu dusah di tunggu oleh Ibu di luar”, kata Nori yang sudah berada dalam kamar dan melihat suaminya sedang memakai bajunya.“Iya aku akan segera keluar”, ucap Marot dengan mengancingkan kemejanya satu-persatu.Setelah mendengarnya Nori segera keluar untuk memberitahu nenek Xion k
“Jadi bagaimana Nyonya mau type rumah seperti apa?”, ucap Wanita itu dengan semangat setelah melihat tampilan dari nenek Xion dan juga Marot yang begitu tampak mewah.“Ohh tidak-tidak, justru saya kesini berencana mau menyewakan rumah”, ucap nenek Xion.“Oh.. jadi seperti itu, kalau boleh tau alasan nyonya menyewakan Rumah kenapa?”, ucap Wanita itu karena merasa untuk orang dengan tampilan semewah mereka tak mungkin jika kekurangan uang, pikirnya.“Saya berencana mau pergi keluar negeri untuk cukup lama, jadi property saya jika di sewakan itu akan sangat berguna, di sisi lain ada yang merawat juga akan mendapatkan benefit pastinya”, jelas nenek Xion.“Nyonya bertindak tepat jika datang kekami dan mempercayakan semuanya kepada kami”, “Kalau boleh tahu dimana letak property Nyonya?”, tambah Wanita pegawai property itu bertanya.“Rumah saya berada di Perumahan Glory&rd
“Maafkan saya Tuan”, ucap orang itu dengan bersujud kepada Rocky.“Jaga mereka”, ucap Rocky yang ekmudian meninggalkan mereka semua.Kini Radhis dan keluarganya sedang menikmati sarapan paginya di saat Ester sudah mulai bersiap menuju kantor, Begitu Ester keluar dari ruangan hotel, sudah ada beberapa orang di depan pintu kamar tempa Ester menginap.“Selamat pagi Nona” ucap Ed yang sudah menunggunya di depan pintu bersama beberapa orang tadi.“Iya Ed, kenapa kamu menungguku disini”, tanya Ester dengan tangan masih memegang gagang pintu.“Sesuai dari instruksi Tuan Muda, saya akan mengawal Nona untuk sementara, sampai Tuan Muda memberikan intruksi selanjutnya”, ucap Ed dengan sedikit membungkukan badannya.“Oh baiklah kalau memang begitu”, ucap Ester yang kemudian dia berjalan dengan di ikuti oleh beberapa orang itu sampai Ester sampai di Geneve.Sementa
“Jangan dipotong dahulu, aku belum selesai berbicara”, ucap Tania dengan melotot kepada anaknya satu-satunya itu.“Jadi waktu itu Radhis berdebat dengannya”, ucap Tania.“Berdebat masalah apa?”, tanya Rachel dengan tampang tidak berdosanya.“Apa lagi, anak teman ibu ingin mencoba merayuku agar aku mau mengenalkannya kepadamu, bahkan dia ingin menggantika posisi Radhis di rumah tanggamu”, ucap Tania lagi.“Kenapa ada orang seperti itu?”, tanya Rachel dengan muka bingung nya,“Bukan tentang ada atau tidaknya, tapi dia berani mengaku mengenal direktur Geneve dan menghasutku agar aku percaya itulah mungkin yang membuat Radhis marah, seoalh Radhis juga mengenal siap Direktur Geneve itu”, ucap Tania dengan wajahnya yang tampak begitu bingung dengan menantunya meskipun hal ini sudah berlalu.“Terus setelah itu apa yang terjadi?”, tanya Rachel kepada Tania.&l
Disaat yang bersamaan kini Goma sedang berada di suatu kamar Hotel.Dia di peluk satu orang wanita yang sangat muda dengan tanpa busana hanya bertutupkan selimut putih sebatas leher dan lutut keduanya.Sampai tiba-tiba teleponnya berbunyi, “Hoooaammm”, kini Goma terbangun, dan menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan secara perlahan.Dering telepon masih berbunyi, Goma melihat kelayar ponselnya ada nama istrinya disana,“Dimana kamu?”, tanya istrinya , “Kenapa semalam kamu tidak pulang” tambah Istrinya bertanya.“Oh.. Istriku, iya aku bermalam di hotel dekat kantor Dave di Austry”, ucap Goma mencari alasan.“Dengan siapa kamu?”, ucap Istrinya,“Sendirian pastinya mau dengan siapa?”, ucap Goma berbohong dengan tangan meraba-raba gadis yang sedang tertidur di dadanya.“kapan kamu akan pulang?”, tanya Istrinya dengan ketus.“N
“Wah dia sangat Sexy”, ucap Dave kepada Goma, saat melihat gadis yang bersandar di sandaran tempat tidurcuma dengan bertutupkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya,Bahkan menunjukkan belahan didadanya yang terang saja melihat mata laki-laki akan berbinar saat melihatnya.“Kalau kau mau coba saja, aku akan mandi dulu”, ucap Goma seolah gadis itu hanya mainan yang bisa dia pinjamkan kesiapapun sesuka hatinya.“Aku membawa orangku jadi kapan-kapan saja”, ucap Dave kepada Goma yang berjalan menuju kamar mandi, dengan menunjuk kepada dua orang yang ada dibelakangnya.“Kau dengar itu sayang?” tannya Goma kepada gadis itu,“Iya, aku dengar”, ucap gadis itu kepada Goma, dan kemudian dengan menatap Dave dia berkata lagi,“Hubungi aku kapanpun Tuan mau”, dengan sedikit menurunkan selimut yang menutupidadanya membuat bagian bulatan indah itu sedikit lebi terekspose.
Kini keluarga nenek Xion yang sudah selesai dengan tawar-menawar sudah bersiap untuk berangkat ke China,“Baik Nyonya, kita sekarang sepakat jadi saya akan segera menghubungi nyonya setelah saya menyiapkan penyewa untuk rumah ini” , ucap pegawai property yang kini di rumah itu untuk berunding dengan nenek Xion.“Tentu saja Nona, senang berbisnis dengan nona”, ucap bebek Xion.“Kalau begitu saya kembali ke kantor dulu Nyonya”, ucap sang pegawai property.“Silahkan Nona”, ucap nenek Xion, dan kini wanita itu pergi meninggalkan keluarga nenek Xion.Setelah wanita itu pergi kini mereka bersiap untuk berangkat, “Kita akan berangkat sekarang”, ucap nenek Xion.“Iya nek”, ucap Sea yang menyeret kopernya sambil menoleh ke arah rumah yang mereka tinggalkan.Kini mereka berempat pergi menuju kebandara untuk selanjutnya terbang ke China.Sementara itu oRadhis ju